"Aku tak tau apa yang aku rasakan pada putri Ibu? Yang jelas aku meinginkan hubungan lebih dari sekedar pasien dan dokternya," ungkap Juan tulus dari lubuk hatinya.
Tanpa sadar mendengar ucapan dokter muda ini pelupuk mata Santi pun mengeluarkan air matanya. Wanita ini benar-benar terharu dengan ucapannya.
Dokter Juan masih memperhatikan raut wajah dari Santi yang meneteskan air matanya dan menghapusnya kembali. Melihat reaksi Santi seperti ini, Juan semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada Amaya?
Santi pun menghapus air matanya dan tersenyum pada dokter muda itu.
"Apa yang ingin dokter tau tentang Amaya?" tanya Santi serius.
"Semuanya Bu. Aku ingin mengetahui semuanya yang berkaitan dengan Amaya dari masa lalunya sampai kehidupannya yang sekarang," jawab Juan tak kalah serius.
Santi tersenyum. "Mana ponsel dokter?" t
Tiba-tiba saja Juan terbangun tengah malam. Ia sekaligus bangun sampai membuat kepalanya pusing. Buru-buru ia melihat ponselnya. Ada satu pesan yang belum ia baca.Juan pun membuka chat masuk yang belum dibaca."Sebenarnya Amaya tak seperti dulu! Satu kejadian merubah hidupnya menjadi seperti ini," balas chat Santi sekitar jam 20.00 malam.Dokter Juan pun melihat jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukkan jam 00.30."Ya ampun tak mungkin aku membalas chat Ibu Santi jam segini," gumamnya.Juan membaca berulang-ulang chat dikirim oleh Santi beberapa jam yang lalu."Sebenarnya apa yang terjadi padanya?" tanyanya dalam hati."Aku ingin mengenalmu lebih dekat Amaya," ucapnya sendiri.Hampir semalaman Juan tak bisa tidur. Dalam hatinya terus-menerus bertanya-tanya apa ya
"Ada apa?" tanya Juan lagi."Bapak yakin menyukai Mba Amaya?" balik tanya Desi serius."Ada apa dengan Amaya?""Tak ada apa-apa? Hanya saja aku merasa ada sesuatu yang ia sembunyikan dari Bapak. Maaf sebelumnya jika saya ikut campur. Saya hanya ingin memberikan saran sebelum Bapak mengenal lebih jauh mending Bapak selidik dahulu masa lalu dari Mba Amaya karena sudah banyak gosip tidak sedap yang saya dengar tentangnya. Aku sendiri tak tau gosip itu benar atau tidak. Aku tak melihat sendiri akan tetapi, lebih baik Bapak cari tau sendiri. Aku minta maaf kalau aku ikut campur terlalu jauh. Aku seperti ini karena benar-benar menganggap Bapak sebagai teman yang sudah mengenal lama dengan Bapak," tutur Desi menjelaskan semuanya.Juan tersenyum. "Terima kasih atas sarannya. Aku yakin dengan pilihanku kalau Amaya seorang gadis yang baik. Semua itu kan gosip belum tentu itu benar," uca
Seseorang laki-laki terdiam sesaat saat ia melihat wanita yang ia cari? Ia harus memastikan kalau wanita itu benar-benar wanita yang ia cari.Hampir setiap malam ia memikirkannya, apa pun yang terjadi ia akan mendapatkannya.***Pagi-pagi sekali Juan sudah berada di rumah sakit. Ia sudah membeli beberapa makanan sehat dan tentunya bergizi untuk Amaya.Tok-tokSuara ketukan pintu membuyarkan Amaya dan Santi pada pagi itu."Dokter Juan," sapa Santi sambil tersenyum.Juan pun masuk ke dalam ruangan. "Selamat pagi," sapa Juan pada Santi dan Amaya.Lagi-lagi ekspresi wajah Amaya masih saja datar."Kalian sudah sarapan?" tanya Juan sembari mengeluarkan beberapa makanan dalam kantong plastik yang ia bawa."Sebentar lagi Pak Dokter," jawab Santi.
Seorang pria menatap Azalea dari jauh. Sekali lagi ia melihat Azalea kembali bersama laki-laki dan satu anak kecil. Pria tersebut tak bisa melihat dengan jelas siapa pria yang bersama Azalea."Jeny," gumamnya merasa sangat yakin sekali dengan apa yang ia lihat.Secara diam-diam pria itu mengikuti ke mana Azalea pergi. Bahkan ia lupa tujuannya berada di sini saat melihat wanita yang selalu ada di pikiran.Hasratnya benar-benar bergejolak dengan fantasi kotornya memikirkan Azalea pada saat ini? Karena memikirkan hal kotor celana pun basah tanpa ia sadari.Langkahnya cepat ingin mengetahui di mana wanita pujaannya berada di kota yang sama dengannya. Ia penasaran di mana Jeny tinggal?Suara telpon membuyarkan lamunannya. Seketika pria itu kesal saat melihat sebuah nama yang tertera di layar ponselnya. Rasanya ia ingin membanting ponselnya tapi, mau tidak
Glen pun datang ke tempat di mana Pak Omi dipukul di kepala sampai membuatnya masuk rumah sakit. Tak ada apa pun di sini selain bercak darah yang tertinggal di sana.Glen terus saja memegang kepalanya merasa takut sekali sesuatu terjadi pada Azalea. Ia pun teringat dengan Mecca.Karena takut terjadi sesuatu padanya. Glen pun menelpon sahabat Holy untuk menjemput Mecca saat ia pulang sekolah nanti. Tak ada yang bisa Glen percaya selain Holy pada saat ini.Glen melihat sekitar ia mencari cctv untuk mencari keberadaan Azalea pada saat ini. Glen pun melihat cctv yang tersembunyi di balik pohon.Glen pun mencari pos sucurity di tempat ini. Ternyata tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri. Laki-laki itu pun berjalan menuju pos jaga."Selamat pagi Pak," sapa Glen saat melihat seorang laki-laki yang baru saja datang dan sedang membuka jaketnya.
Setelah menunggu hampir 45 menit seorang dokter pun keluar dari ruang UGD. Glen pun beranjak bangun dan segera menghampirinya."Bagaimana dengan istri saya dok?" tanya Glen cemas."Keadaannya kritis karena kekerasan yang terjadi padanya sehingga beberapa luka memar di wajahnya membuatnya terluka lumayan parah," jawab dokter."Bagaimana dengan kandungan istri saya?""Untunglah Bapak segera membawa pasien tepat waktu sehingga janin dalam kandungan bisa diselamatkan ...."Mendengar ucapan dokter, Glen meresa sangat lega sekali."Dok, bolehkah saya menemui istri saya?"Dokter pun menganggukan kepalanya dan segera pergi dari sana. Secara perlahan Glen pun masuk ke ruang UGD.Hatinya benar-benar terkoyak melihat wanita yang ia cintai dalam keadaan seperti itu. Hampir seluruh w
Setelah berbincang-bincang sebentar Anggra pun beranjak bangun karena ayahnya sudah meneleponnya. Pembicaraan mereka berdua pun terhenti sampai di sini.Setelah selesai urusan di rumah sakit. Anggara memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya karena sudah dari satu minggu yang lalu ia berjanji tapi, belum juga ditempatinya.Anggara pun sampai di rumah ibunya. Rumah mewah dengan semua isinya yang mewah. Penjaga pun langsung membukakan pintu gerbang rumah itu begitu Anggra datang.Ia pun langsung memarkir mobilnya di halaman rumahnya. Laki-laki itu keluar dan masuk ke dalam rumah.Melihat putranya sudah berada di depannya. Yesi pun langsung menyambutnya dengan merangkulnya."Sayang, bagaimana kabarmu? Kenapa baru datang?" tanya Yesi melepaskan rangkulannya.Anggara hanya tersenyum saja. Ia memiringkan wajahnya melihat kondisi ay
Secara perlahan kesehatan Amaya pun membaik walau masih ada luka di bagian kepalanya. Juan memberikan perhatian lebih untuk Amaya yang lagi-lagi sikapnya judes padanya."Pak dokter, Ibu minta maaf yah karena putri Ibu sikapnya seperti itu," ungkap Santi merasa tak enak dengan sikap Amaya.Juan pun tersenyum. "Aku sudah terbiasa dengan sikapnya Bu. Aku pun tak keberatan kalau memang harus dijudes terus oleh putri Ibu," timpal Juan sembari menoleh pada Amaya.Amaya berpaling ini pertama kalinya sikap Amaya seperti ini pada seorang laki-laki. Biasanya seperti merpati kali ini Amaya seperti harimau yang siap menerkam mangsanya.Wanita ini mempunyai alasan tersendiri kenapa sikapnya seperti ini? Tiba-tiba saja Amaya pun menjerit."Aaaaaa."Juan pun langsung memeriksa Amaya dengan sigap. Karena sekali lagi Amaya menjerit kesakita