Share

Firasat Buruk Ambu

Tak terasa, hampir dua tahun lamanya aku tinggal di ibukota, jauh dari Desa, dan kedua orang tua.

Kerja kerasku selama bekerja di sini sangatlah membuahkan hasil. Dapat merenovasi rumah yang di desa menjadi lebih besar dan megah, memiliki satu hektar sawah dan tabungan puluhan juta.

Aku juga telah memiliki sebuah mobil. Kendaraan ini hadiah dari Pak Sutiyoso saat aku berulang tahun bulan November tahun lalu.

Semenjak bekerja di kantor, hubunganku dengan Pak Sutiyoso mulai renggang. Selain karena kesibukan bekerja, istri Pak Sutiyoso selalu mengontrol keuangan yang dipegang oleh laki-laki tua itu. Kadang kala, Ratna Ayu turun tangan dalam mengelola perusahaannya. Alhasil, si Bandot tua tidak bisa lagi leluasa menggunakan uang.

“No money, no Wulan!” Aku menjawab dengan tegas kala Pak Sutiyoso ingin mengajak kencan.

Transferan yang dulu ia kirim dua minggu sekali, sekarang hanya kalau aku minta saja. Tidak ada lagi rutinitas surprise transferan yang dikirim Pak Sutiyoso.

Sudah tak jadi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status