Wanita Pelunas Hutang

Wanita Pelunas Hutang

Oleh:  UmyHan81  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
48Bab
419Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Anika seorang gadis dari Kampung yang tinggal bersama dengan Paman dan Bibinya. Kedua orang tuanya telah meninggal sejak Ia berusia sepuluh tahun. Sebenarnya, Ia masih memiliki seorang Kakak Laki-laki. Namun, karena Sang kakak tidak tahan dengan perlakuan Paman Dan Bibinya yang sangat kejam, Sang kakak dengan diam-diam pergi meninggalkan Kampung halaman dan tak pernah kembali lagi.

Lihat lebih banyak
Wanita Pelunas Hutang Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
48 Bab
Dia, Anika
Seorang gadis manis, tengah berlari-lari pulang melewati pematang sawah. Hari sudah nampak agak gelap, sebentar lagi sepertinya matahari akan segera tenggelam dan berganti menjadi malam.Untung saja jarak rumahnya sudah terlihat. Sampai di depan sebuah rumah mungil dengan nafas ngos-ngosan mengetuk pintu rumah." Assalamualaikum....paman, Bibi Aku pulang," teriak gadis itu sambil terus mengetuk pintu.Tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang wanita setengah baya keluar dengan wajah yang sudah merah padam."Kenapa terlambat ? Lihat jam berapa sekarang, Kau ini tidak berguna sama sekali."Sungut wanita itu sambil berbalik badan dan masuk kembali ke dalam rumah." Maaf Bi, Aku tadi mencari agak jauh ke dalam hutan karena di pinggir hutan tidak ku temukan daun obat yang Bibi minta," jawab gadis itu dengan suara lirih dan takut."Mana daun itu. Dapat tidak? Itu untuk obat Pamanmu yang sedang sakit. ""Dapat Bi. Ini daunnya, tapi hanya sedikit, karena memang tanamannya sudah langka dan sus
Baca selengkapnya
Kedatangan Para Algojo
"Wah, masakan Ibumu memang selalu juara Sar," Anika mengacungkan jempolnya sambil mulutnya sibuk mengunyah. Sari cuma tersenyum menatap sahabatnya yang sejak kecil selalu ditimpa penderitaan. Dn hanya Ia lah satu-satunya yang mau berteman dengan Anika."Ish, kalo makan jangan sambil ngomong gitu, nanti keselek lho. Sudah cepat habiskan saja. "Anika cuma mengangguk dan melanjutkan makannya."Nah, dah habis. Makasih ya Sar, kalian sudah baik banget sama Aku. Tidak seperti paman dan Bibiku yang selalu memaki Ku.""Sudahlah jangan dipikirkan Paman dan Bibimu. Kalo Kau butuh apa-apa bilang saja sama Aku atau Ibu," ucap Sari sambil menggenggam tangan Anika."Iya Sar.,Aku mengerti. Sekali lagi terima kasih ya." balas Anika dengan terharu."Aku pulang dulu ya, Gak bisa lama - lama, nanti bisa ketahuan sama mereka". Sari berpamitan karena akan langsung setelah mengantarkan makanan pada Sahabatnya itu."Hati - hati Sar," ucap Anika seraya melepaskan genggaman tangan Sari."Kau juga, hati - ha
Baca selengkapnya
Dibawa ke Rumah Besar
"Aku mau di bawa kemana Tuan, tolong lepaskan Saya," Anika terus memohon kepada dua pria yang membawanya itu untuk melepaskannya."Diamlah, Kau akan Kami bawa pada Tuan besar Kami..ha ha ha ha......" dua pria itu pun tertawa, tak ada belas kasihan sedikitpun pada rintihan Anika yang terus menangis dengan pilu." Berisik sekali Kau, diam...diamlah.....!" Pria yang ada di sebelahnya menghardik Anika, sehingga Anika tampak sangat ketakutan dengan wajah pucat. Sungguh malang nasib dirinya, yang di jadikan sebagai pelunas hutang oleh Paman dan Bibinya sendiri. Akhirnya Anika hanya bisa diam dan pasrah. Dia tidak tahu kemana dua orang pria itu akan membawanya. Sungguh kejam Paman dan Bibinya, begitu lah pikir Anika."Kakak, tolong lah Aku. Di mana kamu Kak?" rintih Anika dalam hatinya. Tiba - tiba mobil yang mereka tumpangi itu berbelok ke sebuah rumah yang besar. Setelah pintu gerbang terbuka mobil itu pun perlahan memasuki halaman rumah yang juga sangat luas itu. Kedua pria itu turun leb
Baca selengkapnya
Nyaris Kehilangan Kesucian
"Memangnya apa yang akan di lakukan oleh Tuan besar padaku Mbok?" tanya Anika dengan hati - hati."Dia akan menjadikanmu gundik Ndok, seperti wanita - wanita sebelumnya." ucap wanita tua itu dengan lirih."Jadi, sebelum Saya sudah banyak wanita yang dijadikan gundik olehnya Mbok?" tanya Anika karena merasa heran dengan cerita Mbok Darti."Iya, kau benar Ndok. Tuan Besar memang suka sekali pada daun muda. Apa lagi yang masih perawan sepertimu.""Lalu, di mana mereka sekarang? Dan Istri sah nya juga kemana Mbok?""Ish Kau ini Ndok, tanyanya satu - satu Ndok," sela Mbok Darti."Oh iya Mbok, maaf." Anika sepertinya sudah merasa agak nyaman berbincang dengan wanita tua pelayan itu.Sambil terus melanjutkan makannya, Anika terus mengajak Mbok Darti berbincang sekedar mengurangi ketakutannya."Rata - rata wanita yang di jadikan gundik sama Tuan Besar merasa tidak tahan dengan perlakuan kasarnya. Mereka melarikan diri, tapi semuanya berakhir mengenaskan. " sorot mata Mbok Darti menerawang, me
Baca selengkapnya
Di bawa Ke Kota
Dengan tergopoh - gopoh Tuan besar bersama dengan Marno menemui tamunya. Pakaiannya yang sudah berantakan di rapikan dengan setengah berlari. Dan saat mereka sudah tiba di ruang tamu, tampaklah dua orang Pria berpakaian jas hitam rapi sedang duduk menunggunya."Selamat malam Tuan - tuan, maaf kalo Saya terlambat menyambut kedatangan Anda Tuan." ucap Marno dengan sangat hormat."Kemana saja Kau, kami sudah menunggumu lama sekali, huh!" Mereka sepertinya marah dengan Juragan Jarwo yang lambat."Iya Tu an. Ma maafkan saya." jawab Juragan Jarwo dengan wajah diliputi kecemasan."Kemarilah, ada sesuatu yang ingin kami bicarakan denganmu."Tuan besar mendekat, duduk di depan dua orang utusan itu."Apa ada yang bisa saya lakukan untuk Anda Tuan? Ataukah ada perintah khusus untuk saya?" Juragan Jarwo melihat wajah Mereka yang serius."Memang ada hal penting yang ingin kami sampaikan. Atau lebih jelasnya Tuan besar Kami memerintahkan agar kamu mencarikan seorang budak untuk di persembahkan kepa
Baca selengkapnya
Tiba di Jakarta
"Tolong Tuan, lepaskan Aku.....hiks hiks hiks....jangan bawa Aku."Anika meringkuk di dalam mobil jok belakang dalam keadaan tangan terikat dengan kuat. Anika tidak tahu kemana Dia akan di bawa oleh kedua orang Pria itu . Dia hanya meratap, menangisi nasibnya yang selalu ditimpa kemalangan."Diamlah, jangan berisik " Pria yang duduk di sebelahmya menghardik Anika dan menatapnya dengan sorot mata tajam ."Tenang Manis, Kau akan ku bawa ke Kota. Di sana Kau akan mendapatkan kesenangan bersama majikan kami ha ha ha ha.""Suruh Dia diam, jangan menangis lagi. Kupingku panas mendengar tangisannya itu!" Pria yang memegang kemudi pun jadi jengah dan menyuruh temannya untuk mendiamkan Anika.BuuukkkkkTiba - tiba Pria yang duduk di sebelah Anika memukul tengkuk wanita itu sampai tidak sadarkan diri . Tubuh Anika terkulai lemas di sampingnya."Bagus, kenapa tidak dari tadi saja kau membuatnya pingsan," katanya dengan puas."Kalo Dia tidak merengek terus, mungkin Aku tidak akan memukulnya Tapi
Baca selengkapnya
Sebuah Hukuman
"Tu tu an , Saya bukan penculik Tuan...."Anika berkata dengan tubuh gemetar dan muka yang pucat pasi."Hey, bukankah kamu perempuan yang kubawa tadi siang? salah satu pengawal dari Tuan Besar sepertinya mengenali Anika . Dia bergerak maju ke arah Anika dan mengamati dari dekat."Angkat wajahmu, biar Aku memastikan kalo Kau adalah wanita dari kampung itu" Perlahan, Anika mengangkat wajahnya dan melihat ke arah laki - laki yang ada di depannya."Iya Tuan, ini Saya . Saya bukan penculik Tuan, Saya tidak bermaksud menyakiti anak itu. ""Jadi benar Kau rupanya . Tuan besar, rupanya wanita ini adalah wanita yang Saya bawa dari kampung tadi siang . Tadi Saya sudah menceritakannya pada Tuan Besar kan? Nah ini dia orang yang Kami maksud.""Lalu, kenapa bisa Dia berkeliaran di sini dan bersama dengan putriku?""Maaf Tuan, mungkin itu kesahan Kami. Kami lupa mengunci pintu biliknya, sehingga Dia bebas keluar dan berkeliaran di sekitar sini, dan Kami juga lupa menitipkannya pada Bi Ijah." Tuan
Baca selengkapnya
Dia, Erfan
"Siapa namamu?" tanya Bi Ijah setelah Anika bisa duduk sambil bersandar pada dinding."Namaku Anika Bi. Siapa yang membawaku ke kamar ini Bi?""Yang membawamu ke sini Mang Oji sama Mang Adul dan Aku.""Apa salahku Bi, sampai Tuan Besar sangat marah dan menghukumku dengan cambukan.""Maaf, Karena waktu itu Aku lah yang pertama kali meneriakimu sebagai penculik, maka Tuan Besar sangat murka karena Dia mengira bahwa Kau benar adalah seorang penculik. Apa lagi saat itu, Tuan Besar melihatmu memegang tubuh Nona kecil. Tuan Besar sangat tidak suka jika ada orang lain yang menyentuh tubuh putrinya, kecuali Aku yang memang sudah di percaya sebagai pengasuhnya.""Tapi, seharusnya kalian mendengarkan Aku dulu untuk membela diri.""Di sini, tak ada satupun yang berani untuk menentang Tuan Besar. Kalo Dia sudah berkata, Kami tidak berani untuk menyelanya Anika.""Lalu,kenapa Nona kecil juga diam saja, waktu melihat Aku di seret ke kamar belakang, padahal saat itu Aku cuma mau menolongnya karena
Baca selengkapnya
Romantis di Taman
Sudah seminggu sejak Anika mengalami luka karena cambukan, kini Dia sudah mulai bekerja sebagai pelayan di rumah itu. Tugasnya adalah sebagai pelayan yang bertugas untuk melayani makanan Sang Tuan Besar. Di saat Tuan Besar makan, Anika lah yang harus membawakan segala macam hidangan ke meja makan dan kemudian mengambilkan nasi dan lauk pauk yang ingin di makan oleh Sang Tuan. Dan ika Sang Tuan besar telah selesai, maka Anika harus membersihkan semua peralatan makan Tuan Besar dan menaruhnya pada rak tersendiri dan tidak boleh dengan peralatan makan lainnya. Seperti malam ini, Anika harus menyiapkan semua hidangan untuk Tuan Besar dan Putri kecilnya itu. Tapi, kali ini Anika harus melayani tiga orang yang sangat terhormat, itulah yang dikatakan oleh Bi Ijah."Bi, memangnya ada orang lain lagi yang akan diajak makan malam oleh Tuan besar?" kata Anika saat Bi Ijah memerintahkannya untuk mengambilkan piring satu lagi."Sepertinya begitu Anika. Ingat ya, jangan bersikap atau pun berkata y
Baca selengkapnya
Tak Pernah Puas
"Tanganmu nakal sekali Honey,....aahhh." Lucy semakin mendesah kala merasakan tangan Dewa mulai menggerayangi bagian bawah tubuhnya. Perlahan menyingkap gaun nya ke atas, dan mengelus inti wanita cantik itu."Kau semakin membuatku bergairah Sayang, tubuhmu harum sekali Lucy..." "Aku juga menyukai tanganmu yang selalu nakal seperti ini, Honey." Mereka sudah saling terbakar gairah, Lucy pun semakin mendesah."Sayang, aaaahhhhh, nikmat sekali ooohhhh.""Aku suka kalo mendegar rintihanmu Lucy, membuatku tambah bersemangat untuk mencumbumu.....,"Tubuh Lucy lemas setelah pelepasannya yang pertama tadi. Dewa menuntun Lucy untuk duduk di kursi gazebo."Tarik nafas dulu Sayang, nanti kita lanjutkan kembali ronde kedua. ya." bisik Dewa sambil merengkuh tubuh Lucy."Kalo begitu, ayo kita ke kamarmu saja Sayang, Aku tak mau kalo sampai ada yang menonton Kita disini.""Baiklah Ayo kita ke kamarku saja. Kita nikmati malam indah ini dengan bercinta sampai puas."Lucy segera merapikan bajunya. Hat
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status