공유

Bab 2. Pertemuan

작가: Gadis Nakal
last update 최신 업데이트: 2022-10-19 16:34:24

Plak!

Gadis dengan kacamata tebal itu dikejutkan dengan sebuah tamparan keras yang mendarat di pipi kanannya, menyebabkan kaca matanya terlempar entah ke mana..

“Lo emang benar-benar jal*ng, ya! Nggak nyangka gue cewek penampilan polos kayak lo bisa jebak Dominic kayak gitu, pake digodain segala pula!” maki seorang senior perempuan yang tadi menamparnya dengan mata nyalang. “Kalau suka, kejar yang bener! Jangan main kotor! Dasar l*nte!”

“Tidak. Aku sama sekali tidak menggoda atau menjebak siapa pun! Aku hanya--” Belum sempat Amber menyelesaikan kalimatnya, gadis lain menarik paksa rambut Amber yang dikuncir kuda, membuatnya meringis kesakitan. 

Cengkeraman yang kuat dari gadis itu membuat kepala Amber pusing, pandangannya yang sudah buram semakin membuyar. Ketika samar-samar dia melihat satu sosok familier berdiri di dekat pintu ruangan, dia berteriak, ‘Dom?’ Amber membatin lirih. “Tolong …,” pintanya dengan suara lemah. “Tolong aku ….” 

Namun lelaki itu mengacuhkannya, berbalik dan pergi seolah tidak melihat. “Ini salahmu sendiri, Amber ...” Gumaman lirih dari lelaki itu sempat terdengar oleh Amber, sebelum gelak tawa dari gadis-gadis yang merupakan kakak kelasnya itu memenuhi indra pendengarannya.   

“Sudah, langsung lucuti saja pakaiannya.” perintah gadis berambut panjang sembari tertawa, membuat Amber membelalak dan menggeliat agar bisa lepas dari cengkeraman para penindasnya. Namun, usahanya sia-sia karena Amber jelas kalah jumlah. 

“Kalau dia mau ngelac*r, kita turutin aja kemauannya!”

Serempak, mereka semua menarik paksa seragam putih yang dipakai Amber, mengoyaknya, hingga hanya tersisa selembar bahan yang menutupi bagian intim gadis itu. Baik teriakan maupun isak tangis sama sekali tidak mampu meluluhkan hati para perundung yang tertawa-tawa layaknya iblis.

“Beri aku spidolnya,” pinta gadis berambut panjang dengan sebuah senyuman keji, gadis yang sebelumnya memberi perintah untuk melucuti pakaian Amber. 

Setelah spidol berada di tangan, gadis tersebut membalik tubuh Amber dengan kasar, dan menulis beberapa kata-kata kotor di punggung mulus gadis itu.

Jal*ng.

Aku wanita penggoda.

Tidur denganku.

Seolah belum puas, gadis yang lain memanggil dan mengajak para murid pria untuk masuk.

“Wow, kalau terbuka begini, seksi juga,” ujar salah satu siswa pria, seketika membuat ruangan itu dipenuhi dengan gelak tawa murid-murid pria lain yang seakan menikmati apa yang mereka saksikan.

Dengan usaha untuk kabur, Amber berdiri. Namun, hal itu malah membuat para iblis di sekelilingnya semakin menjadi. Entah siapa mendorongnya ke pelukan salah satu murid pria, lalu murid tersebut mendorongnya ke murid lain, menikmati sentuhan pada kulit mulus Amber.

“Sini, sini. Giliranku!”

“Ahh!”

Terkesiap, Amber langsung terbangun dari tidurnya. Napasnya memburu selagi peluh memenuhi keningnya. 

‘Sial! Mimpi itu lagi …,’ batin Amber sembari menghela napas, menutup mata untuk menenangkan diri. 

Setelah tenang, barulah Amber bangkit dari tempat tidur untuk mengambil air di meja nakas. Dia melirik jam di dinding dan menyadari bahwa dirinya harus segera bersiap-siap.

Amber melangkah ke kamar mandi dan menyalakan shower, membiarkan air mengalir mendinginkan kepalanya. Dalam hitungan jam dan menit, dia harus bertemu dengan lelaki itu. Demikian, dia harus kuat. Mimpi tadi tidak boleh mengacaukan semuanya.

“Tenanglah, Amber,” ujar Amber pada dirinya sendiri. “Kamu bukan lagi Amber Moore.”

Selesai mempersiapkan dirinya, Amber bergegas meminta sang sopir mengantarnya ke tempat tujuan. Turun dari mobil begitu sampai di restoran, semua orang menoleh untuk menikmati pemandangan yang dia sajikan.

Gaun merah berbahan satin yang melilit tubuhnya menampilkan seluruh lekuk menggoda miliknya. Rambut hitam bergelombang terurai indah di punggungnya, begitu kontras dengan kulit putih susunya. Dilengkapi dengan make up tipis dan lipstik paling merah yang dia punya, semua pria perlu meneguk ludah ketika melihatnya.

Ketika Amber berjalan menuju meja sembari diantar seorang pelayan, sebuah suara yang terdengar berat mengejutkan dirinya, “Nona Amber Johns?” Panggilan tersebut membuat Amber menoleh.

Detik itu juga, Amber membeku. Seorang pria dengan balutan jas hitam mahal yang tidak mampu menyembunyikan tubuh kekarnya itu berdiri tersenyum padanya. Manik cokelat terang itu menatapnya tajam, membuat darah Amber berdesir.

Manik kuning keemasan milik Amber mengerjap, lalu senyuman profesionalnya pun mekar begitu menyadari siapa yang telah memanggil dirinya. “Tuan Dominic Grey?” balas wanita itu seraya mendudukkan diri dengan santai.

Mata dingin milik pria bernama Dominic itu terarah pada Amber, memperhatikan setiap gerakan anggun yang diambil wanita tersebut. Tak elak diakui, dia menikmati pemandangan yang disajikan setiap lekukan tubuh Amber. 

“Banyak yang berkata kamu profesional, tapi hal pertama yang kudapatkan adalah bentuk keterlambatan,” ujar Dominic dengan suara dalam yang menggelitik telinga.

Mendengar sindiran Dominic, Amber menyunggingkan sebuah senyuman. Mata kuning keemasannya terarah pada bekas anggur yang membuat bibir pria di hadapannya tersebut merona.

Amber meletakkan kedua siku tangannya pada meja, lalu menopang wajahnya dengan telapaknya yang halus. Dengan pandangan menggoda, wanita itu berkata, “Mungkin mereka kurang spesifik ketika mendeskripsikan diriku, Tuan Dominic.” Lidah wanita itu menjilat bibirnya, sengaja menantang pria di hadapannya. “Aku ini paling profesional di aktivitas ranjang.” 

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
Dian Andriyansysh
bagus nih ceritanya
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
wahh bener kan ,jangan jangan amber digilir ............ jahara nya lelaki itu nggak nolongin amber 🥲
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 28. Dominic Dan Gengsinya

    Pembicaraan semalam berupa bumbu permintaan maaf Dominic pada Amber diacuhkan oleh wanita itu. Dia sedang tidak ingin memberikan hati pada Dominic.Amber bangkit turun dari tempat tidur, setelah semalaman beristirahat dia merasa tubuhnya menjadi sedikit lebih baik. Dia sempat berpikir, Dominic benar-benar ingin membunuh dirinya dengan membuat mati kelelahan saat bercinta dengan pria itu.Baru saja dia hendak bergerak keluar dari dalam kamar, dia mendengar suara getaran ponsel miliknya di dalam laci nakas.Amber tidak tahu, apakah Will ada menghubunginya atau tidak. Dilihatnya, tidak ada siapa pun di dalam ruangan yang bisa menjadi tempat memadu kasih antara dirinya dan Dominic.Tiba-tiba pintu terbuka, Dominic masuk membawakan satu nampan berisi bubur hangat untuk Amber.“Kamu sudah bangun, makanlah ini,” kata Dominic, berusaha menebus kesalahannya semalam pada Amber.“Hm, ya. Kamu tidak menaruh racun kan di dalam bubur itu?”“Ya Tuhan, apakah di dalam pikiranmu ... aku sama jahatnya

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 27. Kehangatan Dominic

    Dominic mengguncang pelan tubuh Amber, kepala wanita itu terkulai lemah, kedua mata menutup erat, membuat Dominic panik seketika.“Sayang ... bangun, jangan bercanda,” ucap Dominic, seraya mendekatkan bibirnya di telinga Amber.Beberapa menit Dominic mencoba membuat Amber sadarkan diri, tetapi usahanya sia-sia. Wanita itu benar-benar tidak bergerak sedikit pun. Dominic bergegas melompat turun dari tempat tidur dan mengenakan celana panjang, lalu dengan tergesa mengangkat tubuh Amber, menutupi dengan kemeja dan jas miliknya.Dengan bertelanjang dada, dan membawa tubuh Amber dalam dekapannya, dia melompati beberapa anak tangga sekaligus dan membuka pintu ruang rahasia miliknya.Saat hendak kembali ke dalam kamar, Dominic berpapasan dengan Hans, pria paruh baya itu terkejut melihat Amber yang tidak sadarkan diri di dalam dekapan Dominic.“Ada apa, Tuan?”“Hans, bawakan aku minyak angin, dan alat pengompres. Jangan menatap Amber terlalu lama,” perintahnya.“Baik, saya akan ambilkan. Mung

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 26. Aku Membencimu

    “No! Kamu gila, aku ini istrimu bukan—“Dominic menutup mulut Amber menggunakan penutup mulut berwarna hitam dengan aksesoris bola di bagian depan yang sudah disiapkannya, membuat Amber tak bisa terus menerus mengoceh padanya. Mulut Amber sedikit menganga karena bola kecil sialan.“Ehmph!” Kedua mata Amber memelototi Dominic, merasa kesal karena pria itu semakin semaunya memperlakukan dirinya.Dominic tertawa melihat wajah Amber kini terlihat panik saat dia mengarahkan lilin yang menyala ke arah tubuh istrinya.“Jangan terlalu tegang, Amber. Lilin ini bersuhu rendah, kamu tidak akan merasa sakit sedikit pun, justru ... kamu akan menyukainya,” kata Dominic. Amber meronta mencoba menarik kedua tangannya, menciptakan bunyi derit pada tubuh tempat tidur dari besi tersebut.“Huh!” Sial! Dia ingin berteriak, mengumpat, memaki, kalau perlu meludahi pria gila yang menjadi suaminya itu.Dominic mengusap wajah Amber, lalu mengecup pipi istrinya dengan lembut, sesuatu yang jarang dilakukan Domin

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 25. Desahkan Namaku, Amber ….

    Dominic mengeluarkan cambuk dan menggunakan ujungnya untuk menelusuri setiap lekuk tubuh Amber. Diangkatnya cambuk ke udara, lalu mendarat sempurna pada punggung mulus Amber, menciptakan bunyi yang cukup nyaring di dalam ruangan tersebut.“Akh!” pekik Amber.“Kenapa kamu ingin membunuhku?” tanya Dominic.Amber menggeleng, dia berusaha untuk menyangkal, tidak ingin membuat Dominic menjadi jauh lebih kejam dari yang sekarang. Dia harus memutar otak untuk memberi jawaban pada pria itu. Merasa bukan itu jawaban yang diinginkannya. Dominic kembali memberikan satu pecutan pada Amber, kali ini mengarah pada bagian bokong wanita itu.“Ssh! Dominic!” Amber memekik sekali lagi, rasanya perih.“Jawab aku, Sayang.”“Aku tidak mengerti maksudmu,” jawab Amber. Rasa dingin dari suhu di dalam ruangan, kini mulai menggerogoti tubuh Amber, merayap masuk ke sela pori-pori halus tubuh telanjang Amber.“Jangan berpura-pura, kamu pikir ... aku tidak mengetahui apa pun? Daging merah yang kamu masak untukku,

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 24. Blind Taste

    “Aku mohon ... aku ingin menyentuhmu, merasakan rasanya bercinta seperti orang normal,” lirih Amber. Wajahnya tidak lagi bisa berbohong jika saat ini dia pun sangat menginginkan sentuhan-sentuhan nakal dan liar Dominic.Dominic menarik kedua tangan Amber yang telah diikatnya ke belakang dengan dasi, dia akan menunjukkan sesuatu pada Amber.“Aku akan menunjukkan sesuatu padamu yang lebih menegangkan dari sebelumnya, Sayang. Bagaimana?”Rasanya tubuh Amber benar-benar lemas kehilangan tenaga. Entah apa lagi yang ingin ditunjukkan Dominic padanya, ini hari ke sembilan dia hidup serumah bersama Dominic, awalnya Amber mengira ... dia mampu menguasai Dominic, tapi sampai detik ini, Amber selalu tidak bisa membuat Dominic kalah dengan rengekan dan juga rayuan dari mulutnya yang manis.“Jangan terlalu kasar, Dom! Kedua tanganku kamu tarik dengan paksa, sakit!” pekik Amber yang kelihatan tidak berdaya, bahkan untuk melawan sedikit pun dia tidak memiliki ruang gerak.“Sebelumnya ... aku tidak m

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 23. Let Me Taste You, Baby

    Benar saja, mobil Dominic memang sudah berada di garasi lebih dulu dari Amber, berarti pria itu tidak hanya sekadar membual dengan mengatakan dia sudah berada di rumah dan menunggu kedatangan Amber.Perlahan wanita itu membuka pintu, lalu menjulurkan kepalanya ke dalam, dia tidak ingin tiba-tiba Dominic menyergapnya secara tiba-tiba seperti beberapa hari yang lalu. Amber melangkah masuk dengan langkahnya yang teratur, lalu melihat seorang kepala pelayan ada di sana.“Hans, di mana tuanmu berada?” tanya Amber.“Tuan Muda berada di ruang kerja, tadi saat dia pulang, dia menanyakan pada saya mengenai Nyonya Muda. Saya mengatakan, jika Nyonya pergi keluar,” jawab Hans apa adanya tanpa melebih-lebihnya kata-katanya.“Baiklah, aku akan ke sana menemuinya. Dia tidak ada membicarakan hal lain?”“Tidak ada, Nyonya.” Hans pun tidak banyak bicara, setelah tahu Amber berhenti bertanya, dia pun menyingkir dari hadapan Amber. Wanita itu pun mendengus pelan, dia tahu, jika dia menghampiri Dominic, m

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status