Beranda / Romansa / Wanita Penakluk Sang Mafia / Bab 5. Lelaki Itu ….

Share

Bab 5. Lelaki Itu ….

Penulis: Gadis Nakal
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-21 05:47:52

Seringai terpasang jelas di wajah Dominic, menggenggam sebuah kartu memori sambil keluar dari pintu lobi hotel. “Hah, dasar jal*ng kecil” batinnya. Netra cokelat muda milik lelaki itu ditundukkan ke kartu kecil di tangan kanannya.

Aktivitasnya terhenti ketika sebuah mobil sedan hitam terparkir di depannya, menunjukkan seorang lelaki dengan setelan formal dan rambut yang disisir ke belakang. Lelaki yang merupakan asisten pribadi Dominic itu bergegas membuka pintu mobil dan mempersilakan dirinya untuk masuk.

Sepanjang perjalanan, mata Dominic disibukkan oleh banyak pesan di ponsel pribadi miliknya. Barulah ketika selesai, pandangannya terangkat ke arah Will, asistennya. “Bagaimana dengan urusan muncikari di Kota B kemarin?” tanya Dominic.

“Ulahnya mempengaruhi banyak klien dan juga wanita-wanita kita, Tuan. Sudah saya bereskan, kita tidak akan berurusan dengannya lagi.” jawab Will. Matanya masih fokus ke jalan sambil sesekali melirik ke atasannya.

“Bagaimana dengan wanita-wanita di bawah naungannya?”

“Aman, Tuan. Saya sudah mendapatkan muncikari pengganti untuk mengurus wanita-wanita itu. Telah kupastikan lelaki itu tidak berani berbuat macam-macam.” Jawaban dari Will membuat Dominic tersenyum puas, asisten sekaligus teman semasa kecilnya ini memang tidak pernah mengecewakannya.

Pikiran Dominic kembali ke saat dia melihat kerlap-kerlip cahaya merah dari balik lemari pakaian hotel. Senyum mengejek merekah dari wajahnya, menemukan sebuah kamera kecil yang jelas sengaja dipasang di sana. Dengan santai, lelaki itu mengambil sehelai kertas, mengirimkan pesan untuk wanita yang masih terlelap di ranjang. ‘Tidak semudah itu menjebakku, Amber Moore.’

“Anda terlihat bahagia, Tuan Dominic. Apakah ada hubungannya dengan malam Anda kemarin?” Pertanyaan Will membangunkan Dominic dari lamunannya. 

Manik keemasan lelaki itu menatap asistennya sambil tertawa kecil. “Begitulah. Malam ini…menarik.”

“Sepertinya Anda sangat puas dengan wanita yang saya sarankan.” ujar Will. Memang asistennya yang menyarankan dirinya untuk bermalam dengan wanita bertubuh sempurna itu.

Melihat ekspresi wajah sang asisten yang berseringai dan menunjukkan kepuasan, Dominic meneruskan pembicaraannya. “Will, apakah kamu masih ingat dengan wanita bernama Amber Moore?” tanya Dominic, menatap manik abu milik asistennya melalui kaca spion tengah. Will mengingat kembali nama yang familiar itu, menjawab pertanyaan yang membangun memori masa SMA dirinya dan Dominic dengan sebuah anggukan.

“Amber Moore adalah Amber Johns.” ucap Dominic dengan santai, melipat tangannya ke belakang. Will tidak mengatakan apa-apa untuk beberapa saat, sebelum lelaki berambut cokelat itu menoleh tepat ketika mereka sampai di tujuan. “Maksud Anda, wanita penghibur yang semalam bercinta denganmu itu ... wanita yang sama dengan gadis cupu di SMA dulu?” Will terlihat tidak yakin dengan pernyataan dari atasannya itu.

Dominic menjawab dengan senyuman. “Kumpulkan informasi lengkap mengenai wanita itu. Jangan ada yang terlewat. Kalau perlu, ikuti gerak-geriknya.” Netra Dominic kini menatap Will dengan tajam. Pertanda kalau lelaki itu berbicara pekerjaan yang serius. Sang asisten membalasnya dengan manutan sebelum Dominic meninggalkan dirinya di dalam mobil.

Will menatap atasan dan temannya itu yang kini telah berjalan menuju pintu masuk sebuah bar megah. Posturnya yang tegap dan badannya yang kekar mengeluarkan aura gelap, membuat banyak orang takluk di hadapannya.

Mata Will masih mengikuti pergerakan Dominic, menyaksikan beberapa lelaki dengan tubuh yang tak kalah kekar dan wajah mereka yang bengis menundukkan badannya untuk menyampaikan hormat ke arah Dominic. Setelah memastikan lelaki itu sudah tidak terlihat, Will menatap nanar jalanan di depannya.

‘Sial!’ batinnya sambil menggebrak setir mobil di hadapannya. Dengan segera Will menyalakan kembali mesin mobilnya dan bergegas meninggalkan bar megah itu. Tangannya menggapai kantong jasnya, mengambil ponsel miliknya.

Lampu merah di persimpangan jalan menghentikan mobilnya yang melaju kencang. Dengan tergesa-gesa Will mencari kontak yang telah dia simpan beberapa hari yang lalu.

Dua huruf inisial terpampang di layar ponselnya. [A.M].

Beberapa kali lelaki itu mencoba menghubungi kontak yang hanya diberi inisial itu, namun hanya suara operator yang dia dapatkan. Tepat ketika usahanya yang ke delapan kali, barulah nomor itu berhasil tersambung.

"Halo?" Terdengar suara wanita dari seberang.

“Apa yang sudah kamu lakukan?!” teriak Will dengan penuh amarah.

Terdengar lawan bicara wanita itu membalas dengan bingung, “Apa maksudmu?”

“Bagaimana dia bisa mengetahui identitasmu, Amber?!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
si Wil ini pro sama si amber kah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 28. Dominic Dan Gengsinya

    Pembicaraan semalam berupa bumbu permintaan maaf Dominic pada Amber diacuhkan oleh wanita itu. Dia sedang tidak ingin memberikan hati pada Dominic.Amber bangkit turun dari tempat tidur, setelah semalaman beristirahat dia merasa tubuhnya menjadi sedikit lebih baik. Dia sempat berpikir, Dominic benar-benar ingin membunuh dirinya dengan membuat mati kelelahan saat bercinta dengan pria itu.Baru saja dia hendak bergerak keluar dari dalam kamar, dia mendengar suara getaran ponsel miliknya di dalam laci nakas.Amber tidak tahu, apakah Will ada menghubunginya atau tidak. Dilihatnya, tidak ada siapa pun di dalam ruangan yang bisa menjadi tempat memadu kasih antara dirinya dan Dominic.Tiba-tiba pintu terbuka, Dominic masuk membawakan satu nampan berisi bubur hangat untuk Amber.“Kamu sudah bangun, makanlah ini,” kata Dominic, berusaha menebus kesalahannya semalam pada Amber.“Hm, ya. Kamu tidak menaruh racun kan di dalam bubur itu?”“Ya Tuhan, apakah di dalam pikiranmu ... aku sama jahatnya

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 27. Kehangatan Dominic

    Dominic mengguncang pelan tubuh Amber, kepala wanita itu terkulai lemah, kedua mata menutup erat, membuat Dominic panik seketika.“Sayang ... bangun, jangan bercanda,” ucap Dominic, seraya mendekatkan bibirnya di telinga Amber.Beberapa menit Dominic mencoba membuat Amber sadarkan diri, tetapi usahanya sia-sia. Wanita itu benar-benar tidak bergerak sedikit pun. Dominic bergegas melompat turun dari tempat tidur dan mengenakan celana panjang, lalu dengan tergesa mengangkat tubuh Amber, menutupi dengan kemeja dan jas miliknya.Dengan bertelanjang dada, dan membawa tubuh Amber dalam dekapannya, dia melompati beberapa anak tangga sekaligus dan membuka pintu ruang rahasia miliknya.Saat hendak kembali ke dalam kamar, Dominic berpapasan dengan Hans, pria paruh baya itu terkejut melihat Amber yang tidak sadarkan diri di dalam dekapan Dominic.“Ada apa, Tuan?”“Hans, bawakan aku minyak angin, dan alat pengompres. Jangan menatap Amber terlalu lama,” perintahnya.“Baik, saya akan ambilkan. Mung

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 26. Aku Membencimu

    “No! Kamu gila, aku ini istrimu bukan—“Dominic menutup mulut Amber menggunakan penutup mulut berwarna hitam dengan aksesoris bola di bagian depan yang sudah disiapkannya, membuat Amber tak bisa terus menerus mengoceh padanya. Mulut Amber sedikit menganga karena bola kecil sialan.“Ehmph!” Kedua mata Amber memelototi Dominic, merasa kesal karena pria itu semakin semaunya memperlakukan dirinya.Dominic tertawa melihat wajah Amber kini terlihat panik saat dia mengarahkan lilin yang menyala ke arah tubuh istrinya.“Jangan terlalu tegang, Amber. Lilin ini bersuhu rendah, kamu tidak akan merasa sakit sedikit pun, justru ... kamu akan menyukainya,” kata Dominic. Amber meronta mencoba menarik kedua tangannya, menciptakan bunyi derit pada tubuh tempat tidur dari besi tersebut.“Huh!” Sial! Dia ingin berteriak, mengumpat, memaki, kalau perlu meludahi pria gila yang menjadi suaminya itu.Dominic mengusap wajah Amber, lalu mengecup pipi istrinya dengan lembut, sesuatu yang jarang dilakukan Domin

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 25. Desahkan Namaku, Amber ….

    Dominic mengeluarkan cambuk dan menggunakan ujungnya untuk menelusuri setiap lekuk tubuh Amber. Diangkatnya cambuk ke udara, lalu mendarat sempurna pada punggung mulus Amber, menciptakan bunyi yang cukup nyaring di dalam ruangan tersebut.“Akh!” pekik Amber.“Kenapa kamu ingin membunuhku?” tanya Dominic.Amber menggeleng, dia berusaha untuk menyangkal, tidak ingin membuat Dominic menjadi jauh lebih kejam dari yang sekarang. Dia harus memutar otak untuk memberi jawaban pada pria itu. Merasa bukan itu jawaban yang diinginkannya. Dominic kembali memberikan satu pecutan pada Amber, kali ini mengarah pada bagian bokong wanita itu.“Ssh! Dominic!” Amber memekik sekali lagi, rasanya perih.“Jawab aku, Sayang.”“Aku tidak mengerti maksudmu,” jawab Amber. Rasa dingin dari suhu di dalam ruangan, kini mulai menggerogoti tubuh Amber, merayap masuk ke sela pori-pori halus tubuh telanjang Amber.“Jangan berpura-pura, kamu pikir ... aku tidak mengetahui apa pun? Daging merah yang kamu masak untukku,

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 24. Blind Taste

    “Aku mohon ... aku ingin menyentuhmu, merasakan rasanya bercinta seperti orang normal,” lirih Amber. Wajahnya tidak lagi bisa berbohong jika saat ini dia pun sangat menginginkan sentuhan-sentuhan nakal dan liar Dominic.Dominic menarik kedua tangan Amber yang telah diikatnya ke belakang dengan dasi, dia akan menunjukkan sesuatu pada Amber.“Aku akan menunjukkan sesuatu padamu yang lebih menegangkan dari sebelumnya, Sayang. Bagaimana?”Rasanya tubuh Amber benar-benar lemas kehilangan tenaga. Entah apa lagi yang ingin ditunjukkan Dominic padanya, ini hari ke sembilan dia hidup serumah bersama Dominic, awalnya Amber mengira ... dia mampu menguasai Dominic, tapi sampai detik ini, Amber selalu tidak bisa membuat Dominic kalah dengan rengekan dan juga rayuan dari mulutnya yang manis.“Jangan terlalu kasar, Dom! Kedua tanganku kamu tarik dengan paksa, sakit!” pekik Amber yang kelihatan tidak berdaya, bahkan untuk melawan sedikit pun dia tidak memiliki ruang gerak.“Sebelumnya ... aku tidak m

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 23. Let Me Taste You, Baby

    Benar saja, mobil Dominic memang sudah berada di garasi lebih dulu dari Amber, berarti pria itu tidak hanya sekadar membual dengan mengatakan dia sudah berada di rumah dan menunggu kedatangan Amber.Perlahan wanita itu membuka pintu, lalu menjulurkan kepalanya ke dalam, dia tidak ingin tiba-tiba Dominic menyergapnya secara tiba-tiba seperti beberapa hari yang lalu. Amber melangkah masuk dengan langkahnya yang teratur, lalu melihat seorang kepala pelayan ada di sana.“Hans, di mana tuanmu berada?” tanya Amber.“Tuan Muda berada di ruang kerja, tadi saat dia pulang, dia menanyakan pada saya mengenai Nyonya Muda. Saya mengatakan, jika Nyonya pergi keluar,” jawab Hans apa adanya tanpa melebih-lebihnya kata-katanya.“Baiklah, aku akan ke sana menemuinya. Dia tidak ada membicarakan hal lain?”“Tidak ada, Nyonya.” Hans pun tidak banyak bicara, setelah tahu Amber berhenti bertanya, dia pun menyingkir dari hadapan Amber. Wanita itu pun mendengus pelan, dia tahu, jika dia menghampiri Dominic, m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status