Share

WBB 48

Baru saja hendak kujawab ketika adik tirinya datang dengan dua porsi besar roti bakar.

“Yeay, kita punya dua roti bakar istimewa. Satu cheese dan satunya chocolate. Laras, kamu suka yang mana?”

Mendongak, memandang padanya. Aku belum tahu namanya, bagaimana ia bisa tahu namaku? Bukankah kami belum berkenalan?

“Aku tahu namamu dari Mikey, ia sering bercerita tentangmu,” ujarnya sambil menyenggol bahu sang kakak.

“Awas, jangan keceplosan lagi! Aku stop uang jajanmu nanti!” ancam Mike pada adiknya. Si gadis pirang langsung membentuk isyarat siap mengunci mulut.

Mata wanita itu berpindah ke paper cup-ku yang sudah tak berbentuk setelah kuremas.

“Wah, kopimu sudah habis. Kamu harus pesan minuman lain agar bisa menelan semua roti ini tanpa tersedak. Do you want something?”

“Lemon tea, ada?”

Adiknya mengangguk dan kembali ke kedai dengan lincah. Kakinya sangat ringan dan ia terus saja berjalan dengan gerakan menari, membuat rambut ekor kudanya bergoyang-goyang. Keceriaan gadis itu mengingatk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status