Share

Bab 4. Jebakan?

Penulis: Gadis Nakal
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-19 16:35:29

Ruangan yang tadinya hening tiba-tiba diisi dengan suara tamparan yang terdengar nyaring, tepat mengenai wajah Amber. “Dasar kamu anak tidak tahu diuntung! Kamu benar-benar mempermalukan Ayah, Amber!” Rasa perih dari tamparan oleh gadis-gadis di sekolah sebelumnya semakin menjadi-jadi, tapi itu tidak sebanding dengan hatinya yang tersayat kata-kata sang ayah.

Mendengar amarah ayahnya membuat Amber tidak bisa berkutik, hanya air mata yang turun dari wajahnya yang bisa menggambarkan isi hatinya. Gadis itu menatap nanar ayahnya. Ketika dia pikir akan mendapat dukungan dari keluarga satu-satunya yang ia miliki, dia justru mendapatkan hinaan dan tamparan dari ayahnya sendiri. 

“Bukan aku yang memulai semua ini! Aku tidak bersalah! Gadis-gadis itu yang melakukan ini karena—“ Belum selesai Amber menyelesaikan pembelaannya, sang ayah sudah menyela dengan kasar. Tidak berniat untuk mendengarkan Amber lebih jauh.

“Tutup mulutmu!” geram sang ayah sembari menatapnya nyalang. “Pers*tan dengan apa yang terjadi. Mulai hari ini kamu akan sekolah dari rumah. Dengan begitu ... kamu tidak akan berani berulah lagi.” ucapnya dengan nada tinggi seraya berlalu pergi, meninggalkan Amber menangis sendirian dalam ruang tidurnya.

Hanya ketika waktu makan malam tiba, barulah ada orang yang berani mengunjungi ruangan Amber. “Nona Amber, makanan sudah siap. Waktunya makan malam,” panggil sang pelayan sembari mengetuk ruang tidur Amber. Namun, setelah sekian lama panggilan dan beberapa kali ketukan tak kunjung mendapatkan jawaban, pembantu itu pun membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan. “Nona? Kenapa–”

Ucapan pelayan itu terhenti selagi matanya membelalak lebar menatap pemandangan mengerikan di hadapannya.

“Nona Amber!” teriak pelayan itu sembari langsung berlari menghampiri kaki Amber yang melayang di udara. Dia mencoba menaikkan tubuh gadis itu, merenggangkan cekikan tali pada leher Amber. “Tolong! Siapa pun! Tolong!”

...

Amber dibangunkan oleh perasaan sesak di dada, kedua matanya melirik ke arah ranjang yang kini hanya tinggal dia seorang. Aroma percintaan dengan tamunya tadi malam masih melekat kuat di ranjang dan juga tubuhnya.

“Sial,” ucapnya pelan sambil menghapus peluh di keningnya. Masih teringat jelas di dalam benak perihal ingatan kelam di masa lalu yang mengunjungi mimpinya. Orang tua, batin Amber, mengulangi pertanyaan Dominic di malam sebelumnya. Hal itu membuatnya mendengus sinis.

Setelah usahanya untuk mengakhiri hidupnya sendiri, ayah Amber tidak lagi ingin bertanggung jawab atas dirinya. Pria itu mengirimkannya ke rumah terpisah, membiarkan para pelayan menjaganya. Hal itu membuka jalan bagi Amber menuju kebebasan, dan tentunya … pergaulan dunia malam yang berujung menjadi tempat dirinya menemukan kebahagiaan.

Keluar kamu dari rumah ini! Kamu hanya bisa mempermalukanku! Mulai hari ini, namamu akan kucoret dari keluarga ini!” 

Makian sang ayah di kali terakhir pertemuan mereka membuat kebencian terpancar dari manik kuning keemasan Amber. Dia menggeram rendah, memaki Dominic karena telah membuatnya teringat akan kenangan yang ingin dia lupakan itu.

Tenanglah, Amber,batin Amber seraya meraih segelas air yang berada di atas nakas, lalu meminumnya. Selesai meneguk habis air di dalam gelas, mata wanita itu melihat ke sekeliling.Dia sungguh sudah pergi?

Tidak, Amber tidak peduli dengan bagaimana Dominic meninggalkan dirinya begitu saja. Dia mengharapkan hal itu.

Setelah memastikan tidak ada tanda-tanda barang pria itu dalam ruangan, Amber bergegas melompat turun dari tempat tidur. Dia berjalan menuju lemari pakaian yang pintunya telah sedikit terbuka itu.

Di sana, di nakas dalam lemari tempat sebuah brankas tergeletak, terdapat sebuah kamera yang berdiri di atasnya. Sekarang, kamu yang masuk jebakanku, Dominic Grey.’ 

Senyum lebar menghiasi wajah Amber ketika dirinya membongkar sisi samping kamera tersebut, berniat mengambil kartu memori yang tersimpan di dalamnya. Dengan rekaman dalam kartu tersebut, dia bisa merusak reputasi Dominic dengan menyebarkan kepada dunia perihal pergumulan panasnya malam tadi. 

Dirinya hanyalah seorang wanita penghibur, jadi reputasi bukanlah hal yang Amber perlukan. Bahkan, dia malah berniat menambah ketenarannya. Namun, bagi Dominic Grey yang terhormat ….

Namun, ketika matanya menatap slot kartu yang kosong, senyuman Amber sekejap menghilang. Kenapa tidak ada?! teriaknya dalam hati. Tidak mungkin dia lupa memasukkan kartu tersebut ke dalam slotnya, bukan? Aku yakin telah memasukkannya!

Tepat pada saat itu, barulah mata Amber mendapati keberadaan selembar kertas terlipat yang berada di atas brankas. Dia segera meraih kertas itu, berniat membuka untuk membacanya.

Mendadak, dering ponsel mengejutkan wanita tersebut, membuat Amber melangkah menghampiri nakas di sebelah tempat tidur dengan tergesa-gesa. Melihat nama yang terpampang di layar, ekspresi Amber menggelap. “Ada apa?” tanyanya begitu menjawab panggilan tersebut.

“Apa yang sudah kamu lakukan?!” suara seorang pria terdengar berseru lantang. “Bagaimana dia bisa mengetahui identitasmu?!”

Mendengar hal tersebut, alis Amber bertautan. Menyadari sesuatu, dia pun membuka kertas yang sedari tadi ada di tangannya dan membaca rentetan kata di atasnya. 

[Tidak semudah itu menjebakku, Amber Moore.]

Dengan emosi yang mulai mendidih di dalam hatinya, Amber meremas kertas tersebut dan berseru, “Dominic Grey, dasar pria baj*ngan!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Fenny Agnes
bab 3 & 4 sama plek..judulnya aja dibedain.
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
masa lalu yang suram 🥲🥲
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
masa lalu yang suram 🥲🥲
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 28. Dominic Dan Gengsinya

    Pembicaraan semalam berupa bumbu permintaan maaf Dominic pada Amber diacuhkan oleh wanita itu. Dia sedang tidak ingin memberikan hati pada Dominic.Amber bangkit turun dari tempat tidur, setelah semalaman beristirahat dia merasa tubuhnya menjadi sedikit lebih baik. Dia sempat berpikir, Dominic benar-benar ingin membunuh dirinya dengan membuat mati kelelahan saat bercinta dengan pria itu.Baru saja dia hendak bergerak keluar dari dalam kamar, dia mendengar suara getaran ponsel miliknya di dalam laci nakas.Amber tidak tahu, apakah Will ada menghubunginya atau tidak. Dilihatnya, tidak ada siapa pun di dalam ruangan yang bisa menjadi tempat memadu kasih antara dirinya dan Dominic.Tiba-tiba pintu terbuka, Dominic masuk membawakan satu nampan berisi bubur hangat untuk Amber.“Kamu sudah bangun, makanlah ini,” kata Dominic, berusaha menebus kesalahannya semalam pada Amber.“Hm, ya. Kamu tidak menaruh racun kan di dalam bubur itu?”“Ya Tuhan, apakah di dalam pikiranmu ... aku sama jahatnya

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 27. Kehangatan Dominic

    Dominic mengguncang pelan tubuh Amber, kepala wanita itu terkulai lemah, kedua mata menutup erat, membuat Dominic panik seketika.“Sayang ... bangun, jangan bercanda,” ucap Dominic, seraya mendekatkan bibirnya di telinga Amber.Beberapa menit Dominic mencoba membuat Amber sadarkan diri, tetapi usahanya sia-sia. Wanita itu benar-benar tidak bergerak sedikit pun. Dominic bergegas melompat turun dari tempat tidur dan mengenakan celana panjang, lalu dengan tergesa mengangkat tubuh Amber, menutupi dengan kemeja dan jas miliknya.Dengan bertelanjang dada, dan membawa tubuh Amber dalam dekapannya, dia melompati beberapa anak tangga sekaligus dan membuka pintu ruang rahasia miliknya.Saat hendak kembali ke dalam kamar, Dominic berpapasan dengan Hans, pria paruh baya itu terkejut melihat Amber yang tidak sadarkan diri di dalam dekapan Dominic.“Ada apa, Tuan?”“Hans, bawakan aku minyak angin, dan alat pengompres. Jangan menatap Amber terlalu lama,” perintahnya.“Baik, saya akan ambilkan. Mung

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 26. Aku Membencimu

    “No! Kamu gila, aku ini istrimu bukan—“Dominic menutup mulut Amber menggunakan penutup mulut berwarna hitam dengan aksesoris bola di bagian depan yang sudah disiapkannya, membuat Amber tak bisa terus menerus mengoceh padanya. Mulut Amber sedikit menganga karena bola kecil sialan.“Ehmph!” Kedua mata Amber memelototi Dominic, merasa kesal karena pria itu semakin semaunya memperlakukan dirinya.Dominic tertawa melihat wajah Amber kini terlihat panik saat dia mengarahkan lilin yang menyala ke arah tubuh istrinya.“Jangan terlalu tegang, Amber. Lilin ini bersuhu rendah, kamu tidak akan merasa sakit sedikit pun, justru ... kamu akan menyukainya,” kata Dominic. Amber meronta mencoba menarik kedua tangannya, menciptakan bunyi derit pada tubuh tempat tidur dari besi tersebut.“Huh!” Sial! Dia ingin berteriak, mengumpat, memaki, kalau perlu meludahi pria gila yang menjadi suaminya itu.Dominic mengusap wajah Amber, lalu mengecup pipi istrinya dengan lembut, sesuatu yang jarang dilakukan Domin

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 25. Desahkan Namaku, Amber ….

    Dominic mengeluarkan cambuk dan menggunakan ujungnya untuk menelusuri setiap lekuk tubuh Amber. Diangkatnya cambuk ke udara, lalu mendarat sempurna pada punggung mulus Amber, menciptakan bunyi yang cukup nyaring di dalam ruangan tersebut.“Akh!” pekik Amber.“Kenapa kamu ingin membunuhku?” tanya Dominic.Amber menggeleng, dia berusaha untuk menyangkal, tidak ingin membuat Dominic menjadi jauh lebih kejam dari yang sekarang. Dia harus memutar otak untuk memberi jawaban pada pria itu. Merasa bukan itu jawaban yang diinginkannya. Dominic kembali memberikan satu pecutan pada Amber, kali ini mengarah pada bagian bokong wanita itu.“Ssh! Dominic!” Amber memekik sekali lagi, rasanya perih.“Jawab aku, Sayang.”“Aku tidak mengerti maksudmu,” jawab Amber. Rasa dingin dari suhu di dalam ruangan, kini mulai menggerogoti tubuh Amber, merayap masuk ke sela pori-pori halus tubuh telanjang Amber.“Jangan berpura-pura, kamu pikir ... aku tidak mengetahui apa pun? Daging merah yang kamu masak untukku,

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 24. Blind Taste

    “Aku mohon ... aku ingin menyentuhmu, merasakan rasanya bercinta seperti orang normal,” lirih Amber. Wajahnya tidak lagi bisa berbohong jika saat ini dia pun sangat menginginkan sentuhan-sentuhan nakal dan liar Dominic.Dominic menarik kedua tangan Amber yang telah diikatnya ke belakang dengan dasi, dia akan menunjukkan sesuatu pada Amber.“Aku akan menunjukkan sesuatu padamu yang lebih menegangkan dari sebelumnya, Sayang. Bagaimana?”Rasanya tubuh Amber benar-benar lemas kehilangan tenaga. Entah apa lagi yang ingin ditunjukkan Dominic padanya, ini hari ke sembilan dia hidup serumah bersama Dominic, awalnya Amber mengira ... dia mampu menguasai Dominic, tapi sampai detik ini, Amber selalu tidak bisa membuat Dominic kalah dengan rengekan dan juga rayuan dari mulutnya yang manis.“Jangan terlalu kasar, Dom! Kedua tanganku kamu tarik dengan paksa, sakit!” pekik Amber yang kelihatan tidak berdaya, bahkan untuk melawan sedikit pun dia tidak memiliki ruang gerak.“Sebelumnya ... aku tidak m

  • Wanita Penakluk Sang Mafia   Bab 23. Let Me Taste You, Baby

    Benar saja, mobil Dominic memang sudah berada di garasi lebih dulu dari Amber, berarti pria itu tidak hanya sekadar membual dengan mengatakan dia sudah berada di rumah dan menunggu kedatangan Amber.Perlahan wanita itu membuka pintu, lalu menjulurkan kepalanya ke dalam, dia tidak ingin tiba-tiba Dominic menyergapnya secara tiba-tiba seperti beberapa hari yang lalu. Amber melangkah masuk dengan langkahnya yang teratur, lalu melihat seorang kepala pelayan ada di sana.“Hans, di mana tuanmu berada?” tanya Amber.“Tuan Muda berada di ruang kerja, tadi saat dia pulang, dia menanyakan pada saya mengenai Nyonya Muda. Saya mengatakan, jika Nyonya pergi keluar,” jawab Hans apa adanya tanpa melebih-lebihnya kata-katanya.“Baiklah, aku akan ke sana menemuinya. Dia tidak ada membicarakan hal lain?”“Tidak ada, Nyonya.” Hans pun tidak banyak bicara, setelah tahu Amber berhenti bertanya, dia pun menyingkir dari hadapan Amber. Wanita itu pun mendengus pelan, dia tahu, jika dia menghampiri Dominic, m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status