Berhari-hari sudah, Karenina Angel tidur di sebuah penginapan murah. Sedih menggelayut dalam asanya dan Dia tak mau bersedih harus menghabiskan waktunya untuk meratapi rumah tangganya yang tak sesuai harapan indahnya dari awal. Selain rasa sesak karena perselingkuhan ini ada hal lain yang menganggunya. Kartu kredit maupun kartu debit miliknya tak bisa digunakan. Uang yang tersisa di dompet pun tinggal beratus ribu lagi, itu artinya dia harus segera menghasilkan uang.
Angel mencoba mencari kerja dengan memasukkan CV untuk melamar pekerjaan meski ada, namun tak satupun yang memanggilnya sampai sekarang. Dia tidak berani bertanya pada siapapun, juga pada keluarganya. Bahkan surat cerai pun belum dia ditandatangani.Bolak-balik berjalan kesana kemari di samping tempat tidurnya, Angel akhinya menggigit jari karena bingung. Apa dia menemui Victor saja? Haruskah dia menemui kedua orang tuanya juga? Kenapa kartu debit dan kartu kreditnya tidak bisa digunakan?Tiba-tiba saja ada telepon, dan nama Ferdinand muncul di layar smartphone itu. Angel terdiam dalam bingung, saat ini dia tidak tahu Ferdinand berada di kubu siapa. Valencia adalah kakaknya, sementara dirinya adalah istri dari suami yang berselingkuh dengan kakaknya. Dan kenyataan lainnya, sebetulnya Ferdinand menyukainya sebagai seorang wanita.Tanpa berpikir banyak lagi dia mencoba mengangkatnya. Percuma juga menghindar, toh nanti mereka akan bertemu juga. "Halo Ferdinand""Ahh! Syukurlah akhirnya kau mengangkatnya!" Kedua kening Angel melebar, mendengar priaitu begitu senang. "Ada apa Ferdi?" tanya Angel berupaya menenangkan suaranya."Aku tidak akan panjang lebar. Apa kau sudah mendengar berita tentangmu di media massa bisnis?""Berita tentangku? Tentang apa?" Perasaan Angel jadi semakin tak karuan."Maaf kalau aku ikut campur. Tapi sepertinya suamimu dan keluarganya tengah memfitnahmu di media massa. Katanya kamu adalah mata-mata pesaing bisnis mereka, dan suamimu akan menceraikanmu dalam waktu dekat ini..."Fitnah di media massa? Pantas saja dia tidak bisa melamar kerja ke mana pun. Ternyata, ini semua perbuatan Victor?"Apa kau baik-baik saja?" Ferdinand terdengar khawatir, Dia adalah orang kedua yang sangat peduli padanya meskipun dia tak bisa membalas cinta Ferdinand."Tidak apa-apa Ferdinand.. keadaanku memang sekarang saya sangat tidak...ah ternyata ini semua karena Viktor Pantas saja Aku tidak bisa melamar pekerjaan ke manapun"Ferdinand terdiam dan yang terdengar di telinga Angel hanya napas panjang dari ujung telepon sana. "Kalau kau mau aku bisa membantumu.. kau bisa tinggal denganku dulu" Tawar Ferdinand."Tidak Ferdi, sungguh aku berterima kasih atas segala bantuanmu sejak kemarin. Tapi apa yang kualami saat ini adalah masalah pribadiku. Aku tidak ingin kamu ikut kena masalah nantinya. Apalagi...." Victor mungkin akan mencari gara-gara dengan Ferdinand karena menolong istrinya ini. Victor sengaja melakukan ini agar Angel mati arah untuk menjatuhkannya. Dia pasti tidak ingin Angel menghancurkan nama baiknya di depan kalangan bisnis, yang saat ini sedang menjalin kerjasama dengannya. Bisa-bisa, banyak yang akan memanfaatkan situasi ini untuk menghancurkan Ferdinand dan dia tidak mau itu terjadi. "Aku baik-baik saja..." Meskipun bohong, Angel tetap harus menolaknya."Angel.... seandainya kau butuh bantuanku jangan sungkan untuk meminta ya, aku selalu siap untuk membantumu meskipun kakakku memang menyebalkan! Aku tidak memintamu untuk memaafkannya.. tapi apa yang aku tawarkan ini semuanya tulus"Angel sangat tahu akan ketulusannya itu. "Iya... Terima kasih Ferdi..." Setelah itu Angel menutup teleponnya. Ada baiknya setelah ini dia membuang nomor yang telah menjadi nomor kontaknya selama beberapa tahun ini. Mungkin setelah ini dia akan banyak diteror, dan tidak mau itu terjadi.Tiba-tiba saja ada nomor asing yang kembali masuk membuat dari teleponnya berdering. Angel bergegas mengangkatnya tanpa mencurigai telpon itu dari siapa "Halo.." jawabnya."Heh! wanita jalang! Berani-beraninya kamu berbuat seperti itu pada Puteraku?! Apa kamu tidak takut kami akan menghancurkan keluargamu hah?!" Caci dan makian itu berasal dari mamanya Victor, Evelina Herlambang. Fitnah Victor benar-benar sudah membuat semua orang membencinya termasuk wanita baik seperti Evelina. "Dikasih hati minta jantung!""Aku tidak pernah melakukannya tante..."air matanya jatuh begitu saja mendengar caci makian mertua yang super baik itu."Omong kosong! Kenapa Victor memiliki bukti bahwa kamu melakukannya? Dan lagi suamimu sendiri yang menangkap basah semuanya!""Aku tidak tahu apa yang direncanakan Victor, atau apapun yang diberitahukan pada tante.. Karenina tidak bersalah tante..""Berhenti pura-pura menangis. Aku tidak akan percaya padamu lagi!"Angel hanya bisa menutup erat matanya. "Kami berpisah karena anak tante selingkuh dengan sahabatku sendiri""Jangan menuduh anakku sembarangan! Selama ini Aku percaya padamu Angel! Tapi kau... kau menghancurkannya hanya dalam satu hari! Aku benar-benar menyesal telah menjadikanmu menantu!"Angel semakin menitikan air matanya. Jelas dia tidak akan pernah bersatu dengan keluarga Herlambang lagi. Cintanya untuk Victor bahkan telah pupus sejak kemarin sore mengetahui laki-laki itu tak pernah menganggapnya sebagai seorang istri. Dan yang lebih perihnya lagi, Valencia ikut menikamnya dari belakang. Kini dia sudah tak memiliki seorang sahabat yang bisa dipercaya lagi. Air matanya menitik deras, sederas rasa sakit yang menghujani lubuk hati terdalamnya. Tanpa mengatakan apa-apa lagi Angel mematikan saluran telepon itu. Ya, Dia takkan ragu lagi. Dia akan mengakhiri semuanya, sesuai dengan keinginan Viktor.Dia menekan nomor telepon pria yang hingga kemarin masih dianggapnya penting. Terdengar dari ujung sana, telepon baru saja diangkat. "Kamu masih berani menelponku?" Suara mengejek Victor, menandakan kalau Dia tak bisa dilawan Angel."Ayo bertemu. Bawa surat cerai yang harus aku tandatangani""Bagus... Bagus sekali!" Terdengar tepuk tangan yang keras saat dia mengucapkan kalimat itu."Tapi ada satu syarat yang ingin kupinta darimu sebelum bercerai...." Angel sengaja merekam percakapan ini dengan menekan tombol record. "Apa itu?" Suara sombong itu kembali bertanya."Jangan ganggu perusahaan Ayahku.... Atau aku akan membongkar perselingkuhanmu dengan Valencia.."***Kantor Brown Buliding lantai 33 "bagaimana? Kamu menemukan berita tentang Angel?" Tanya David dengan aura dingin ketika dia memainkan permainan billiardnya seorang diri di salah satu sudut rumah besarnya. "Mohon maaf Bos tapi sampai saat ini saya sendiri belum menemukannya""Aku ingin dia segera ditangkap dan menghadapku"Ronald jadi bertanya-tanya, kenapa pria itu harus bertemu dengan Angel?"Apa Bos tertarik dengan wanita itu?"David terdiam memegang ujung dari tongkat billiardnya dan menggosoknya. Tak ada reaksi dari pria itu hingga akhirnya dia berkata. "Kenapa kamu ingin tahu?" Nada dingin dalam pertanyaan itu membuat Ronald jadi segan untuk mengeluarkan pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan Angel."Saya jarang melihat Bos tertarik pada wanita""Wanita itu adalah antek-antek bukan? Dia harus segera bertemu denganku apapun alasannya" tembusan dalam baru saja didengar oleh Ronald. Baru Ronald sadari pria itu bukan mencari Angel karena dia tertarik. David arkananta Brown, yang memiliki banyak perusahaan berkembang, jelas mengantisipasi sesuatu dari wanita itu.Ronald bisa melihat Bagaimana mata David membidik sasaran bolanya di depan. Dia membayangkan seorang Angel sedang dididik oleh CEO yang terkenal kejam dan blak-blakan dalam berurusan. "Temukan dia atau aku tidak akan mengampuni kalian..""Tenang Bos, kami akan menemukannya. Anda tinggal tunggu saja dan menyibukkan diri.. aku akan memastikan orang-orang itu segera mendapatkan kabar""Bagus. Jangan khianati kepercayaanku"Sungguh, Ronald sendiri tidak yakin. Tapi mantan istri dari Victor tidak mungkin jauh-jauh dari Jakarta, wanita itu pasti masih ada di sini, dan malam ini mereka akan bergerak mencarinya di seluruh kota Jakarta kembali.***Akhirnya tuan muda David Arkananta Brown pergi juga, setelah mengomeli sepupunya yang adalah aktor terkenal itu.Sepertinya mereka berdua berangkat dari rumah ini bersama-sama, sehingga inilah waktunya bagi Angel untuk berbenah di kamar, karena hari ini dia tidak memberi jatah makan Sapta dan Arnold."Angel kembali melakukan tugasnya ke kamar, setelah membantu Devina membawa beberapa zat makanan dan minuman yang tadi berada di rumah kaca. Namun sebelumnya membuka pintu dia bertemu dengan x-ray. "Hei... Angel... " Sapa pria itu. Karena x-ray adalah aktor terbaik dan juga dia adalah penggemarnya, Angel pun berhenti dan akhirnya memberi sambutan hormat seperti layaknya pelayanpada majikannya. "Tuan x-ray" sapanya."Kalau di rumah ini jangan panggil aku x-ray, panggil aku saja Raymond.., Ray..." Ucapnya sedangkan sedikit nyeleneh, namun sikapnya kembali menjadi gentle.Sepertinya yang karenina Angel lihat tadi adalah salah satu aktingnya. Syukurlah dia bukan seorang gay. Sangat merugikan
"Aku... Melakukan apa...?" Matanya membelalak pada David, dan dijawab mengangguk polos oleh David.Lagi-lagi kelakuan wanita ini nyaris membuatnya tersenyum namun dia menahan diri. untuk sebentar saja dia ingin melihat bagaimana wajah panik Angel mengudara.Angel menelan ludah. Sungguh, sebersit ingatan memang membuatnya mengingatnya sedikit-sedikit apa yang terjadi.Astaga....."Bangun dan mandi..., temani aku sarapan""Sarapan?"Itu berarti...."Astaga ini sudah pagi hari?!" Pekiknya. David tersenyum melihat kepanikan wanita bertubuh indah itu, lalu kembali berpura-pura dingin. "Memangnya kau kira ini kapan?" Sahutnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam masing-masing saku celananya."Saya kira... saya kira hanya tertidur sebentar.." wajahnya panik, karena seharusnya dia masih bekerja. "Apa yang membuatmu panik?" Angel benar-benar membuat David gemas, lantaran punggungnya yang masih terlihat, bekas kecupan yang membara, dan lagi ekspresi polos yang selalu tampil dari wajahnya
Byur!“Banguuuun!”Dingin… ! Ugh…“Uhuk! Uhuk-uhuk!” Perasaan Angel tak enak, apa ini? Seseorang membantunya duduk, ketika tubuhnya terikat dan mulutnya dibelit bebat.Seseorang mendekatinya dan merunduk padanya yang duduk. Dia melepas bebat yang ada di mulut Angel. "Heh katakan... kamu punya tujuan apa masuk kesini? kamu sengaja membayar orang dalam untuk bisa bekerja di daerah pribadi tuan David?!" Yura, wanita berbadan besar dan tinggi itu memulai dakwaannya. Lipatan tangan di bawah dadanya itu, membuat dada membusung."Aku…tidak..” Angel tak punya kekuatan untuk menjawab."Kudengar, kamu berasal dari kalangan berada! Kamu ke sini juga ingin mengincar Tuan David kan?!"Juga….. mengincar Tuan David? Apa mereka mengincar David?"Jangan bohong! mana ada pembantu yang kulitnya cantik putih bersih begini?! Wanita seperti kamu sudah pernah ada sebelumnya! Dan kami sudah tahu tujuanmu bekerja disini! Dasar munafik!""Tapi aku benar-benar bekerja.. untuk menghasilkan uang…" napas Angel ter
Setelah selesai memberi makan Sapta dan Garfield akhirnya Angel di membersihkan ruangan pribadi David yang luasnya mencapai dua kali presidensial suit itu.Tidak banyak yang kotor dari ruangan ini, karena sebetulnya dua hari sekali ada petugas yang khusus membersihkan seluruh ruangan. Namun karena dia tidak punya jobdesk pekerjaan lain, selain berada di ruangan itu. Dia hanya bisa melakukan bersih-bersih, meski kendati dengan menggunakan baju putih ini, Dia sedikit risih bila harus mengotorinya.Ketika wanita itu hendak membersihkan bagian walk-in-closet milik David, tiba-tiba suara smartphone berbunyi, dan Karina tiba-tiba teringat, kalau dia menaruh Smartphone-nya di sini tadi. Hak istimewa dari pembantu di rumah ini adalah mereka bisa membawa Smartphone mereka kemanapun, bahkan sambil bekerja.Hal ini ada dalam peraturan, namun tetap saja mereka harus mematuhi peraturan yang ada, tak boleh membukanya di depan umum, ketika benar-benar sibuk bekerja.Karina akhirnya meraih Smartphone
David membawa Angel di dalam perpustakaannya. Sepertinya inilah tempat khusus di mana David selalu melakukan aktivitas-aktivitas pribadinya. Dia membawa pembantu pribadinya ke dalam ruangan ini, agar tidak ada yang menguping apalagi curiga. Dia terdiam di depan sana sembari mengetuk kecil jari jemarinya, padahal Angel harus memberi makan Sapta dan Garfield"Tuan, kenapa memanggil saya ke sini? bukankah saya harus memberi makan pada Sapta dan Garfield?” ya, benar. Sebetulnya apa yang dipikirkan David?"Bukankah seharusnya kamu tahu kenapa aku membawa mau ke sini?" pria tampan itu malah bertanya balik.Angel terlihat berpikir sebentar, seakan mencoba mencari tahu jawaban David di atas kepalanya. Namun, beberapa detik berjuang, dia akhirnya menggeleng kepala, menyerah. “Tidak tuan. Saya tidak tahu.." saat mengatakan itu, Angel menengadah, menatap David namun David malah memberinya tatapan dingin. Ketukan jari jemari itu memenuhi ruasanga sunyi perpustakaan itu. Ketukan-ketukan itu buk
Perawat sedang mengoleskan salep luka bakar di kaki Angel yang tadi tertumpah oleh air panas dari teko stainless.Ya David membawanya pada sebuah klinik kecil yang ada di rumahnya di mana ada seorang perawat dan dokter. Dari semua orientasi kemarin Angel sama sekali tidak tahu kalau rumah besar ini memiliki klinik. Hebat. rumah ini sudah seperti perusahaan saja. Dan David?Tentu saja, dia masih ada di ujung sana, melipat tangan di bawah dadanya sembari melihat serius ke arah tindakan perawat yang- begitu gugup- mengoleskan salep luka bakar pada kaki Angel.Tidak hanya perawat, Angel juga jadi gugup ketika pria itu sesekali menetapnya, memastikan setiap tindak tandukperawat itu sesuai prosedur. Jujur, meski terkesan buru-buru, Dia sedikit terkesan dengan tindakan David yang langsung membawanya pergi.Tapi tidak dia mengambil kembali rasa terkesan itu karena apa yang akan disebabkan oleh David setelah ini.Ah benar juga Semua orang pasti akan bertanya padanya. Semua orang terutama teman