Home / Romansa / Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya / Bab 7 - Kecemburuan Rizky

Share

Bab 7 - Kecemburuan Rizky

Author: SyaSyi
last update Last Updated: 2023-10-19 14:10:27

Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.

Itulah yang terjadi pada Mami Diana dan Bram.

Cinta dapat membutakan mata ibu dan anak itu, seperti saat ini.

"Felisa?" kejut Bram menyadari wanita yang menarik hatinya sedang berada di ojek online. Dia langsung melajukan mobilnya kencang dan berhenti di depan motor Felisa.

CITTT!

Supir ojek pun akhirnya langsung mengerem secara mendadak.

"Mobil siapa sih? Bikin orang celaka saja!" gerutu Inara.

Namun, perempuan itu seketika terkejut saat melihat Bram turun dari mobil menghampiri dia.

Pria itu tampak arogan dan penuh kepercayaan diri.

Inara menghela napas. Bram memang memiliki wajah tampan, tapi masih kalah jika dibandingkan Rizky. Kekayaan Rizky pun lebih melimpah, tetapi dia rendah hati.

Inara menggelengkan kepalanya karena pikirannya terus saja ke Rizky.

"Hai, akhirnya kita bertemu lagi," ucap Bram yang terlihat tersenyum.

"Sayangnya, aku tak suka dengan pertemuan kita ini. Kamu hampir saja membuat aku kecelakaan," sahut Inara ketus.

Bram tersenyum dan terkekeh melihat ekspresi wajah Inara yang begitu menggemaskan.

Dia sempat merasa, seperti mengenal sosok wanita di hadapannya. Namun akhirnya, dia memilih mengabaikannya. Dia mengira, kalau itu hanya perasaannya saja.

"Ya sudah, aku mau kerja. Nanti aku kesiangan," ucap Inara.

"Ayo, aku antar! Kamu pindah ke mobil aku ya. Aku tak tega melihat kamu kepanasan seperti ini."

Rasanya begitu muak mendengarnya! Dasar buaya darat! Giliran dengan orang yang dia suka, Bram terlihat begitu manis. Perlakuannya dulu sangat berbeda kepada Inara.

"Lepas, jangan pegang-pegang aku!"

"Ok—ok, aku minta maaf. Tapi, kamu mau ya pergi bersama aku?" Rayu Bram.

Ini kesempatan untuk Inara menjerat Bram!

Inara tersenyum licik. Kini Bram sudah dalam jeratannya.

Mereka sudah dalam perjalanan menuju perusahaan Rizky, tempat Inara bekerja.

"Sejak awal aku bertemu kamu. Aku sudah jatuh cinta padamu," ungkap Bram.

Inara langsung tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Bram.

"Loh, kamu kenapa tertawa? Aku serius mengatakannya," Bram mencoba meyakinkan Inara.

"Kita ini baru bertemu kedua kalinya. Bisa-bisanya kamu mengatakan cinta. Mau kamu kemanakan kekasihmu itu? Dia pasti akan sangat marah, jika mengetahui kekasihnya sedang merayu wanita lain," sahut Inara.

"Aku akan menikahi dia, hanya untuk menuruti keinginan dia saja. Setelah aku menikahinya, aku akan menikahi kamu. Aku akan memberikan fasilitas mewah kepada kamu, asalkan kamu mau menikah denganku. Gimana? Suatu tawaran yang menarik bukan?"

Bram mengerlingkan matanya, menggoda Inara.

Hal ini, sama seperti yang Bram lakukan kepadanya dulu. Dia menikahi Inara, hanya untuk menuruti keinginan sang papi. Kini berbalik, Bram akan melakukan itu kepada Monika. Kemudian menikahi Inara.

Inara tersenyum licik. Dia akan merusak hubungan Bram, dan menguras harta Bram. Disaat semua sudah tercapai, dia akan membuang Bram ke jalan menjadi gembel. Membalas rasa sakitnya.

"Ya, cukup menarik. Tapi, aku gak mau menikah sama kamu. Jika kamu masih berstatus dengannya. Kamu selesaikan saja dulu dengannya! Ya sudah, aku turun dulu ya! Sudah sampai di kantorku."

Bram langsung menarik tangan Inara. Membuat netra mereka bertemu. Inara tak ingin terikat dalam sebuah pernikahan dengan Bram. Tujuan dia hanya ingin menghancurkan Bram saja.

"Mengapa, setiap menatap kamu lekat. Aku selalu merasa sudah mengenal dekat dengan kamu ya?" ucap Bram pelan. Namun, masih bisa terdengar Inara.

"Siapa yang kamu maksud?"

Wajah Bram langsung berubah panik. Jantungnya pun langsung berpacu cepat.

"Ah, tidak! Tak usah dibicarakan lagi. Ini tak penting. Ya sudah, kalau kamu mau turun. Apa nanti selepas pulang kerja, aku bisa menjemput kamu? Aku ingin mengajak kamu makan malam berdua," Bram berkata.

"Aku minta nomor telepon kamu! Agar kita memudahkan berkomunikasi," pinta Bram.

Inara akhirnya bertukar nomor telepon dengan Bram. Hal ini dia lakukan demi memudahkan dia merayu Bram.

Setelah menurunkan Inara. Bram langsung melajukan mobilnya menuju perusahaannya.

"Bram sudah masuk perangkapku. Kamu tahu tidak, dia mengajak aku menikah, dan akan menfasilitasi aku dengan kemewahan?" tulis Inara di pesan chatnya kepada Rizky.

"Ke ruangan aku sekarang!" perintah Rizky tiba-tiba.

Inara tampak mengerutkan keningnya. Dia bingung, mengapa Rizky terkesan dingin?

Bahkan sejak datang, wajah Rizky membuat Inara merasa tegang.

Mungkinkah Rizky takut, kalau Inara akhirnya tergoda kembali dengan Bram, dan meninggalkan dia?

"Lantas, tadi kamu jawab apa kepadanya? Jangan sampai kamu tergoda dengan rayuannya, dan akhirnya kamu melupakan rencana awal kamu untuk membalaskan dendam kamu!"

Baru saja Inara masuk, Rizky langsung berbicara demikian.

Inara sontak mengerutkan kening, sedikit bingung. "Tentu saja, aku tak lupa. Kamu tak usah mengkhawatirkan aku! Aku tak mungkin kembali kepadanya, sekalipun dia menangis darah."

"Syukurlah, aku kira kamu akan kembali kepadanya," ucap Rizky yang terlihat tersenyum.

Inara merasa kikuk, karena Rizky menatapnya, dan memperlakukan dia begitu manis. Wajahnya tersipu malu.

"Maaf!"

Rizky menahan senyum. Namun, dia sebenarnya malu karena spontan melakukan itu kepada Inara.

Padahal, keduanya belum memiliki status lagi.

"Nanti, pulang kerja. Bram ingin menjemput aku, dan mengajakku makan malam. Boleh 'kan?"

Pertanyaan Inara memecah keheningan di antara keduanya.

"Apakah harus?" tanya Rizky serius.

Inara menganggukkan kepalanya membuat Rizky menghela napas panjang. Rasanya, dia tak rela melihat Inara bersama laki-laki lain meskipun untuk tujuan balas dendam.

"Baiklah. Tolong jaga dirimu," pesannya.

Hanya saja, tanpa Inara tahu, Rizky tak diam begitu saja.

Diam-diam dia mengikuti Inara pergi. Dia tak rela Bram menyentuh Inara.

Rizky sengaja memakai kaca mata hitam, dan mengambil tempat duduk yang menghadap Inara.

Semua berjalan lancar sampai Bram tiba-tiba hendak meraih tangan Inara.

Dia gegas beranjak bangkit dari tempat duduk dan langsung menghempaskan tangan Bram.

"Jangan sentuh dia!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
dari tatapan mata harusnya tau yaa kalau itu inara
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Syahreza
wah emang dasarnya itu si Bram mata keranjang,liat cewek cantik langsung meleng
goodnovel comment avatar
Risty Hamzah
Tenang ky gak usah cemburu gk bakal mungkin inara tergoda lagi sama s bram
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 100 - Jebakan Monika

    "Mengapa kamu ada di kamar saya? Dasar pembantu tak tahu diri. Kamu sengaja ya mengambil kesempatan, di saat istri saya sedang tak ada?" Gio berkata sinis. "Saya ini korban Bapak. Bapak yang memaksa saya untuk melakukan. Bapak sudah melecehkan saya," sahut Monika terisak tangis. Dia berakting, seolah dia pihak yang dirugikan. "Bapak mabuk saat pulang ke rumah, dan bapak memaksa saya karena mengira saya adalah Bu Sita," jelas Monika membuat Gio merasa tersudut. "Baiklah, saya akan bayar uang tutup mulut untuk kamu. Anggap saja, semalam saya habis menyewa kamu. Jangan pernah katakan pada siapapun, apa yang terjadi pada kita! Anggap semua gak pernah terjadi diantara kita," ucap Gio sombong. Dia mengusir Monika dari kamarnya. Gio mengerutuki kebodohannya. Bisa-bisanya dia melakukan dengan seorang pembantu. "Kalau saya nanti hamil gimana Pak? Semalam, Bapak melakukannya tidak hanya satu kali. Bapak juga membuangnya di dalam," Monika berkata. "Tak perlu khawatir! Istri saya dan selin

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 99 - Bertengkar

    "Jawab Mas! Aku ingin dengar kejujuran kamu," Sita memaksa suaminya menjawab. Gio terlihat hanya diam. Namun, merasa gusar. Namanya bangkai yang ditutupi, pada akhirnya akan terbongkar. Sita terlihat kecewa di benar-benar syok, tak percaya suaminya akan selingkuh darinya. Sita menangis. Dia sudah tak sanggup menahan air matanya lagi. Wanita mana yang tak merasa sakit, saat mengetahui suami tercintanya ternyata bermain api di belakangnya. "Kalau Mas tak menjawab, berarti benar. Mas selingkuh. Aku ingin kita cerai," ucap Sita tegas. Meskipun selama ini suaminya selalu memberikan kemewahan. Dia tetap manusia biasa yang memiliki hati dan perasaan. Dia merasa tak terima. Melihat sang istri memasukkan barang-barangnya, Gio terlihat panik. Dia langsung beranjak turun menghampiri istrinya. Kemudian memeluknya dari belakang. "Aku mohon, maafkan aku! Aku khilaf. Aku janji tak akan mengulanginya lagi. Aku cinta sama kamu," Gio memohon agar Sita mau memaafkan dirinya. Sita membalikkan tubu

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 98 - Merayu

    Gio sudah terbangun, dan tak melihat sang istri di kamarnya. "Kemana dia?" Gio berkata. Dia memilih untuk mandi dahulu, sebelum mencari keberadaan sang istri. Kemarin-kemarin, dia kurang tidur. Hingga baru sekarang dia merasa lemas. Dia kerap berolahraga ranjang, selama bersama Liana kemarin. Kini dia sudah merasa lebih segar. Gio langsung keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang istri. Namun, di luar pun sang istri tak ada. "Kemana Ibu?" Tanya Gio kepada Monika. Dia masih saja bersikap dingin kepada Monika. "Ibu pergi lagi, Pak. Tak lama Bapak pulang," jawab Monika. Tanpa berbasa-basi lagi, Gio langsung kembali ke kamar lagi. "Sepertinya, Sita sangat marah. Tak biasanya dia seperti itu."Gio mencoba menghubungi sang istri melalui ponsel pintarnya. Namun, berkali-kali dia menghubungi sang istri. Sang istri tak mengangkatnya. "Si*al! Berani-beraninya dia mengabaikan telepon dariku," umpat Gio. Wajah Gio terlihat sangat kesal. Selama ini, sang istri tak pernah berani bersik

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 97 - Suami Siaga

    Setelah di rawat selama tiga hari, hari ini Inara dan kedua anaknya sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Kondisi Inara sudah membaik, hanya tinggal pemulihan saja. Rizky sudah mengurus administrasi kepulangan sang istri. "Sekarang, kita sudah boleh pulang," ujar Rizky kepada sang istri. Inara tampak sumringah. Akhirnya, dia bisa merasakan tidur nyenyak di rumah. Meskipun dia di rawat di ruang eksekutif, tetap saja lebih nyaman tidur di kasur empuk di rumah. "Apa semua sudah dibawa? Tak ada yang ketinggalan lagi?" Tanya Rizky kepada baby sister kedua anaknya. "Sudah, Pak," jawab salah seorang baby sister. Rizky sudah menyiapkan kursi roda, untuk sang istri turun nanti ke lobby. Dia khawatir sang istri belum kuat berjalan. "Sudah mas, aku jalan saja! Aku kuat kok, Mas. Mas gak usah khawatir," ucap Inara menyakinkan. "Gak apa-apa. Kamu duduk di sini aja, biar mas dorong," Rizky berkata. Rizky mempekerjakan dua orang baby sister untuk membantu sang istri, mengurus kedua anaknya. Di

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 96 - Kelahiran Buah Hati

    Suasana tampak tegang, Inara dan Rizky kini sudah berada di ruang operasi. Sejak tadi Rizky menggenggam tangan istrinya erat, menguatkannya. "Jangan tegang ya! Ada mas di samping kamu," bisik Rizky dan Inara tampak menganggukkan kepalanya lemah. Operasi mulai berjalan. Rizky dapat melihat perjuangan sang istri, untuk melahirkan kedua buah hatinya. Sejak tadi dia tak melepas genggamannya, dan membisikkan kata-kata cinta untuk menguatkan istrinya. Suara penuh haru, saat satu persatu anak mereka terlahir ke dunia. Suara tangis kedua anak mereka terdengar. Rizky sampai meneteskan air matanya. Mereka kini sudah menjadi orang tua. "Selamat ya Sayang, kamu sudah menjadi seorang ibu. Alhamdulillah anak kita terlahir dengan selamat, sehat, dan tanpa kurang satupun. I love you," Rizky membisikkannya di telinga istrinya. Dokter meletakkan bayi mereka secara bergantian, di dada Inara untuk dilakukan inisiasi dini. Setelah selesai, kedua bayi mungil itu diambil kembali untuk dibersihkan. Sete

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 95 - Selingkuh

    "Mas—" Ucapannya terhenti. Inara mengurungkan niatnya untuk bicara. "Kenapa? Kok berhenti ngomongnya?" Rizky bertanya lembut kepada sang istri. Bukannya menjawab, Inara justru menatapnya lekat. Rizky menautkan alisnya, seolah bertanya gerangan apa yang ingin istrinya katakan. "Kalau umur aku gak panjang gimana? Apa kamu akan menikah kembali dengan wanita lain? Mencari ibu sambung untuk kedua anak kita," akhirnya Inara mengungkapnya. Mendengar penuturan sang istri, Rizky merasa tak suka. "Aku gak suka kamu bicara seperti itu. Sampai kapanpun hanya kamu istri aku dan ibu Anak-anak kita. Kamu harus ingat perjuangan cinta kita sampai ke titik sekarang ini. Kita sama-sama berat melewatinya. Udah ya, jangan bicara seperti itu! Kita berdoa, semoga operasi sesar kamu besok berjalan lancar. Kamu dan kedua anak kita selamat dan sehat. Kita bisa berkumpul bersama," ucap Rizky panjang lebar. Inara terdiam. Perasaannya menjelang persalinan, semakin deg-degan. Dia khawatir, nyawanya tak tertol

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status