Share

Jeda

Semua tentu hanya bisa diam, tidak percaya dengan apa yang baru saja Arsene katakan. Kemudian pria itu tampak sudah bisa lagi menahan emosinya sehingga dia melemas dan duduk di kursi dengan posisi menutup wajahnya. Ada air mata yang tumpah ruah dan tidak berhasil Arsene sembunyikan dengan baik. Pria itu menangis tanpa suara.

“Jangan mengatakan sesuatu yang sembrono Arsene,” timpal ibu mertuanya tegas, dia tahu bahwa situasi saat ini sangatlah tidak lucu bila ini hanya untuk sebuah lelucon.

“Sylvia?” satu nama yang keluar dari mulut Chyntia membuat semua orang yang sedang bersitegang langsung menoleh kearah pintu. Wanita itu berdiri disana menyaksikan dan juga mendengar seluruh percakapan yang terjadi diantara tiga orang tersebut.

Ibu mertuanya menjadi orang pertama yang menghampiri Sylvia.

Arsene sendiri tidak bergerak dari tempatnya, tapi raut wajah penuh keterkejutan jelas terpatri apik di air mukanya. Istrinya menatap kosong kearahnya seraya berpegangan kepada dinding, membawa alat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status