Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 18.***POV Hana."Ini bukan masalah hitung-hitungan, Ma. Tapi, kenapa juga Mama membeli tas dengan harga semahal itu? Mamakan sudah tua, harusnya Mama memperbanyak ibadah dan melakukan hal yang lebih berguna," papar suamiku.Aku tersenyum sembari mengangguk setuju. Sementara Mama mertua sudah tampak begitu marah dengan wajah yang memerah."Mama gak nyangka kalau Anak laki-laki Mama bisa berkata begitu. Mama juga sadar, selama ini Mama terlalu banyak menyusahkan kalian. Bahkan jasa mengandung, melahirkan, dan merawatmu pun sudah terbayar lunas dengan materi yang selama ini diberikan. Mama permisi," ujar Mama mertua melangkah sembari mengusap air mata.Kata-katanya itu tentu saja berhasil
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 19.***Tamu undangan sudah berkumpul memenuhi ruangtamuku yang besar ini. Teman-teman Raya semua hadir dengan tampilan berkilau.Ternyata maduku memiliki geng sosialita yang mampu menyilaukan mata."Selamat ya, Ray. Semoga calon bayimu nanti membawa kebahagiaan yang utuh. Kamu terlalu tegar, Ray. Aku tidak akan sanggup sepertimu," ucap salah satu temannya.Aku hanya menyimak dengan santai. Perbincangan para teman Raya sungguh memancing emosi."Terima kasih, Caline. Aku juga sebenarnya tidak begitu kuat menerima kenyataan ini. Namun, hadirnya buah hati kami nanti, aku percaya semua akan kembali baik-baik saja. Lagian suamiku tetap mencintai aku seorang," papar Raya dengan intonasi suara sedikit nyaring. Mungkin dia sengaja agar aku mendengarnya.
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 20.***Di teras lantai atas, aku duduk menyendiri sembari menikmati segelas orange jus yang dibuat Tuti.Tak terasa, besok sudah masuk bulan ramadhan. Rasanya tahun ini sangat berbeda. Aku memiliki seorang saudara. Walau Raya tidak begitu bersikap baik padaku, tapi aku tetap bahagia.Terlebih lagi ramadhan kali ini aku tengah mengandung Anak dari lelaki yang paling aku cintai.Alhamdulillah, segala puji syukur tak lepas dalam kalimat malamku."Mbak memang pintar mencari muka," ucap Raya mengejutkan lamunanku.Aku menoleh ke belakang, Raya sudah berdiri dengan berkacak pinggang."Apa maksudmu, Ray?" tanyaku tak men
Judul:Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 21.***Puasa pertama, Mas Rio dan Raya pergi melihat rumah yang dibicarakan semalam.Sementara aku tidak ikut, karena aku sedikit lemah berpuasa dalam kondisi mengandung begini.Di rumah, Angel mengadukan sesuatu tentang Mama mertua."Kak, semalam Mama tidak pulang ke rumah. Angel menyelidiki, ternyata Mama bertemu seorang lelaki muda. Angel sangat terkejut, Kak."Mataku membesar mendengar penuturan Angel tersebut."Ada urusan mungkin," ujarku mencoba berpikir positif."Urusan apa yang membuat Mama harus tidak pulang ke rumah, Kak?Beliau sudah tua, tapi Angel melihat mereka begitu mesra. Mama juga membe
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 22.***Ciko terlihat mengukir senyum sinis ke arah Angel. Gerak-geriknya selalu aku perhatikan.Sungguh tatapan Ciko seperti orang yang menyimpan sebuah dendam."Mama sudah tidak waras?" tanya Angel penuh penekanan."Jaga ucapanmu itu, Angel! Mama tahu Ciko ini bekas pacarmu, tapi kau sendiri sudah tak menginginkannya, bukan? Sekarang kami sudah sepakat untuk saling melengkapi," papar Mama mertua."Lelucon macam apa ini, Ma? Aku tidak akan pernah mendukung keinginan gila Mama ini," ujar Mas Rio."Terserah. Mama akan tetap bersama Ciko dengan atau tanpa dukungan kalian."Aku menarik napas panjang. Bisa-bisanya Mama sebeg
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 23.***POV Rio.Aku sampai di rumah Mama. Ternyata berondongnya itu jugaberada di dalam.Entah apa yang sudah Mama lakukan, tapi sungguh semua ini melewati batas kewajaran."Ma, istigfar! Mama sudah tua dan mengerti nilai-nilai kebaikan. Berada satu rumah dengan lelaki yang bukan siapa-siapa Mama di tengah malam begini tidak baik, Ma. Bagaimana kalau para tetangga memergoki dan menghakimi kalian?" paparku."Kami tidak melakukan apa-apa, Rio. Kalau para warga ingin menghakimi kami, ya tak masalah. Mama dan Ciko bisa langsung menikah," ujar Mama.Aku menggeleng-geleng tak menyangka."Maaf, sayang. Tapi aku sepertinya memang harus pulang dulu. Kamu pikirkan saja permintaanku tadi. Ingat, ak
Judul: Memadu kasih (Pernikahankedua suamiku)Part: 24.***POV Hana.Seminggu sudah berlalu, tapi Ciko belum juga datang menghalalkan Mama mertua.Kami semua sedang cemas memikirkan kebenarannya."Ma, apa Ciko ada bilang sesuatu pada Mama?" tanya Angel.Mama menggeleng lemah. Kepalanya tertunduk sedih. Aku sudah bisa menebak apa yang tengah ia pikirkan."Coba hubungi nomornya!" perintah Mas Rio pula."Tidak aktif, Rio. Mama sungguh resah sekarang," ujar Mama.Aku menarik napas dalam-dalam. Akhirnya semua yang aku takuti benar terjadi."Kita ke rumahnya saja sebelum terlambat," sambungku.
Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 25.***Tak lama kemudian Mas Riodatang. Ia menatapku dengan tatapan sedih seperti yang lainnya."Ada apa ini? Bayiku di mana?" tanyaku mengulang kalimat yang sama."Kamu harus ikhlas, Han. Buah hati kita tidak ingin ikut tinggal bersama kita, sayang." Mas Rio berkata sembari mengusap sudut mata.Aku masih mencoba mencerna kalimatnya. Walau hatiku telah gundah dan resah."Katakan yang jelas, Mas!""Han, Putra kalian meninggal, Nak. Ikhlaskan," sambung Mama.Aku bergeming. Air mata bercucuran deras di pipi.Dengan sigap Mas Rio memelukku erat. "Sabar, Han. Aku yakin ini adalah yang terbaik.".Waktu berla