Accueil / Romansa / Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya / Bab 8 - Perasaan Apakah Ini?

Share

Bab 8 - Perasaan Apakah Ini?

Auteur: SyaSyi
last update Dernière mise à jour: 2023-10-19 15:40:06

Bram dan Inara tampak terkejut.

Pria itu bahkan seketika marah. "Anda itu hanya bosnya, tak ada hak akan hidupnya! Saya akan menikahi Felisa, dan menyuruh dia berhenti dari perusahaan Anda. Saya akan memberikan dia fasilitas mewah. Membayar berkali-kali lipat gajinya di perusahaan Anda!" ucap Bram dengan sombongnya.

"Selama Anda belum meninggalkan kekasih Anda, Saya tak akan mengizinkan sekretaris saya bersama Anda! Felisa wanita baik-baik. Bukan wanita murahan yang hanya Anda jadikan tempat pelampiasan nafsu saja!"

Ucapan Rizky yang tepat sasaran membuat wajah Bram terlihat memerah. Dia juga tampak mengepalkan tangannya.

"Tak perlu marah seperti itu! Ada harga yang harus terbayar. Jangan menganggap wanita bisa dibayar dengan uang, yang rela menyerahkan tubuhnya semudah itu," sindir Rizky.

Rizky langsung menarik tangan Inara meninggalkan restoran itu.

"Brengsek!"

Bram tak terima. Dia berniat untuk bertindak nekat memaksa Inara menikah dengannya.

Di dalam mobil Inara tampak bertengkar dengan Rizky.

"Kamu kenapa sih jadi begini? Aku 'kan sudah jelaskan sama kamu. Kedekatan aku sama dia, hanya untuk menjerat dia saja. Agar aku bisa membalaskan dendamnya. Aku akan membuat dia menjadi miskin, kalau perlu," ucap Inara.

"Iya, aku tahu itu. Entahlah, aku juga tak paham. Mengapa aku menjadi panas, melihat kamu dengannya," sahut Rizky sambil fokus menyetir mobil.

Deg!

Inara terkejut. Jantungnya seakan terhenti seketika.

"Maksud kamu apa berkata seperti itu?"

Jika sudah demikian, Rizky tak memilih melanjutkan pembicaraan mereka. Selama perjalanan pulang, Rizky hanya diam. Padahal, Inara menunggu penjelasan darinya. Tapi, Rizky tak kunjung bicara sampai akhirnya mereka sampai di apartemen. Rizky memilih langsung pulang, hanya menurunkan Inara di lobby apartemennya.

Bram baru saja sampai di apartemen. Wajahnya terlihat kusut. Dia tampak kesal.

"Kamu kenapa?" Monika bertanya kepada kekasihnya.

"Aku baik-baik saja! Aku mandi dulu ya." Bram pergi begitu saja meninggalkan Monika. Dia langsung masuk ke kamarnya, untuk mandi.

Monika terlihat gelisah, dia takut rencana pernikahannya dengan Bram gagal.

"Kamu kenapa sih? Sikap kamu menjadi berubah sekarang kepadaku? Jangan bilang, karena wanita itu!"

"Aku sedang tak ingin membahasnya! Aku lelah, ingin tidur," Bram mencoba memberi pengertian.

Namun, Monika masih saja terus mengoceh. Hingga akhirnya Bram membentaknya.

Monika menangis. Membuat Bram merasa bersalah.

"Maaf. Aku sedang ada masalah di kantor. Tolong, beri aku waktu untuk menenangkan diri! Sebaiknya, kita tidur saja. Aku tak ingin bertengkar sama kamu," rayu Bram.

Bram mengajak Monika berbaring di ranjang. Namun, dia menolak. Saat Monika berniat mencium bibirnya.

"Maaf, aku lagi tak bisa. Aku harap kamu mengerti!"

Ucapan Rizky tadi terus terngiang-ngiang. Baru kali ini Bram menolak di ajak bercinta. Bahkan dicium saja dia tak mau.

Mau tak mau Monika harus menahan diri. Bram tampak sudah tertidur lebih dulu. Sedangkan Monika masih terjaga. Dia tak bisa tidur.

"Jangan sampai rencana aku gagal, gara-gara Bram tergoda dengan wanita itu. Aku harus menemui wanita itu, dan meminta dia untuk tidak menggoda Bram lagi," ucap Monika. Monika akan mencari tahu tentang Inara.

Di apartemen

Inara pun masih membuka mata. Dia tampak sedang melamun memikirkan ucapan demi ucapan yang sering terlontar dari bibir Rizky.

"Apa mungkin Rizky masih mencintai aku? Makanya, dia tak rela aku dekat dengan Laki-laki lain. Tapi, bagaimana dengan orang tuanya?"

Cinta terhalang restu!

Inara beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke kamarnya, dan duduk di meja rias. Dia pandangi wajahnya di depan cermin.

Wajah dan penampilannya saat ini benar-benar telah berubah. Orang tua Rizky pasti akan merestuinya, dan yang menjadi pertanyaan. Apakah orang tua Rizky akan tetap merestui hubungan mereka, saat mereka tahu kalau dia adalah Inara.

Semenjak Bram bertemu dengan Inara. Perasaan Bram kepada Monika menjadi goyah. Hatinya menjadi terbagi. Terlebih Inara atau Felisa, lebih unggul dari Monika. Tapi, Bram tak bisa melepaskan Monika. Monika memiliki kartu AS.

Ternyata, Rizky pun masih belum tidur. Dia tampak bingung.

"Apa sebaiknya, aku katakan saja ya perasaan aku kepada Inara?"

Rizky tampak menimbang-nimbang.

Di satu sisi, dia ingin Inara fokus dulu dalam rencana mereka. Namun, di sisi lain. Dia tak rela melihat Inara dekat dengan Laki-laki lain.

"Besok, aku harus bicara tentang perasaan aku kepadanya. Terserah, dia mau menerimanya atau tidak. Daripada aku harus memendamnya sendiri.

Bram terbangun dari tidur. Keringat bercucuran membasahi wajah. Dia terlihat sedang mencoba mengatur napasnya yang masih terengah-engah.

"Kamu kenapa?"

Monika terbangun dan bertanya kepada kekasihnya. Wajah Bram terlihat pucat, tak bersemangat.

"Aku bermimpi bertemu Inara. Dia terasa begitu dekat denganku. Apa Inara masih hidup ya?" ungkap Bram.

"Aku rasa tak mungkin. Mimpi itu hanya bunga tidur, bukan kenyataan yang sebenarnya. Kamu tak perlu takut. Aku yakin, Inara sudah mati. Tak akan kuat bertahan. Kamu lihat 'kan kondisi dia terakhir kalinya? Wajahnya sangat hancur, ditambah lagi jalanan di sana sangat sepi dan gelap. Tak akan ada yang melihatnya," ucap Monika mencoba menenangkan sang kekasih.

"Iya, benar juga apa yang kamu katakan. Ini hanya perasaan aku saja, dan hanyalah bunga tidur saja. Inara pasti sudah mati."

Mereka begitu percaya diri mengira Inara telah mati.

Entah, bagaimana ekspresi mereka nanti saat mengetahui kalau Felisa itu Inara....

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (9)
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Syahreza
jujur ajalah RIS dari pada km pendam, perkara jodoh itu di tangan othor
goodnovel comment avatar
Risty Hamzah
Bagusss mending begitu kalian anggap inara sudah mati gk taunya masih hidup hihi
goodnovel comment avatar
Risty Hamzah
Gpp riz Ungkapin aja dari pada mengganjal di hati
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 100 - Jebakan Monika

    "Mengapa kamu ada di kamar saya? Dasar pembantu tak tahu diri. Kamu sengaja ya mengambil kesempatan, di saat istri saya sedang tak ada?" Gio berkata sinis. "Saya ini korban Bapak. Bapak yang memaksa saya untuk melakukan. Bapak sudah melecehkan saya," sahut Monika terisak tangis. Dia berakting, seolah dia pihak yang dirugikan. "Bapak mabuk saat pulang ke rumah, dan bapak memaksa saya karena mengira saya adalah Bu Sita," jelas Monika membuat Gio merasa tersudut. "Baiklah, saya akan bayar uang tutup mulut untuk kamu. Anggap saja, semalam saya habis menyewa kamu. Jangan pernah katakan pada siapapun, apa yang terjadi pada kita! Anggap semua gak pernah terjadi diantara kita," ucap Gio sombong. Dia mengusir Monika dari kamarnya. Gio mengerutuki kebodohannya. Bisa-bisanya dia melakukan dengan seorang pembantu. "Kalau saya nanti hamil gimana Pak? Semalam, Bapak melakukannya tidak hanya satu kali. Bapak juga membuangnya di dalam," Monika berkata. "Tak perlu khawatir! Istri saya dan selin

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 99 - Bertengkar

    "Jawab Mas! Aku ingin dengar kejujuran kamu," Sita memaksa suaminya menjawab. Gio terlihat hanya diam. Namun, merasa gusar. Namanya bangkai yang ditutupi, pada akhirnya akan terbongkar. Sita terlihat kecewa di benar-benar syok, tak percaya suaminya akan selingkuh darinya. Sita menangis. Dia sudah tak sanggup menahan air matanya lagi. Wanita mana yang tak merasa sakit, saat mengetahui suami tercintanya ternyata bermain api di belakangnya. "Kalau Mas tak menjawab, berarti benar. Mas selingkuh. Aku ingin kita cerai," ucap Sita tegas. Meskipun selama ini suaminya selalu memberikan kemewahan. Dia tetap manusia biasa yang memiliki hati dan perasaan. Dia merasa tak terima. Melihat sang istri memasukkan barang-barangnya, Gio terlihat panik. Dia langsung beranjak turun menghampiri istrinya. Kemudian memeluknya dari belakang. "Aku mohon, maafkan aku! Aku khilaf. Aku janji tak akan mengulanginya lagi. Aku cinta sama kamu," Gio memohon agar Sita mau memaafkan dirinya. Sita membalikkan tubu

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 98 - Merayu

    Gio sudah terbangun, dan tak melihat sang istri di kamarnya. "Kemana dia?" Gio berkata. Dia memilih untuk mandi dahulu, sebelum mencari keberadaan sang istri. Kemarin-kemarin, dia kurang tidur. Hingga baru sekarang dia merasa lemas. Dia kerap berolahraga ranjang, selama bersama Liana kemarin. Kini dia sudah merasa lebih segar. Gio langsung keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang istri. Namun, di luar pun sang istri tak ada. "Kemana Ibu?" Tanya Gio kepada Monika. Dia masih saja bersikap dingin kepada Monika. "Ibu pergi lagi, Pak. Tak lama Bapak pulang," jawab Monika. Tanpa berbasa-basi lagi, Gio langsung kembali ke kamar lagi. "Sepertinya, Sita sangat marah. Tak biasanya dia seperti itu."Gio mencoba menghubungi sang istri melalui ponsel pintarnya. Namun, berkali-kali dia menghubungi sang istri. Sang istri tak mengangkatnya. "Si*al! Berani-beraninya dia mengabaikan telepon dariku," umpat Gio. Wajah Gio terlihat sangat kesal. Selama ini, sang istri tak pernah berani bersik

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 97 - Suami Siaga

    Setelah di rawat selama tiga hari, hari ini Inara dan kedua anaknya sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Kondisi Inara sudah membaik, hanya tinggal pemulihan saja. Rizky sudah mengurus administrasi kepulangan sang istri. "Sekarang, kita sudah boleh pulang," ujar Rizky kepada sang istri. Inara tampak sumringah. Akhirnya, dia bisa merasakan tidur nyenyak di rumah. Meskipun dia di rawat di ruang eksekutif, tetap saja lebih nyaman tidur di kasur empuk di rumah. "Apa semua sudah dibawa? Tak ada yang ketinggalan lagi?" Tanya Rizky kepada baby sister kedua anaknya. "Sudah, Pak," jawab salah seorang baby sister. Rizky sudah menyiapkan kursi roda, untuk sang istri turun nanti ke lobby. Dia khawatir sang istri belum kuat berjalan. "Sudah mas, aku jalan saja! Aku kuat kok, Mas. Mas gak usah khawatir," ucap Inara menyakinkan. "Gak apa-apa. Kamu duduk di sini aja, biar mas dorong," Rizky berkata. Rizky mempekerjakan dua orang baby sister untuk membantu sang istri, mengurus kedua anaknya. Di

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 96 - Kelahiran Buah Hati

    Suasana tampak tegang, Inara dan Rizky kini sudah berada di ruang operasi. Sejak tadi Rizky menggenggam tangan istrinya erat, menguatkannya. "Jangan tegang ya! Ada mas di samping kamu," bisik Rizky dan Inara tampak menganggukkan kepalanya lemah. Operasi mulai berjalan. Rizky dapat melihat perjuangan sang istri, untuk melahirkan kedua buah hatinya. Sejak tadi dia tak melepas genggamannya, dan membisikkan kata-kata cinta untuk menguatkan istrinya. Suara penuh haru, saat satu persatu anak mereka terlahir ke dunia. Suara tangis kedua anak mereka terdengar. Rizky sampai meneteskan air matanya. Mereka kini sudah menjadi orang tua. "Selamat ya Sayang, kamu sudah menjadi seorang ibu. Alhamdulillah anak kita terlahir dengan selamat, sehat, dan tanpa kurang satupun. I love you," Rizky membisikkannya di telinga istrinya. Dokter meletakkan bayi mereka secara bergantian, di dada Inara untuk dilakukan inisiasi dini. Setelah selesai, kedua bayi mungil itu diambil kembali untuk dibersihkan. Sete

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 95 - Selingkuh

    "Mas—" Ucapannya terhenti. Inara mengurungkan niatnya untuk bicara. "Kenapa? Kok berhenti ngomongnya?" Rizky bertanya lembut kepada sang istri. Bukannya menjawab, Inara justru menatapnya lekat. Rizky menautkan alisnya, seolah bertanya gerangan apa yang ingin istrinya katakan. "Kalau umur aku gak panjang gimana? Apa kamu akan menikah kembali dengan wanita lain? Mencari ibu sambung untuk kedua anak kita," akhirnya Inara mengungkapnya. Mendengar penuturan sang istri, Rizky merasa tak suka. "Aku gak suka kamu bicara seperti itu. Sampai kapanpun hanya kamu istri aku dan ibu Anak-anak kita. Kamu harus ingat perjuangan cinta kita sampai ke titik sekarang ini. Kita sama-sama berat melewatinya. Udah ya, jangan bicara seperti itu! Kita berdoa, semoga operasi sesar kamu besok berjalan lancar. Kamu dan kedua anak kita selamat dan sehat. Kita bisa berkumpul bersama," ucap Rizky panjang lebar. Inara terdiam. Perasaannya menjelang persalinan, semakin deg-degan. Dia khawatir, nyawanya tak tertol

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 94 - Menyambut Kelahiran Kedua Buah Hati

    "Sayang, sepertinya aku besok harus berangkat ke Yogyakarta untuk beberapa hari. Ada pekerjaan yang gak bisa aku tinggalkan," ucap Gio yang kini masih memeluk istrinya. Sita memiliki wajah yang cantik. Dia juga memiliki body dan juga kulitnya yang putih mulus. Tentu saja Gio tak sembarangan memilih seorang istri. "Jadi, aku di tinggal lagi?" Sita terlihat kesal, memanyunkan bibirnya. Lagi-lagi dia harus di tinggal kembali. Padahal, baru hari ini suaminya pulang, dan besok harus pergi lagi meninggalkan dia. "Sabar ya, Sayang! Seperti biasa, aku tak akan lama ke sananya. Setelah urusan selesai, aku akan segera pulang. Aku pun tak akan kuat berpisah dengan kamu," rayu Gio. "Sebagai permintaan maaf aku. Aku akan memberikan kamu uang 100 juta. Kamu bisa gunakan uang itu, untuk shopping atau apapun. Bebas terserah yang kamu mau," ucap Gio lagi. Tentu saja mata Sita langsung berbinar-binar mendengarnya. Dia merasa senang, karena suaminya akan memberikan dia uang, untuk membeli yang dia

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 93 - Iri

    "Kapan gue bisa hidup enak lagi sih? Cape gue hidup susah terus," gerutu Monika. Setelah diusir dari rumah Arsyila, kini Monika bekerja menjadi ART di tempat lain. "Monika," teriak sang majikan. "Bisa gak sih, gak usah teriak-teriak. Mentang-mentang orang kaya, sombong banget," umpat Monika dalam hati. Dia tak ingat dirinya dulu. Begitu sombongnya dia. Bahkan dia dulu begitu menghina Inara, dengan sebutan "orang kampung." "Ya Nyonya, sebentar," sahut Monika. Dia pun langsung lari menghampiri majikannya. Jika dia tak segera mendatangi majikannya itu, pastinya Sita akan mengomel padanya. Kini Monika sudah berdiri di hadapan sang majikan. Sita menatapnya tajam. "Ada apa ya Nyonya, memanggil saya?" tanya Monika dengan wajah menunduk. "Kamu tanya ada apa? Ini baju saya kenapa bisa begini? Kamu itu bisa kerja gak sih? Kalau memang gak bisa. Lebih baik kamu saya pecat. Saya butuh pembantu yang berpengalaman," ucap Sita sombong.Monika dibuat tak berdaya. Mungkin, ini balasan untuknya.

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 92 - Baby Boy dan Baby Girl

    Baik Rizky maupun Inara sudah terlihat bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit. Rizky memilih menunggu sang istri, di depan ruang TV. Setelah selesai memakai hijabnya, Inara berjalan keluar menghampiri suaminya. "Ayo Mas, kita berangkat sekarang!" Inara mengajak sang suami. Dia langsung keluar bersama. Rizky meminta sang supir mengantarkan mereka ke rumah sakit. Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit. Kali ini Rizky memilih menggunakan supir pribadi. "Semoga, kedua anak kita dalam keadaan sehat. Aku khawatir sekali," Rizky membuka pembicaraan. "Aamiin. Aku juga berharap demikian, Mas," sahut Inara.Mobil yang membawa mereka sudah sampai di rumah sakit. Rizky dan Inara turun di lobby rumah sakit, dan mereka langsung masuk ke dalam menuju tempat administrasi pendaftaran. "Kamu duduk aja di sana! Biar aku yang urus pendaftaran," ucap Rizky dan Inara mengiyakan. Inara langsung mencari tempat duduk, menunggu suaminya selesai mendaftar. Seperti biasanya, Rizky yang a

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status