Share

Dua Kali dalam Dua Hari

Tidak mungkin!! Tidak mungkin tubuh putih mulus atletisku terjangkit panu! Mana mungkin penyakit panu itu bisa hinggap di leher jenjangku??

Aku tahu panu merupakan penyakit kulit, tapi gak mungkin bentuknya seperti ini??? Lagi pula, seumur hidup tidak pernah sekalipun mengalami penyakit panu. Pasti, pasti si Mahardika mencoba memfitnah.

Si bujang lapuk masih terpingkal-pingkal. Aku menatapnya dengan sorot mata bak burung elang sambil menggaruk-garuk belakang leher.

“Mahardika, lo pasti bohong. Gak mungkin ada panu di bagian tubuh gue. Lo bilang ini panu pasti karena iri.” Ucapku dengan suara penuh wibawa.

“Eh, Bambang! Ngapain gue iri ama lo? Kalau gak percaya, coba liat google. Sama gak bentuk panu yang di google ama yang ada di leher lo.” Dika sok-sok an memberi saran. Aku membuang muka, sangat kecewa. Sebagai sahabat, harusnya si Dika ikut bahagia.

Pertama, karena sebentar lagi aku menikahi primadona kantor, Wulandari binti Sutrisna.

Kedua, karena aku sahabat sejatinya akan menja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status