Share

Bab 9 - Selingkuh

Penulis: SyaSyi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-20 08:50:52

"Sayang, sepertinya aku butuh liburan. Apa kamu bisa memberikan aku uang?" rayu Monika.

Ide yang bagus bagi Bram. Dengan seperti ini, dia bisa dekat dengan Inara.

"Ya, pergilah! Kamu butuh liburan menjelang pernikahan kita. Apa 10 juta cukup?" ujar Bram.

"20 juta. 10 juga tak akan cukup," sahut Monika.

Bram tak ingin berdebat. Dia langsung transfer sejumlah uang yang Monika inginkan.

Monika tampak tersenyum bahagia. Akhirnya dia bisa pergi berlibur dengan selingkuhannya. Hubungannya dengan Bram akhir-akhir ini begitu menjenuhkan. Dia membutuhkan liburan.

Monika tampak sudah bersiap-siap. Dia tak peduli pada Bram yang terlihat cuek kepadanya. Bagi Monika yang terpenting, Bram masih terus memberikan dia uang. Memenuhi keinginannya.

"Sayang, apa kamu tak ingin mengantarkan aku ke bandara?" Monika tampak berbasa-basi.

Dia yakin, Bram tak akan mau.

"Maaf, aku tak bisa mengantarkan kamu! Aku harus segera sampai di kantor secepatnya. Have fun ya liburannya. Kabari aku, jika kamu mau kembali," ucap Bram sambil melabuhkan kecupan di kening kekasihnya.

Bram langsung melajukan mobilnya meninggalkan apartemen, menuju perusahaannya.

"Gimana ya caranya, agar aku hanya bisa berdua dengannya?"

Bram menepikan mobilnya. Dia hendak menghubungi Inara, menanyakan keberadaan dia saat ini. Namun, Inara tak menjawabnya. Dia sengaja mengabaikan Bram, agar Bram semakin penasaran dengannya.

"Shit! Susah juga menaklukkan ini cewek. Sepertinya, aku harus mencari cara agar Felisa jatuh ke pelukan aku. Agar dia tak menolak aku lagi," rencana licik Bram.

Perasaan Bram menjadi tak karuan. Bram memang bukan seorang pemimpin yang profesional. Jatuh cinta, membuat dia seperti orang tak waras.

Monika sudah sampai di bandara. Rencananya, dia akan melakukan perjalanan ke pulau Dewata Bali. Selingkuhannya sudah menunggu dia sana.

"Untungnya Si Bram percaya saja, kamu mau liburan."

Monika tersenyum. Dia terlihat bahagia. Bersama Romeo, dia selalu merasa bahagia. Tak seperti berada di dekat Bram.

Monika dan Mami Diana berselingkuh dengan orang yang sama. Namun, keduanya tak tahu. Romeo pun tak tahu, kalau mereka berdua saling kenal.

Mereka sudah dalam penerbangan ke Bali. Monika dan Romeo tampak mesra, layaknya pasangan kekasih.

"Semoga saja kamu tak jadi menikah," ucap Romeo.

"Sepertinya, pernikahan kami tetap harus terjadi. Setelah aku mengeruk harta kekayaan Bram, barulah aku meninggalkan dia," jelas Monika.

Padahal, Romeo pun sudah mengajak Mami Diana menikah. Tujuannya pun sama. Sama-sama mengincar harta kekayaan Mami Diana.

Monika dan Romeo sudah sampai di Bali. Mereka langsung menuju hotel, yang sudah dia pesan.

Berbeda halnya dengan kekasihnya yang sedang berbahagia. Bram justru tampak pusing. Keuangan perusahaan sudah mulai kacau. Perusahaan yang dia pegang terancam bangkrut. Sisa perusahaan yang selama ini dijalankan papinya.

Bram baru saja sampai di rumah orang tuanya. Dia langsung mencari keberadaan sang mami.

"Mi, mami!" Bram berteriak memanggil sang mami.

"Kamu ini apa-apaan sih berteriak? Buat kaget saja!"

"Aku ingin bicara sama mami!" pekik Bram.

Keduanya kini sudah berhadapan. Gara-gara uang hubungan Bram dengan sang mami menjadi tak baik.

"Jangan salahkan mami saja dong! Kamu juga jangan terlalu manjakan Monika. Sudahlah Bram, jika dia meminta uang terus. Lebih baik kamu tinggalkan saja dia. Kamu cari wanita lain saja," ujar sang mami.

"Aku bisa apa? Monika tahu, kalau aku yang melenyapkan Inara. Bisa saja dia melaporkan kita ke polisi. Sebenarnya, aku memiliki perasaan dengan wanita lain. Tapi, aku tak bisa terlepas dari Monika. Monika sepertinya sengaja mengambil kesempatan ini," jelas Bram.

Permasalahan mereka semakin rumit, karena Monika mengetahuinya. Bram menyesal, karena membawa serta Monika. Dia juga sudah mulai menyadarinya, kalau Monika hanya ingin menguras uangnya saja.

"Kita harus mencari cara, untuk menyingkirkan Monika dari kehidupan kita!"

"Ya, benar. Aku ingin mengenalkan Mami dengan seorang wanita. Dia sangat cantik dan seksi. Tapi dia menantang aku, untuk mengakhiri hubunganku dengan Monika. Jika menginginkan dia," sahut Bram.

Dengan tak tahu malunya, Mami Diana mengungkap juga keinginannya untuk menikah.

Sungguh ibu dan anak yang kompak!

"Gimana kalau kita buang papi di jalan. Menyusahkan saja. Daripada harus membiayai program pengobatannya," ucap Mami Diana.

Papi Susilo sampai meneteskan air matanya. Dia begitu sedih, karena wanita yang masih berstatus istrinya begitu tega kepadanya.

"Ya, aku setuju! Keuangan perusahaan sedang kacau," sahut Bram tanpa berperasaan.

Gara-gara harta. Hati mereka tertutup!

Mereka langsung eksekusi. Bram langsung menggendong Papi Susilo ke dalam mobil. Mami Diana pun akan ikut bersama Bram.

Mami Diana mengumpulkan semua pekerja di rumahnya.

"Saya peringatkan kepada kalian. Jangan ada yang coba-coba melaporkan kejadian ini! Saya akan buat hidup kalian menderita!" ancam Mami Diana.

Para pekerja turut prihatin. Mereka sedih, karena Papi Susilo sangat baik kepada pekerjanya. Mereka berharap ada orang yang menolong dia.

Mereka sudah dalam perjalanan.

"Selamat tinggal suamiku tercinta! Semoga kamu tenang di alam sana. Maafkan aku. Kehadiran kamu hanya menyusahkan aku saja. Setelah ini, aku akan mengurus perceraian kita. Agar aku bisa menikah dengan laki-laki lain. Hahaha."

Diana terlihat begitu bahagia. Merasa dirinya menang.

Bram menghentikan mobilnya. Kemudian langsung menurunkan papi kandungnya di jalanan sepi.

"Dasar anak durhaka! Semoga Allah menghukum perbuatan kamu terhadap papimu! Kamu tak akan pernah hidup bahagia," ucap Papi Susilo dalam hati. Tangannya mengepal menahan emosi.

Dia semakin yakin Inara tak mungkin kabur. Susilo akan menyelidikinya bila dirinya sudah sedikit pulih!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Syahreza
semoga saja ada yg menolong papi Susilo kasihan orang sebaik dia harus menderita karena ulah anak istri nya
goodnovel comment avatar
Diajheng
semoga adaorang yang menemukanmu ya pak susiloo dan menyelamatkanmu... para pelayan ga ada yg berani dengan ancaman Diana juga bram
goodnovel comment avatar
Vivo Oke
astaga si Bram dan diana anak dan istri durh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 100 - Jebakan Monika

    "Mengapa kamu ada di kamar saya? Dasar pembantu tak tahu diri. Kamu sengaja ya mengambil kesempatan, di saat istri saya sedang tak ada?" Gio berkata sinis. "Saya ini korban Bapak. Bapak yang memaksa saya untuk melakukan. Bapak sudah melecehkan saya," sahut Monika terisak tangis. Dia berakting, seolah dia pihak yang dirugikan. "Bapak mabuk saat pulang ke rumah, dan bapak memaksa saya karena mengira saya adalah Bu Sita," jelas Monika membuat Gio merasa tersudut. "Baiklah, saya akan bayar uang tutup mulut untuk kamu. Anggap saja, semalam saya habis menyewa kamu. Jangan pernah katakan pada siapapun, apa yang terjadi pada kita! Anggap semua gak pernah terjadi diantara kita," ucap Gio sombong. Dia mengusir Monika dari kamarnya. Gio mengerutuki kebodohannya. Bisa-bisanya dia melakukan dengan seorang pembantu. "Kalau saya nanti hamil gimana Pak? Semalam, Bapak melakukannya tidak hanya satu kali. Bapak juga membuangnya di dalam," Monika berkata. "Tak perlu khawatir! Istri saya dan selin

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 99 - Bertengkar

    "Jawab Mas! Aku ingin dengar kejujuran kamu," Sita memaksa suaminya menjawab. Gio terlihat hanya diam. Namun, merasa gusar. Namanya bangkai yang ditutupi, pada akhirnya akan terbongkar. Sita terlihat kecewa di benar-benar syok, tak percaya suaminya akan selingkuh darinya. Sita menangis. Dia sudah tak sanggup menahan air matanya lagi. Wanita mana yang tak merasa sakit, saat mengetahui suami tercintanya ternyata bermain api di belakangnya. "Kalau Mas tak menjawab, berarti benar. Mas selingkuh. Aku ingin kita cerai," ucap Sita tegas. Meskipun selama ini suaminya selalu memberikan kemewahan. Dia tetap manusia biasa yang memiliki hati dan perasaan. Dia merasa tak terima. Melihat sang istri memasukkan barang-barangnya, Gio terlihat panik. Dia langsung beranjak turun menghampiri istrinya. Kemudian memeluknya dari belakang. "Aku mohon, maafkan aku! Aku khilaf. Aku janji tak akan mengulanginya lagi. Aku cinta sama kamu," Gio memohon agar Sita mau memaafkan dirinya. Sita membalikkan tubu

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 98 - Merayu

    Gio sudah terbangun, dan tak melihat sang istri di kamarnya. "Kemana dia?" Gio berkata. Dia memilih untuk mandi dahulu, sebelum mencari keberadaan sang istri. Kemarin-kemarin, dia kurang tidur. Hingga baru sekarang dia merasa lemas. Dia kerap berolahraga ranjang, selama bersama Liana kemarin. Kini dia sudah merasa lebih segar. Gio langsung keluar dari kamar dan mencari keberadaan sang istri. Namun, di luar pun sang istri tak ada. "Kemana Ibu?" Tanya Gio kepada Monika. Dia masih saja bersikap dingin kepada Monika. "Ibu pergi lagi, Pak. Tak lama Bapak pulang," jawab Monika. Tanpa berbasa-basi lagi, Gio langsung kembali ke kamar lagi. "Sepertinya, Sita sangat marah. Tak biasanya dia seperti itu."Gio mencoba menghubungi sang istri melalui ponsel pintarnya. Namun, berkali-kali dia menghubungi sang istri. Sang istri tak mengangkatnya. "Si*al! Berani-beraninya dia mengabaikan telepon dariku," umpat Gio. Wajah Gio terlihat sangat kesal. Selama ini, sang istri tak pernah berani bersik

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 97 - Suami Siaga

    Setelah di rawat selama tiga hari, hari ini Inara dan kedua anaknya sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Kondisi Inara sudah membaik, hanya tinggal pemulihan saja. Rizky sudah mengurus administrasi kepulangan sang istri. "Sekarang, kita sudah boleh pulang," ujar Rizky kepada sang istri. Inara tampak sumringah. Akhirnya, dia bisa merasakan tidur nyenyak di rumah. Meskipun dia di rawat di ruang eksekutif, tetap saja lebih nyaman tidur di kasur empuk di rumah. "Apa semua sudah dibawa? Tak ada yang ketinggalan lagi?" Tanya Rizky kepada baby sister kedua anaknya. "Sudah, Pak," jawab salah seorang baby sister. Rizky sudah menyiapkan kursi roda, untuk sang istri turun nanti ke lobby. Dia khawatir sang istri belum kuat berjalan. "Sudah mas, aku jalan saja! Aku kuat kok, Mas. Mas gak usah khawatir," ucap Inara menyakinkan. "Gak apa-apa. Kamu duduk di sini aja, biar mas dorong," Rizky berkata. Rizky mempekerjakan dua orang baby sister untuk membantu sang istri, mengurus kedua anaknya. Di

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 96 - Kelahiran Buah Hati

    Suasana tampak tegang, Inara dan Rizky kini sudah berada di ruang operasi. Sejak tadi Rizky menggenggam tangan istrinya erat, menguatkannya. "Jangan tegang ya! Ada mas di samping kamu," bisik Rizky dan Inara tampak menganggukkan kepalanya lemah. Operasi mulai berjalan. Rizky dapat melihat perjuangan sang istri, untuk melahirkan kedua buah hatinya. Sejak tadi dia tak melepas genggamannya, dan membisikkan kata-kata cinta untuk menguatkan istrinya. Suara penuh haru, saat satu persatu anak mereka terlahir ke dunia. Suara tangis kedua anak mereka terdengar. Rizky sampai meneteskan air matanya. Mereka kini sudah menjadi orang tua. "Selamat ya Sayang, kamu sudah menjadi seorang ibu. Alhamdulillah anak kita terlahir dengan selamat, sehat, dan tanpa kurang satupun. I love you," Rizky membisikkannya di telinga istrinya. Dokter meletakkan bayi mereka secara bergantian, di dada Inara untuk dilakukan inisiasi dini. Setelah selesai, kedua bayi mungil itu diambil kembali untuk dibersihkan. Sete

  • Wanita Buruk Rupa Pilihan CEO Kaya   Bab 95 - Selingkuh

    "Mas—" Ucapannya terhenti. Inara mengurungkan niatnya untuk bicara. "Kenapa? Kok berhenti ngomongnya?" Rizky bertanya lembut kepada sang istri. Bukannya menjawab, Inara justru menatapnya lekat. Rizky menautkan alisnya, seolah bertanya gerangan apa yang ingin istrinya katakan. "Kalau umur aku gak panjang gimana? Apa kamu akan menikah kembali dengan wanita lain? Mencari ibu sambung untuk kedua anak kita," akhirnya Inara mengungkapnya. Mendengar penuturan sang istri, Rizky merasa tak suka. "Aku gak suka kamu bicara seperti itu. Sampai kapanpun hanya kamu istri aku dan ibu Anak-anak kita. Kamu harus ingat perjuangan cinta kita sampai ke titik sekarang ini. Kita sama-sama berat melewatinya. Udah ya, jangan bicara seperti itu! Kita berdoa, semoga operasi sesar kamu besok berjalan lancar. Kamu dan kedua anak kita selamat dan sehat. Kita bisa berkumpul bersama," ucap Rizky panjang lebar. Inara terdiam. Perasaannya menjelang persalinan, semakin deg-degan. Dia khawatir, nyawanya tak tertol

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status