“Lakukan dalam dua minggu lagi.” Ucapan yang dikeluarkan dari mulut Dominic membuat Amber terkejut. Maniknya bergerak ke arah Dominic, mencari isyarat dari lelaki itu yang menunjukkan bahwa dia hanya bergurau. Namun, yang Amber dapatkan hanyalah wajah tampan Dominic yang menatapnya tanpa ekspresi. “Dua minggu? Apakah kamu yakin dengan keputusan itu?” tanya Jonathan, tidak percaya bahwa perjodohan atas dasar kerja sama perusahaannya akan berjalan dengan mudah. Ketika menjabat tangan Dominic untuk pertama kali, dia merasakan aura yang kuat dan dingin dari lelaki itu. Seakan, apa yang dia inginkan, pasti dia dapatkan. Oleh karena itu, Jonathan merasa terkejut dengan Dominic yang menerima perjodohan itu dengan senang hati.“Sangat yakin, Tuan Jonathan. Bahkan, saya sudah bicarakan ini dengan putri Anda tadi. Benar, Amber?” Dominic melirik Amber, menunggu jawaban. Wanita itu menatap Dominic dengan kilatan emosi di matanya, mencoba menahan amarah dengan menggigit bibirnya yang merah. Domi
Kedua mata Selena membelalak tidak percaya, belum lagi dia merasa telinganya barusan pasti salah mendengar.“Maaf, apa aku tidak salah mendengar nama yang baru saja kamu sebutkan?” Selena bertanya pada Amber, karena dia ingin meyakinkan dirinya jika telinganya tidak sedang bermasalah.Amber menggeleng singkat.“Bagaimana bisa, Amber?”“Sebuah keajaiban mungkin? Selena ... ucapkan selamat, aku akan menikah dengan pria itu. Jadi setelah ini kamu tidak akan bekerja mengurus masalah klien ranjangku,” kata Amber.Selena mendesah pelan, dia hanya mengikuti apa yang diinginkan Amber, karena selama ini dia hanya bekerja pada wanita itu.“Lalu?”“Lalu, kamu akan tetap menjadi sekretarisku. Kamu tenang saja, Selena. Kemana pun aku pergi, kamu akan tetap ikut,” jawab Amber dengan yakin.Setidaknya Selena sedikit merasakan lega, dia tidak akan kehilangan pekerjaannya.“Hilangkan apa pun pikiran buruk yang ada di dalam otakmu, Selena. Kamu tidak akan pernah beranjak dari sisiku. Hubungan profesion
“Tu-tunggu sebentar, Ayah mengundang mereka?” tanya Amber. Seringai tipis tersirat samar di wajah cantik Amber.Sungguh tidak terduga sama sekali dia akan bertemu kembali dengan Dominic dalam keadaan ‘normal’, bukan pertemuan yang menciptakan hawa panas dan juga penuh gairah. “Maaf, Ayah tidak memberitahumu. Awalnya aku ingin memberikan kejutan padamu, Amber. Tetapi setelah mendengar semua ceritamu, mari kita mengubah segalanya, apa kamu bahagia?” Jonathan bertolak pinggang, dengan anggun Amber menggandeng tangan kokoh ayahnya.“Hm, aku sudah tidak sabar.”Keduanya menuruni satu per satu anak tangga.Ada sedikit perasaan lega di dalam hati Amber, setidaknya akan ada Jonathan yang membantu meluluskan semua rencananya setelah ini. Berdamai dengan ayahnya, tetapi belum dengan masa lalu. Karena masa lalunya masih belum juga tuntas bagi Amber.“Maaf membuat kalian menunggu.” Kalimat Amber adalah pembuka percakapan di antara mereka malam ini.Kedua mata Dominic terpana untuk sesaat melihat
Dua minggu kemudian pernikahan antara keduanya pun terjadi. Bukan resepsi yang diselenggarakan secara besar-besaran, memang mewah tapi hanya keluarga besar kedua belah pihak yang diundang.Amber selain meminta Jonathan mengundang keluarga besarnya, dia pun sengaja mengundang beberapa klien yang pernah melakukan transaksi dengan dirinya. Dia memang sengaja melakukannya.Dominic terus memperhatikan apa yang akan diperbuat wanita itu. Senyum Amber tak henti menghiasi wajah cantik dan angkuh miliknya, sesekali wanita itu sengaja melirik ke arah suaminya, hanya sekadar ingin mengetahui seperti apa reaksi Dominic.Amber memijat tengkuk lehernya, sedikit pegal, dan dia benci acara resmi seperti ini.“Sayang sekali gedung sebesar ini hanya dihadiri beberapa puluh orang. Kenapa kamu tidak mengatakan sebelumnya jika kamu hanya mengundang segelintir orang saja?” Ada sedikit nada keluhan dari mulut Dominic.Amber melihat perdana menteri yang pernah tidur dengannya pun ada di resepsi pernikahan mer
Dominic melepaskan dasi yang dikenakannya, lalu melemparkan senyuman tipis nan mematikan pada Amber.“Sebelumnya, kau hanya boleh menikmati. Kali ini aku tidak mengijinkanmu menatapku,” kata Dominic pelan.“Sialan, kau ingin mempermainkanku?”Dominic bergerak ke arah kepala Amber, mengangkatnya sedikit, lalu mengikatkan dasi miliknya untuk menutup kedua mata Amber.“Dominic Grey! Kau bajingan!” teriak Amber, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri, dia mulai merasa panik, memikirkan apa yang selanjutnya akan dilakukan Dominic padanya. Tak lama kemudian, indera penciuman Amber menyentuh serangkaian bebauan yang begitu menenangkan.Seisi kamar dipenuhi aroma therapy jasmine.Dia merasakan sentuhan yang terasa basah pada bibirnya, Dominic mencium Amber, pelan, lembut, namun mampu mengoyak pertahanan Amber saat ini.“Ehmmph!” Amber menggigit bibir Dominic, dia tidak suka dipaksa!Dominic mengusap bibirnya, ada sedikit darah akibat gigitan Amber, tapi ... terasa menyenangkan baginya.“Aku i
“Kau harus makan, Amber,” ucap Dominic saat keduanya berada di meja makan. Hari ini tepat satu minggu Amber menjadi istri seorang Dominic, ada saja tingkah pria itu yang selalu mampu membuat Amber merasa kesal.Tidak pernah terlewati satu malam pun tanpa adanya percintaan yang panas di atas ranjang Dominic, dan Amber selalu saja kalah. Pria itu menunjukkan siapa yang berkuasa saat ini.“Malas. Setelah ini, aku ingin pergi keluar, menemui Selena. Serta membawanya kemari.” Selena belum lama menghubungi Amber, seluruh daftar pelanggan yang ingin membeli jasa Amber, terpaksa dibatalkan dan wanita itu mengembalikan seluruh dana yang telah dikirimkan ke rekening khusus.“Silakan saja, Sayang. Aku tidak akan membatasi gerakmu, kamu bebas ingin melakukan apa pun.” Oh, manisnya, di hadapan semua orang, Dominic terlihat seperti seorang suami yang begitu mencintai istrinya.Tapi di luar itu, terjadi persaingan di antara keduanya.Amber mendengus, di depan semua orang Dominic selalu memperlihatkan
Amber terkesiap begitu dia mendapati lengan kekar yang memeluk pinggangnya dari belakang. Dia mendorong tubuh Dominic, tidak ingin mendapatkan sentuhan apa pun untuk malam ini. Tapi pria itu tidak terpengaruh sama sekali.Sedikit penolakan yang dilakukan Amber, membuat Dominic semakin terbakar gairah.“Kamu tidak ingin bersenang-senang malam ini, Sayang?” bisik Dominic, lalu mendekatkan bibirnya pada tengkuk leher Amber.“Aku sedang datang bulan. Silakan saja, kalau kamu tidak merasa jijik,” balas Amber. Sekali lagi dia melepaskan kedua tangan Dominic yang masih saja bergeming pada pinggangnya.“Benarkah?”“Hu-um,” jawab Amber singkat.Bukannya menjauh, Dominic justru mendorong tubuh Amber merapat ke arah tembok, menekannya, lalu mengangkat kedua tangan wanita itu, menguncinya tepat di atas kepala.“Sial! Kau tidak percaya?” geram Amber.Satu tangan Dominic menurunkan resleting gaun malam yang dikenakan Amber, mengecup lembut punggung halus wanita itu.“Kenapa aku harus mempercayaimu,
Percintaan yang sungguh membuat Amber ingin memaki-maki Dominic semalaman. Tubuh telanjangnya diletakkan begitu saja di atas tempat tidur, apa pria itu tidak tahu, betapa ngilu tubuh bagian bawahnya?Dominic baru saja keluar dari kamar mandi, dadanya masih belum kering sepenuhnya. Pria itu mengeringkan rambut, lalu pandangannya beralih pada Amber yang masih meringkuk di atas tempat tidur.“Kenapa?”“Diam, kamu tidak perlu bertanya apa pun. Kamu sudah puas?” ketus Amber.“Belum, memangnya kamu mengijinkanku untuk melakukannya sekali lagi? Kamu suka tanpa pemanasan?” ejek Dominic, membuat Amber mendesah kesal menghadapi tingkah Dominic. Wanita itu pun beringsut turun dari tempat tidur, lalu bergegas merampas handuk yang menutupi tubuh bagian Dominic. Sempat-sempatnya Dominic meremas bokong sintal Amber, sebelum wanita itu masuk ke dalam kamar mandi.“Dasar pria sinting!” teriak Amber dari dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi, tak henti-hentinya Amber menggerutu. Sudah satu minggu di