Share

Bab 7 - Kecemburuan Rizky

Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.

Itulah yang terjadi pada Mami Diana dan Bram.

Cinta dapat membutakan mata ibu dan anak itu, seperti saat ini.

"Felisa?" kejut Bram menyadari wanita yang menarik hatinya sedang berada di ojek online. Dia langsung melajukan mobilnya kencang dan berhenti di depan motor Felisa.

CITTT!

Supir ojek pun akhirnya langsung mengerem secara mendadak.

"Mobil siapa sih? Bikin orang celaka saja!" gerutu Inara.

Namun, perempuan itu seketika terkejut saat melihat Bram turun dari mobil menghampiri dia.

Pria itu tampak arogan dan penuh kepercayaan diri.

Inara menghela napas. Bram memang memiliki wajah tampan, tapi masih kalah jika dibandingkan Rizky. Kekayaan Rizky pun lebih melimpah, tetapi dia rendah hati.

Inara menggelengkan kepalanya karena pikirannya terus saja ke Rizky.

"Hai, akhirnya kita bertemu lagi," ucap Bram yang terlihat tersenyum.

"Sayangnya, aku tak suka dengan pertemuan kita ini. Kamu hampir saja membuat aku kecelakaan," sahut Inara ketus.

Bram tersenyum dan terkekeh melihat ekspresi wajah Inara yang begitu menggemaskan.

Dia sempat merasa, seperti mengenal sosok wanita di hadapannya. Namun akhirnya, dia memilih mengabaikannya. Dia mengira, kalau itu hanya perasaannya saja.

"Ya sudah, aku mau kerja. Nanti aku kesiangan," ucap Inara.

"Ayo, aku antar! Kamu pindah ke mobil aku ya. Aku tak tega melihat kamu kepanasan seperti ini."

Rasanya begitu muak mendengarnya! Dasar buaya darat! Giliran dengan orang yang dia suka, Bram terlihat begitu manis. Perlakuannya dulu sangat berbeda kepada Inara.

"Lepas, jangan pegang-pegang aku!"

"Ok—ok, aku minta maaf. Tapi, kamu mau ya pergi bersama aku?" Rayu Bram.

Ini kesempatan untuk Inara menjerat Bram!

Inara tersenyum licik. Kini Bram sudah dalam jeratannya.

Mereka sudah dalam perjalanan menuju perusahaan Rizky, tempat Inara bekerja.

"Sejak awal aku bertemu kamu. Aku sudah jatuh cinta padamu," ungkap Bram.

Inara langsung tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Bram.

"Loh, kamu kenapa tertawa? Aku serius mengatakannya," Bram mencoba meyakinkan Inara.

"Kita ini baru bertemu kedua kalinya. Bisa-bisanya kamu mengatakan cinta. Mau kamu kemanakan kekasihmu itu? Dia pasti akan sangat marah, jika mengetahui kekasihnya sedang merayu wanita lain," sahut Inara.

"Aku akan menikahi dia, hanya untuk menuruti keinginan dia saja. Setelah aku menikahinya, aku akan menikahi kamu. Aku akan memberikan fasilitas mewah kepada kamu, asalkan kamu mau menikah denganku. Gimana? Suatu tawaran yang menarik bukan?"

Bram mengerlingkan matanya, menggoda Inara.

Hal ini, sama seperti yang Bram lakukan kepadanya dulu. Dia menikahi Inara, hanya untuk menuruti keinginan sang papi. Kini berbalik, Bram akan melakukan itu kepada Monika. Kemudian menikahi Inara.

Inara tersenyum licik. Dia akan merusak hubungan Bram, dan menguras harta Bram. Disaat semua sudah tercapai, dia akan membuang Bram ke jalan menjadi gembel. Membalas rasa sakitnya.

"Ya, cukup menarik. Tapi, aku gak mau menikah sama kamu. Jika kamu masih berstatus dengannya. Kamu selesaikan saja dulu dengannya! Ya sudah, aku turun dulu ya! Sudah sampai di kantorku."

Bram langsung menarik tangan Inara. Membuat netra mereka bertemu. Inara tak ingin terikat dalam sebuah pernikahan dengan Bram. Tujuan dia hanya ingin menghancurkan Bram saja.

"Mengapa, setiap menatap kamu lekat. Aku selalu merasa sudah mengenal dekat dengan kamu ya?" ucap Bram pelan. Namun, masih bisa terdengar Inara.

"Siapa yang kamu maksud?"

Wajah Bram langsung berubah panik. Jantungnya pun langsung berpacu cepat.

"Ah, tidak! Tak usah dibicarakan lagi. Ini tak penting. Ya sudah, kalau kamu mau turun. Apa nanti selepas pulang kerja, aku bisa menjemput kamu? Aku ingin mengajak kamu makan malam berdua," Bram berkata.

"Aku minta nomor telepon kamu! Agar kita memudahkan berkomunikasi," pinta Bram.

Inara akhirnya bertukar nomor telepon dengan Bram. Hal ini dia lakukan demi memudahkan dia merayu Bram.

Setelah menurunkan Inara. Bram langsung melajukan mobilnya menuju perusahaannya.

"Bram sudah masuk perangkapku. Kamu tahu tidak, dia mengajak aku menikah, dan akan menfasilitasi aku dengan kemewahan?" tulis Inara di pesan chatnya kepada Rizky.

"Ke ruangan aku sekarang!" perintah Rizky tiba-tiba.

Inara tampak mengerutkan keningnya. Dia bingung, mengapa Rizky terkesan dingin?

Bahkan sejak datang, wajah Rizky membuat Inara merasa tegang.

Mungkinkah Rizky takut, kalau Inara akhirnya tergoda kembali dengan Bram, dan meninggalkan dia?

"Lantas, tadi kamu jawab apa kepadanya? Jangan sampai kamu tergoda dengan rayuannya, dan akhirnya kamu melupakan rencana awal kamu untuk membalaskan dendam kamu!"

Baru saja Inara masuk, Rizky langsung berbicara demikian.

Inara sontak mengerutkan kening, sedikit bingung. "Tentu saja, aku tak lupa. Kamu tak usah mengkhawatirkan aku! Aku tak mungkin kembali kepadanya, sekalipun dia menangis darah."

"Syukurlah, aku kira kamu akan kembali kepadanya," ucap Rizky yang terlihat tersenyum.

Inara merasa kikuk, karena Rizky menatapnya, dan memperlakukan dia begitu manis. Wajahnya tersipu malu.

"Maaf!"

Rizky menahan senyum. Namun, dia sebenarnya malu karena spontan melakukan itu kepada Inara.

Padahal, keduanya belum memiliki status lagi.

"Nanti, pulang kerja. Bram ingin menjemput aku, dan mengajakku makan malam. Boleh 'kan?"

Pertanyaan Inara memecah keheningan di antara keduanya.

"Apakah harus?" tanya Rizky serius.

Inara menganggukkan kepalanya membuat Rizky menghela napas panjang. Rasanya, dia tak rela melihat Inara bersama laki-laki lain meskipun untuk tujuan balas dendam.

"Baiklah. Tolong jaga dirimu," pesannya.

Hanya saja, tanpa Inara tahu, Rizky tak diam begitu saja.

Diam-diam dia mengikuti Inara pergi. Dia tak rela Bram menyentuh Inara.

Rizky sengaja memakai kaca mata hitam, dan mengambil tempat duduk yang menghadap Inara.

Semua berjalan lancar sampai Bram tiba-tiba hendak meraih tangan Inara.

Dia gegas beranjak bangkit dari tempat duduk dan langsung menghempaskan tangan Bram.

"Jangan sentuh dia!"

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
dari tatapan mata harusnya tau yaa kalau itu inara
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Syahreza
wah emang dasarnya itu si Bram mata keranjang,liat cewek cantik langsung meleng
goodnovel comment avatar
Risty Hamzah
Tenang ky gak usah cemburu gk bakal mungkin inara tergoda lagi sama s bram
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status