***
Kasih menghela napas panjang setelah membaca pesan dari salah satu kerabatnya yang mendadak menghubunginya. Padahal saat kemarin keluarganya terpuruk dan ia meminta bantuan tidak ada satu pun yang mau membantunya. Bahkan mereka tidak mau kenal sama sekali dengannya atau pun Zayn. Semua saudaranya yang masih ada pertalian darah tidak sudi menganggapnya dan adiknya. Tapi kenapa saat ini mereka semua mendadak sok baik dan mengajaknya bertemu? Apa karena saat ini Zayn sudah pergi ke Singapura dan dia sudah menjadi asisten pribadi sang jutawan terkenal, mereka semua seolah menganggap keberadaan dirinya?
"Manusia kenapa bisa sejahat itu?" tanya Kasih pada dirinya sendiri dengan pelan.
"Manusia memang mempunyai sisi yang jahat, Kasih," timpal Arthur.
"Termasuk kamu, bukan?" sindir Kasih.
Arthur tertawa mengejek. "Kamu juga mempunyai sisi jahat, kamu ingin merebut perusahaan yang ayahmu rintis dan membuat mereka menderita. Jadi tidak ada ma
***Kasih terpesona oleh keindahan gemerlap lampu warna-warni yang memenuhi malam di Paris. Menara Eiffel bersinar indah seperti ratapan cinta yang tak terucapkan. Arthur, atasan Kasih, mengajaknya menikmati keindahan tersebut dengan cara yang tak terduga. Meskipun seharusnya Kasih tidak bisa menikmati kesempatan ini, Arthur membuat pengecualian untuknya."Sangat cantik, bukan?" gumam Kasih tanpa bisa menahan kagumnya.Arthur, yang sedari tadi memandanginya, tersenyum puas. "Paris selalu memiliki daya tariknya, dan melihatmu menikmati ini membuat semuanya semakin istimewa,” batinnya dalam hati.Mereka duduk di balkon kamar hotel mewah Arthur yang memiliki pemandangan langsung ke Menara Eiffel. Kasih merasa seperti bintang-bintang Hollywood yang menikmati kemewahan eksklusif.Kasih menatap menara Eiffel tanpa henti yang malam ini dihiasi lampu warna-warni yang terlihat megah. Zakia tidak menyangka kalau sekarang
***Arthur mengajak Kasih pergi ke pesta makan malam yang diadakan oleh para elit Prancis yang terletak di Paris. Kasih menggunakan sheat dress warna hitam dengan keyhole membuat wanita itu secantik dewi. Kasih juga tak jarang melempar senyum ramah pada setiap orang yang menyapanya dan Arthur. Tangan Kasih terus saja melingkar di lengan pria itu, setiap dia ingin melepaskannya, pria itu selalu menolaknya."Kamu ingin melepaskannya karena di sini banyak pria yang menatapmu?" tanya Arthur setengah berbisik."Aku tidak nyaman karena banyak yang menatap aneh pada kita. Pasti mereka bingung karena aku bukan istrimu. Aku tidak ingin nanti ada berita yang aneh-aneh tentang kita," balas Kasih dengan suara yang pelan."Mereka tidak tahu siapa istriku, Kasih. mereka menatap seperti itu karena terkejut aku membawa seorang wanita di pesta ini. Mereka mengira aku ini tidak normal karena yang selalu mendampingiku itu selalu Willy," jawab Arthur."Kam
***"Kamu ini anak haram! Kamu tidak pantas berada di keluarga terhormat seperti ini! Kamu datang bersama ibumu yang murahan itu hanya demi menguasai harta kami? Kamu sengaja datang untuk menghancurkan semuanya? Sampai kapan pun, nama kamu tidak akan pernah saya akui menjadi bagian dari keluarga Sastranegara! Kamu hanya anak haram yang tidak berguna! Enyah saja kamu dari rumah ini!""Aku bukan anak haram, mommy juga bukan perempuan nakal! Kami datang ke sini karena merindukan daddy. Daddy bilang kami harus datang, kami juga punya kartu keluarga yang menyatakan kalau kami adalah keluarga sah dari daddy.""Anak haram! Anak haram!! ""Tidakkk!!!!"Kasih langsung terbangun dan dia terkejut mendengar Arthur berteriak histeris. Dia menggoyangkan bahu pria itu pelan, Arthur tidak juga bangun, pria itu malah menangis dengan keadaan terpejam dan raut wajahnya ketakutan. Wanita itu langsung membelai rambut Arthur lembut. "Tidak apa-apa, semua akan baik-baik
***"Rose, kamu tidak mau memiliki anak?""Kenapa Mami bertanya seperti itu? Mami juga tahu jawabannya," balas Rose."Kalian sudah menikah selama lima tahun, dan juga keluarga besar dari Sastranegara sudah menuntut Arthur untuk memiliki ahli waris, jika dia tidak mempunyai anak laki-laki semua harta milik keluarga Sastranegara akan jatuh pada papa mertuamu, walau dia itu bukan ayah kandungnya Arthur," ucap Kania."Apa? Jadi harus ada syarat agar Arthur bisa jadi ahli waris satu-satunya? Bukankah Arthur itu anak pertama dan juga anak laki-lki satu-satunya?""Karena Arthur disebut sebagai anak dari wanita asing yang awalnya tidak diharapkan, namun karena Arthur datang bersama ibunya dan dari awal kedatangannya ke negara ini adalah musibah untuk keluarga besar Sastranegara dan disebut sebagai aib. Tapi, mereka akhirnya diterima karena bisa menunjukan bukti kalau di mata hukum mereka adalah keluarga yang sah. Jadi, neneknya Arthur meminta s
***"Sayang... "Arthur dan Kasih langsung beralih menatap ke arah sumber suara. Tampak wanita anggun yang sedang berjalan menghampiri mereka."Sayang, aku kangen kamu," ucap wanita itu bergelayut manja di lengan pria itu."Rose, kamu kenapa mendadak ke sini? Bukannya kamu sedang sibuk dengan syutingmu?"'Ah... Jadi wanita ini adalah Rose, istrinya Arthur,' batin Kasih dalam hati."Aku mau kasih kejutan buat kamu, Sayang. Meski aku sangat sibuk, aku selalu memikirkan kamu," balas Rose. Wanita itu langsung menatap wanita yang duduk di depan suaminya, dan tersenyum ramah, "Kamu Kasih, ya?" tanyanya.Kasih mengulas senyum, dan mengangguk. "Iya, Bu. Nama saya Kasih Chintya, saya adalah asisten pribadinya Pak Arthur," jawabnya."Iya, saya sudah tahu. Kamu tadinya kerja di perusahaan ini?""Iya. Saya bekerja sebagai staf administrasi di perusahaan ini," jawab Kasih lagi."Ternyata kamu karyawan terbaik sampai suamiku ini mengangkat kamu jadi asisten pribadinya," ucap Rose. "Pasti sulit ya b
***“Arthur, ada apa denganmu? Bukankah kita sudah sepakat setahun yang lalu agar rumah tangga kita ini bukan hanya sekedar kepentingan bisnis saja? Kamu melupakannya? Kamu juga bilang untuk kita berdua mencoba untuk membuka hati satu sama lainnya, kan?” tanya Rose.Arthur mengangguk. “Ya, kamu benar. Tapi aku mengatakan semua itu setahun yang lalu dan hati manusia seringkali berubah dan kutarik ucapanku itu.”“Jadi, kamu tidak pernah menyukaiku?”“Hmm… kamu pikir saja sendiri,” balas Arthur dengan dingin.Rose tersenyum tipis, “Arthur, kita harus ingat tentang tujuan kita menikah dan pernikahan kita sudah berjalan lima tahun, apa kamu tidak mau mewujudkan rencanamu itu?”“Rose, kamu kenapa mendadak ingin aku terus bersamamu dan memikirkan pernikahan ini? Kamu merencanakan sesuatu?” Arthur menatap tajam pada Rose."Aku tidak merencanakan sesuatu. Apa aku sa
***"Kamu kenapa semalam malah mabuk dan membuat rusuh? Kamu sadar nggak kalau berita semalam kamu mabuk-mabukan di bar, dan juga menari-nari bisa buat karier-mu hancur?" tanya Paris agak kesal.Rose merasa kepalanya agak berat, dia langsung meminum sebotol air mineral agar meredakan pusingnya. "Kan ada kamu yang bisa mengatasi kekacauanku," balasnya dengan enteng."Apa? Jadi kamu melakukan kekacauan sesuka hati karena tahu ada aku yang selalu meng-handle berita buruk itu? Kamu tahu nggak aku harus bayar berapa agar berita negatifmu tidak bocor di luar sana?""Bayar saja, beres! Jangan diambil pusing!" tukas Rose."Rose! Kamu ini bukan artis yang baru muncul, sudah puluhan tahun kamu terjun ke dunia entertaiment, bukan? Seharusnya kamu tahu bagaimana dampaknya kalau kamu membuat ulah, karier-mu akan tamat! Apalagi usiamu tidak muda lagi, kamu nanti akan tergantikan sama mereka yang masih muda, dan juga fresh. Industri kita butuh wajah-wajah baru, d
***Setelah rapat selesai, Kasih menunggu Arthur yang harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Kasih diminta oleh pria itu untuk menunggu, dan wanita itu pun memutuskan untuk menikmati kopi latte dingin di kedai kopi sebrang L-Q Group."Kasih?"Kasih yang sedang menatap ponselnya langsung beralih ke arah sumber suara yang memanggilnya. Tampak pria bertubuh tinggi yang memiliki bola mata warna biru tersenyum padanya. Pria itu bernama Sean Smith, salah satu rekan bisnis Arthur, dan salah satu direktur di L-Q Group. dan tanpa Kasih sempat membalas sapaan pria itu, dia langsung saja duduk di samping wanita itu."Kamu sedang menunggu Arthur di sini?"Kasih mengangguk. "Iya. Saya masih menunggu Pak Arthur karena beliau masih menyelesaikan beberapa pekerjaan.""Aku tidak menyangka, dan tentunya terkejut karena Arthur mempunyai asisten pribadi seorang perempuan," ucap Sean.Kasih tidak langsung menjawabnya, dia bingung untuk menanggapi pernyataan Sean. Tidak mungkin dia mengatakan kalau