Beranda / Romansa / Wanita Pelunas Hutang / Nyaris Kehilangan Kesucian

Share

Nyaris Kehilangan Kesucian

Penulis: UmyHan81
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-10 10:44:57

"Memangnya apa yang akan di lakukan oleh Tuan besar padaku Mbok?" tanya Anika dengan hati - hati.

"Dia akan menjadikanmu gundik Ndok, seperti wanita - wanita sebelumnya." ucap wanita tua itu dengan lirih.

"Jadi, sebelum Saya sudah banyak wanita yang dijadikan gundik olehnya Mbok?" tanya Anika karena merasa heran dengan cerita Mbok Darti.

"Iya, kau benar Ndok. Tuan Besar memang suka sekali pada daun muda. Apa lagi yang masih perawan sepertimu."

"Lalu, di mana mereka sekarang? Dan Istri sah nya juga kemana Mbok?"

"Ish Kau ini Ndok, tanyanya satu - satu Ndok," sela Mbok Darti.

"Oh iya Mbok, maaf." Anika sepertinya sudah merasa agak nyaman berbincang dengan wanita tua pelayan itu.

Sambil terus melanjutkan makannya, Anika terus mengajak Mbok Darti berbincang sekedar mengurangi ketakutannya.

"Rata - rata wanita yang di jadikan gundik sama Tuan Besar merasa tidak tahan dengan perlakuan kasarnya. Mereka melarikan diri, tapi semuanya berakhir mengenaskan. " sorot mata Mbok Darti menerawang, mengingat nasib para wanita yang dibawa ke rumah Juragan Jarwo.

"Memang nya apa yang terjadi dengan mereka semua Mbok ?" tanya Anika dengan rasa penasaran yang membuncah.

"Saat mereka ketahuan oleh para anak buah Tuan besar, mereka di bunuh dan mayatnya di buang ke hutan begitu saja untuk dijadikan santapan binatang liar." Anika terkejut dan menutup mulutnya mendengar penurutan Mbok Darti.

"Ap....apa??? Apa benar yang kau katakan itu Mbok ,.....ya Tuhaaaan, keji sekali Mereka." ucapnya dengan hati yang merasa takut jika hal itu akan menimpa dirinya. Anika tak habis pikir,

kenapa bisa ada manusia sekejam itu di dunia ini .

"Mengerikan sekali Mbok. Apa tidak ada yang berani melaporkan perbuatan mereka Mbok?"

"Siapa yang akan berani melaporkan. Uang berkuasa atas segalanya. Kalo ada yang melaporkan, maka keluarga merekalah sasarannya." Anika semakin tegang mendengarnya.

Ia pun terdiam sejenak, seperti tengah memikirkan sesuatu. Namun pikirannya merasa buntu dan tidak tahu apa yang harus diperbuatnya untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari cengkeraman Tuan Besar itu.

"Ayo Ndok, sekarang mandi dan bersihkan

dirimu," suara Mbok Darti seketika membuyarkan lamunan Anika. Aduh bagaimana ini?

"I...iya Mbok," dengan terpaksa Anika beranjak dari kamar itu dan mengikuti Mbok Darti dari belakang . Sambil mengamati sekeliling rumah itu, Anika terus berpikir dan mencari jalan untuk kabur. Kalo di lihat, sekeliling rumah ini di bangun tembok tinggi. Tak mungkin baginya untuk melompati tembok itu. Dan di luar tembok itu pun pasti sudah ada pengawal yang siap berjaga.

Anika mengguyur badannya. Lagi - lagi menyesali nasibnya . Ya Tuhan, tolonglah Aku agar bisa lepas dari semua malapetaka yang akan menimpaku. Doa Anika dalam hatinya. Keluar dari kamar Mandi, ternyata Mbok Darti masih setia menungguinya. Dengan diiringi oleh Mbok Darti, Anika kembali ke kamarnya.

"Pakailah baju - baju ini Ndok, karena Setiap hari Kau harus tampil cantik di depan Tuan Besar."

Mbok Darti ternyata sudah menyiapkan beberapa potong baju bersih dan masih kelihatan bagus untuk Anika pakai selama di sini .

"Mbok, apakah melakukan pekerjaan seperti ini tidak ada beban?" tanya Anika.

"Sebenarnya, Saya juga sudah tidak tahan kerja disini Ndok. Tapi, Saya terpaksa melakukannya. Sebab kalo saya kabur, maka anak dan cucu Saya yang akan jadi korban," kata Simbok dengan mata berkaca - kaca.

"Apakah tidak ada jalan lain untuk saya kabur Mbok?" sekali lagi Anika bertanya.

"Itu salah satu hal yang sangat sulit Ndok. Tidak ada satupun yang bisa kabur dari Tuan Besar. Resikonya ya itu tadi, seperti yang Simbok Bilang sama Kamu."

Kenapa ya Mbok, Aku harus mengalami hal seperti ini. Paman dan Bibi sungguh sangat kejam menyerahkan Aku pada Tuan besar untuk melunasi hutang - hutangnya. "

"Sudahlah Ndok, jangan pikirkan lagi paman dan Bibimu itu. Sekarang, pintar - pintarlah untuk merebut simpati Tuan Besar. Simbok tinggal dulu ya Ndok, masih banyak pekerjaan yang harus Aku lakukan di dapur."

Setelah berkata demikian, Mbok Darti keluar dari kamar yang digunakan untuk mengurung Anika.

Kini Anika hanya tinggal sendiri, duduk termangu memikirkan apa selanjutnya yang akan terjadi padannya. Malam semakin larut, tapi Anika tak mampu memejamkan matanya. Tiba - tiba pintu kamarnya bergerak, seperti ada yang membukanya.

Anika beringsut ke sudut ranjang, tubuhnya mepet ke tembok. Perlahan pintu terbuka, dan masuklah sesosok bayangan tinggi yang mendekatinya. Dia lah Tuan Besar yang sangat kejam dan di takuti oleh semua warga di kampung itu. Karena Dialah penguasa di sana.

"Kau belum tidur Cah Ayu, bagus . Kau menungguku rupanya ya ha ha ha....,"

Anikah tambah ketakutan. Dia memeluk lutut dengan tubuh gemetaran.

"To long lepaskan Sa ya Tu an ," rintih Anika dengan suara menghiba.

"Jangan takut Cah Ayu, sini mendekatlah padaku. Aku akan memberikanmu surga dunia. "

Tuan besar semakin mendekat pada Anika. Dia naik ke ranjang dan menarik tubuh Anika.

" Ja jangan Tuan, to long le pas kan A ku,"

Tapi sang Tuan besar tetap menarik tubuhnya, dia berusaha memeluk tubuh Anika dan akan menciumnya. Bau menyengat Alkohol tercium dari mulutnya. Anika jadi mual karenanya.

"Ayo sayang, sini mendekatlah jangan meronta terus....., " Dengan kuat Tuan besar mengungkung tubuh Anika, baju Anika ditariknya dengan paksa, sampai sobek di bagian depan.

" Waaahh, Kau benar - benar masih perawan ya,...tubuhmu sangat halus dan mulus . Ayo sayang, jangan malu - malu begitu, Ayo layani Aku cantik...,." mata Juragan Jarwo nanar melihat tubuh Anika yang masih sangat segar.

"Jangan Tuan....hiks hiks hiks....lepaskan, tolooong hiks hiks....," Anika meratap dengan pilu.

Dan sekuat apa pun Anika meronta, tenaganya masih kalah jauh dengan kekuatan Tuan besar itu. Dia hanya bisa memohon dan menangis pilu.

Dengan penuh nafsu Sang Tuan meremas dada Anika, seketika ada rasa jijik yang sangat dengan tangan yang menjamahnya itu.

Sang Tuan besar yang dikuasai nafsu, apa lagi sehabis minum alkohol merasakan panas disekujur tubuhnya melihat tubuh Anika yang sudah setengah polos terpampang di depannya. Sang junior yang masih berada di dalam sangkarnya, sudah meronta ingin di bukakan pintu dan ingin masuk menerobos pintu lembah Anika yang masih terkunci dengan rapat.

Saat Dia sudah bersiap di atas tubuh Anika, tiba - tiba saja terdengar suara pintu yang diketuk dengan keras.

Tok tok tok tok tok

"Tuan,......Tuan besar. Buka pintunya sebentar Tuan, ini saya Marno, " suara Marno seketika membuat Juragan Jarwo murka.

"Ada apa? Kenapa menggangguku. Bukankah sudah ku bilang jangan ganggu kesenanganku ,heh!"

Sang Tuan besar membuka pintu dan langsung melotot mencaci- maki pengawalnya yang telah berani mengganggu kesenangannya.

"Ma ma af Tuan, ampun.... ," Sang pengawal yang bernama Marno pun bersimpuh ketakutan dengan tubuh yang gemetar akrena kemarahan Tuannya.

"Ada apa? Cepat katakan!" dengan berkacak pinggang, Juragan Jarwo berdiri di hadapan Marno.

"Ampun Tuan, a a ada tamu di depan," jawab Marno dengan tergagap.

"Tamu? Tamu siapa malam - malam begini berani datang mengganggu Aku?! Ngomong yang jelas donk, "

"Ta ta mu itu utusan da ri ko ta Tu an, "

"Utusan dari kota? Apa maksudmu," tanya Juragan Jarwo dengan suara tertahan.

"Dia utusan dari kota anak buahnya Tuan Dewa, Tuan besar."

"Apa? Tuan Dewa , benarkah jangan bercanda kamu , Marno. "

"Benar Tuan, saya berkata jujur apa adanya " jawab Marno dengan sungguh-sungguh.

"Di mana orang itu sekarang?"

"Dia menunggu Tuan di rung tamu depan Tuan, "

"Kalo begitu, ayo cepat kita temui Dia. Jangan sampai Dia menunggu lama, bisa gawat nasibku."

Tuan besar dan Marno buru - buru ke ruang depan untuk menemui tamunya.

Sementara itu, Anika yang. Masih meringkuk di dalam kamar masih menangis. Tapi dalam hatinya merasa bersyukur, setidaknya Dia masih bisa menyelamatkan mahkotanya malam ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Wanita Pelunas Hutang   Mencari Anika

    Erfan baru terjaga dari tidurnya. Mimpi buruk yang baru saja dialaminya membuatnya berpikir dan merasa sangat kuatir karena takut mimpi itu akan jadi kenyataan. Saat menatap jam di dinding, ternyata sudah sangat siang. Ia bergegas menuju ke kamar mandi untuk membasuh seluruh tubuhnya.Namun, mimpi yang tdi sempat hinggap kini terbayang lagi di benaknya. Bahkan Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam debaran hatinya. Ia merasakan sedikit sesak dan agak nyeri pada dadanya.Sudah hampir sebulan Ia berada di Kota ini untuk mencari info tentang keberadaan Sang Adik yang telah dijadikan sebagai jaminan pelunas hutang oleh paman dan Bibinya. Yang Katanya sudah di bawa ke kota oleh orang lain.Namun semalam, tiba-tiba Ia bermimpi aneh tentang adiknya itu. Dalam mimpinya itu, Ia melihat Adiknya sedang diseret dan dipukuli oleh orang-orang yang tak dikenal, kemudian tubuhnya dibuang ke sebuah jurang yang sangat dalam. Dan kini, Ia merasa kepikiran terus dengan mimpi itu. Tapi Ia juga bingung haru

  • Wanita Pelunas Hutang   Anika Hilang

    Sejak pagi, di rumah Dewa sudah terlihat sangat sibuk. Acara resepsi di gedung yang akan di mulai pukul sembilan harus sesuai dengan keinginan Mereka. Sebenarnya Anika tidak menginginkan acara yang meriah seperti itu. Namun Dewa ingin memberikan yang terbaik untuk Istrinya itu. Apa lagi jika mengingat Anika adalah anak yatim piatu yang dari kecil tak pernah merasakan kebahagiaan.Jam tujuh pagi, Anika sudah bersiap untuk berangkat dengan menggunakan mobil yang disopiri oleh Mang Udin dan juga Bi Ijah sebagai pendamping Anika."Mang, ingat ya jangan ngebut. Dan jagain Anika dengan baik-baik." Pesan Dewa sebelum Mereka berangkat."Baik Tuan. Akan Saya jaga dengan sebaik-baiknya." jawab Mang Udin yang telah bersiap di belakang kemudi.Dan Anika pun melambaikan tangan pada Dewa dan Lety yang juga akan segera menyusul ke sana, tapi menggunakan mobil yang berbeda."Mang Marno, tolong Kau atur tentang penjagaan di rumah ini Jangan sampai kosong selama Kita tinggalkan ke gedung.""Siap Tuan.

  • Wanita Pelunas Hutang   Mimpi Buruk

    Mang Marno menyuruh Mereka untuk menunggu di ruang tamu yang terletak di samping rumah. Kemudian Ia memanggil Bi Ijah untuk menyampaikan pada Tuan dan Nyonya Mereka, bahwa Asisten yang baru telah tiba.Tak lama kemudian, Bi Ijah phn dstang menyambut Mereka."Rupanya kalian sudah datang ya."Sambut Bi Ijah menyalami Mereka."Tunggu sebentar, Tuan dan Nyonya sedang kemari. Nanti kalian perkenalkan diri sama Majikan Kita ya."Keduanya pun mengangguk dan duduk dengan tenang. Anika dan Dewa pun telah datang dan duduk dihadapan Mereka."Nyonya, Tuan. Mereka adalah orang yang Saya maksud kemarin. Ayo perkenalkan nama Kalian masing-masing." kata Bi Ijah pada kedua orng itu."Perkenalkan, nama Saya Tuti Tuan, Nyonya dan ini adalah keponakan Saya."Kata wanita yang lebih tua, kemudian nenyenggol lengan keponakannya untuk gantian menyebutkan namamya."Benar Tuan, Nyonya Saya adalah keponakannya Bi Tuti. Nama Saya Juwi.""Tuti dan Juwi. Apakah kalian ini masih tetangganya Bi Ijah?" tanya Anika sa

  • Wanita Pelunas Hutang   Bertemu Lucy

    "Sayang, baju pengantinmu untuk acara Kita nanti, apa sudah jadi?""Sudah, kata asisten Lidya akan dikirim besok Sayang.""Baguslah. Dan besok kata Bi Ijah juga asisten yng baru akan datang ke rumah Kita.""Oh iya, apa Kau tadi sudah menanyakannya sama Bi Ijah?""Iya Sayang sudah. Nanti kalo Mereka sudah datang, Kau yang harus mengatur tugas Mereka. Biar bisa bantu-bantu Bi Ijah." Anika mengangguk setuju mendengar perkataan Dewa."Kita makan di restoran itu saja Sayang."Dewa membelokkan mobilnya memasuki pelataran sebuah restoran. Turun dari mobil, Mereka segera masuk dan memesan makanan."Restoran ini bagus ya. Pasti harga makanannya sangat mahal." Anika memperhatikan sekeliling restoran itu, yang sangat bagus dan ditata dengan sangat estetis."Kenapa berpikir masalah harga Sayang? Kan ada Suamimu ini." ucap Dewa dengan bangganya."Aku tahu, Kau ini bisa membayar semua makanan mahal, bahkan mungkin Kau pun bisa membeli restoran ini dengan mudah."Sedang asyik Mereka berbincang, seor

  • Wanita Pelunas Hutang   Lingerie Sexy

    Pagi yang cerah, seluruh kekuarga Dewa bangun dengan senyum penuh kebahagiaan. Hari ini semua orang hanya berdiam diri di rumah, karena hari minggu. Dan satu minggu ke depan, resepsi pernikahan Anika dan Dewa akan segera dilaksanakan."Bi, kumpulkan semua orang di sini. Aku ingin mengecek semua persiapan minggu depan." Dewa memerintahkan pada Bi Ijah untuk mengumpulkan pelayan yang lain."Baik Tuan."Setelah menjawab Dewa, Bi Ijah pun segera keluar untuk memanggil Mang udin, Mang Oji dan Mang Marno. Mendapat perintah dari Tuannya, Mereka pun segera berkumpul."Tuan, Kami semua sudah ada di sini."Dewa yang sedang membaca koran, menurunkan kertas yang penuh dengan tulisan dan berita itu."Baiklah, Kalian semua sudah berkumpul di sini. Ada beberapa hal yang ingin Aku tanyakan sama Kalian.Minggu depan adakah acara resepsiku dengan Anika. Bagaimana dengan semua tugas kalian?""Saya dulu yang akan melaporkannya Tuan." Bi Ijah maju lebih dulu untuk memberikan laporannya."Untuk katering ya

  • Wanita Pelunas Hutang   Nobar Film

    Malam yang semakin sepi merayap, namun belum bisa melenakan dua pasangan yang sedang jatuh cinta. Apa lagi masih pengantin baru. Setiap malam ingin selalu berpelukan dan memadu asmara, menikmati surga dunia. Anika dan Dewa pun sedang mengalami hal seperti itu.Hujan yang turun membasahi bumi sejak sore tadi, menambah kian romantis untuk mereka berdua. Dengan bersandar pada dada bidang Dewa, Anika sedang memperhatikan Dewa yang dengan telaten mengajarinya bagaimana menggunakan Smartphine dan istilah-istilah yang biasa digunakan dalam HP Android."Bagaimana, mudah kan. Sekarang ayo di coba." Dewa memberikan Smartphone itu pada Istrinya. Anika mencoba beberapa kali mengusap layarnya, dan mencoba mengetik beberapa pesan yang kemudian dikirimkan pada HP Suaminya."Wah, ternyata mudah ya. Horeee, Aku sudh bisa memakainya. Makasih Sayang." Anika bersorak kegirangan layaknya anak kecil yang baru dibelikan mainan. Dewa tertawa melihat kelakuan Istri mungilnya itu yang baginya nampak sangat luc

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status