Beranda / Romansa / Wanita Pilihan Sang Pewaris / Chapter 6 | Pelajaran Untuk Si Gembel

Share

Chapter 6 | Pelajaran Untuk Si Gembel

Penulis: MAMAZAN
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-04 00:05:02

"Sialan! Sialan! Sialan!" Giyan terlihat sangat marah, dia baru saja dipermalukan oleh Vicky di depan Manda dan teman- temannya.

"Mengapa tadi kalian hanya diam saja dan tidak membantuku," ketusnya kepada kedua orang yang ikut bersamanya.

"Dia tadi hanya menggenggam tanganmu, aku kira kamu tidak membutuhkan bantuan kami," ucap Andre salah satu pria yang dibawa oleh Giyan.

"Apa kalian tidak lihat tadi bagaimana dia meremas tanganku, genggaman bocah itu sangat kuat," keluh Giyan sambil menunjukkan tangannya kepada Andre.

"Ah sialan! jika nanti aku bertemu Manda, akan kutiduri gadis itu walaupun aku harus menggunakan cara kekerasan, aku akan melihat seperti apa wajah bocah itu setelah dia mengetahui jika kesucian tunangannya sudah aku rebut," geram Giyan sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang tadi diremas Vicky.

Walaupun Giyan terkenal berengsek dan sudah meniduri banyak wanita, dia masih belum pernah tidur dengan Manda. Itu karena dia berniat memikat gadis itu dengan berpura-pura menjadi pria yang baik.

Butuh waktu lama sampai Manda bisa menerimanya sebagai kekasih. Giyan mendekati Manda bukan hanya karena kecantikannya, tapi juga karena status keluarga Mahardika yang dikenal sebagai pemilik saham kedua terbesar di Dharma Prakarsa Grup, grup yang menaungi beberapa perusahaan besar di Jakarta.

Walaupun kaya, keluarga Giyan masih berada di bawah level keluarga Mahardika, hal itu yang menyebabkan Giyan rela menahan birahinya untuk meniduri Manda.

Ayah Manda dan Ayah Giyan sudah bersahabat dari dulu, ayah Giyan juga ikut membantu menyusun rencana melengserkan Hendro Mahardika yang menempati posisi CEO waktu itu.

Rencananya setelah Hendro lengser, Aditya akan merekomendasikan Giyan anak dari sahabatnya itu menjadi CEO sekaligus menjadi suami dari Manda, dengan begitu Aditya dapat menguasai perusahaan yang beromzet milyaran tersebut, namun kedatangan Vicky mengacaukan rencana jahat mereka.

Informasi tentang Vicky yang berasal dari keluarga biasa saja juga Giyan dapatkan dari Aditya, karena merasa masih mendapatkan dukungan dari ayah Manda, Giyan dapat menahan diri untuk tidak bertindak nekat.

Tapi kali ini Giyan sudah tidak bisa menahan amarahnya, dia sudah berniat menikmati tubuh Manda , tubuh gadis yang telah dia idam-idamkan selama ini.

"Mungkin kita bisa langsung membalasnya," ucap Randy salah satu pria yang ikut dibawa oleh Giyan.

Andre dan Giyan langsung menoleh begitu mendengarkan ucapan Randy.

"Bagaimana caranya? Apa kamu berniat untuk menculik Manda?" Tanya Giyan mencoba menebak isi kepala Randy.

"Tentu saja tidak, bukankah dia nantinya akan menjadi istrimu, mana mungkin aku mengusulkan ide yang bodoh seperti itu," Jawab Randy.

"Lalu apa idemu?" Tanya Andre yang ikut penasaran dengan rencana dari Randy.

"Andre, tadi kamu dapat melihat jika tunangan Manda cukup kuat ‘kan? Aku sendiri merasa jika dia mampu melawan kita bertiga," ucap Randy bertanya kepada Andre dengan wajah serius.

"Hei apa yang kamu katakan, aku ini juara Tae Kwon Do dimasa kuliah dulu, bukankah kamu juga mengetahui hal itu?" Balas Andre dengan percaya diri.

"Iya, tunangan Manda masih bocah kencur, walaupun memiliki badan yang sedikit lebih tinggi, tidak mungkin dia bisa menghadapi kita bertiga." Giyan juga ikut meyakinkan Randy yang terlihat ragu.

"Teman, aku ini besar di jalanan, perkelahian bukan hal baru bagiku, aku juga sudah terbiasa tidur di jalanan, jadi katakan saja apa idemu?" Kata Andre.

"Baiklah sini mendekat biar kusampaikan ide cemerlangku."

Randy menyampaikan idenya kepada Andre dan Giyan, setelah mendengar ide dari Randy. Andre dan Giyan mengangguk sambil tersenyum, tanda mereka setuju dengan ide Randy, Setelah itu mereka mulai menjalankan rencananya.

*****

Saat ini Manda sedang bahagia, bukan tanpa sebab, dia kembali teringat kata-kata Vicky, Dia Wanitaku dan Dia Tunanganku. Hal itu membuat Manda yakin jika Vicky sudah sangat mencintainya, Vicky bahkan siap bertarung melawan 3 orang demi dirinya.

Dengan percaya diri Manda merasa sudah mendapatkan Vicky, bahkan Giyan harus mengejarnya berbulan-bulan sampai Manda mau menerima cintanya.

Pria yang berumur 6 tahun lebih tua darinya itu tergila-gila akan kecantikannya, menurutnya sudah hal wajar jika hanya butuh waktu seminggu bagi pemuda seperti Vicky untuk langsung jatuh cinta kepadanya.

Vicky sendiri tidak terlalu pusing dengan kejadian tadi, dia terlihat asik membaca buku novel yang disediakan di cafe itu, sedangkan teman-teman Manda sibuk memandangi layar ponsel di tangan Vony.

[Giyan] : Vony, ini aku Giyan.

Vony lantas menunjukkan pesan yang dia terima kepada Dina dan Desi.

[Giyan] : Apa kalian masih bersama Manda?

[Vony] : Iya, ada apa?

[Giyan] : Apakah kalian tahu latar belakang tunangan Manda?

Ketiga gadis itu saling menatap, mereka sudah curiga sewaktu Manda terlihat panik ketika Giyan membahas masalah latar belakang keluarga Vicky.

[Vony] : Bukankah dia anak pengusaha kuliner dari Amerika?

[Giyan] : Haha, apakah Manda yang mengatakan itu kepadamu?

[Vony] : Iya... Manda sendiri yang mengatakan itu.

[Giyan] : Tentu saja Manda berbohong, latar belakang tunangannya itu dari keluarga biasa saja, mungkin bisa jadi dia hanya gembel yang dipungut oleh Kakek Manda, bukankah Kakek Manda Hobi melakukan itu?

Ketiga teman Manda tampak kaget membaca pesan yang dikirim oleh Giyan. Ketiga temannya juga tahu jika dulu Kakek Manda pernah mengadopsi anak yang juga berasal dari keluarga tidak jelas.

[Vony] : Hei jangan bercanda, mana mungkin pria tampan seperti Vicky berasal dari keluarga gembel, dari mana kamu mendapatkan informasi ini?

[Giyan] : Ayah Manda sendiri yang memberitahukan itu kepadaku, kalian tentu saja sudah tahu jika ayahku dan ayahnya Manda bersahabat.

Ekspresi ketiga teman Manda kembali terkejut, dia tidak menyangka jika pria yang dikenalkan Manda ini, hanya gembel yang dipungut oleh kakeknya Manda.

Seperti yang dikatakan Manda kepada Vicky, ketiga sahabatnya ini hanya menghormati orang dengan latar belakang keluarga kaya, dalam lingkaran pertemanan mereka, mereka tidak menerima orang dari keluarga biasa saja.

Tentu saja Giyan juga mengetahui hal tersebut, karena itulah Giyan ingin memanfaatkan Vony dan kedua sahabatnya dalam menjalankan aksinya.

Manda melihat gerak-gerik aneh dari sahabatnya, Manda mencoba untuk mencari tahu, namun Dina dan Desi segera mengalihkan perhatian Manda.

[Vony] : Apakah informasi ini bisa dipercaya?

[Giyan] : Tentu saja, aku berani menjamin kebenarannya.

[Vony] : Jadi apa maumu? Tidak mungkin kamu menghubungiku hanya untuk menyampaikan itu.

[Giyan] : Bantu aku untuk membalas rasa sakit hatiku kepada tunangan Manda.

Setelah itu Giyan memberitahu rencananya kepada Vony.

Sebelum pulang, Vony, Dina dan Desi akan mengajak Manda membeli tas branded di butik yang terletak di samping Cafe Cool.

Giyan meminta Vony dan temannya untuk menahan Manda setidaknya selama 30 menit.

Vony sempat ragu menerima tawaran itu, namun Giyan meyakinkan jika dia tidak akan berlebihan ketika menghajar Vicky. Dan itu hanya untuk memberi Vicky pelajaran karena sudah mempermalukan dirinya.

Giyan juga berjanji akan memberikan hadiah kepada Vony dan dua temannya yang ikut membantu.

[Vony] : Oke, aku akan membantumu silahkan beri pelajaran kepada pria gembel ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Wanita Pilihan Sang Pewaris   Chapter 122 | Bersama Untuk Selamanya [TAMAT]

    8 bulan kemudian... Karena permintaan Vladimir, Vicky dan Vanya akhirnya menetap di Rusia sampai tiba waktunya Vanya melahirkan nanti. Bima dan Utari juga tidak mempermasalahkan hal itu, rencananya Vicky dan Vanya baru ke Indonesia begitu usia kandungan Vanya memasuki bulan ke sembilan. Vicky memang sudah berniat agar saat Vanya melahirkan nanti bisa di dampingi oleh kedua orang tuanya. Selama Vicky dan Vanya berada di Rusia, Vincent di kirim ke Indonesia untuk menggantikan Vicky mengurus Dharma Prakarsa Grup. Alyona yang memiliki beberapa perusahaan di Singapura juga turut mengurus Grup perusahaan itu. Berkat kemampuan Kakak beradik ini, hanya dalam waktu enam bulan, Dharma Prakarsa Grup terbang tinggi dan menjadi salah satu Grup perusahaan terbesar di Indonesia. Setara dengan Grup Barata milik Gunnadi, dan juga Grup Adhitama milik Ezra sahabat Arthur dan Laras. Posisi Bimo dan Hendro di Dharma Prakarsa Grup di pulihkan oleh Dimas, ini juga atas permintaan langsung Arthur dan Lar

  • Wanita Pilihan Sang Pewaris   Chapter 121 | Kartu Mati Vladimir

    “Baiklah, kalian tunggu disini saja, biar aku dan Vanya yang menemui Kakek Vladimir,” ucap Bella. “Ayo Vanya,” sambungnya sambil menarik pelan lengan Vanya. Vanya tersenyum dan beranjak dari duduknya, nasib Ivan, Jafin dan Billy sekarang berada di tangan dua wanita cantik itu. Sambil berjalan menuju meja Vladimir dan para orang tua berada, Bella dan Vanya mulai mendiskusikan strategi mereka sambil berbisik, wajah Vanya berubah terkejut dia tampak menutup mulutnya menahan tawa mendengar rencana Bella. “Sekarang kamu paham kan?” Tanya Bella ke Vanya. Vanya menganggukkan kepalanya mereka berdua tampak beradu telapak tangan pelan sebelum menjalankan aksi mereka. Nabila, Olma dan Alexa kompak tertawa kecil melihat tingkah mereka yang menggemaskan, mereka pun menebak-nebak akan seperti apa cara Bella dan Vanya membujuk Vladimir. “Bella yang mengambil kendali, sepertinya kali ini mereka akan berhasil,” ucap Nabila. “Tentu saja, siapa dulu suaminya,” ujar Austin berbangga diri. “Maaf

  • Wanita Pilihan Sang Pewaris   Chapter 120 | Pelatihan

    Arthur, Laras, Vicky dan Vanya akhirnya tiba di Rusia, karangan bunga ucapan selamat untuk kehamilan Vanya berjajar rapi di sepanjang kediaman keluarga Vladislav. Di halaman depan, terilihat Vladimir dan ke empat senior Vicky bersama para istri mereka sudah menunggu kedatangan Vicky dan Vanya. Begitu turun dari mobil, Vicky dan Vanya langsung menghampiri Vladimir yang terus tersenyum bahagia, dengan sopan mereka berdua menyapa Vladimir, lalu menyapa para seniornya. Para bawahan keluarga Vladislav yang mengetahui kabar kehamilan Vanya sebenarnya berniat datang dan ikut merayakan kabar bahagia ini. Namun dengan berbagai pertimbangan, Vladimir akhirnya membatalkan hal itu, salah satu pertimbangan Vladimir karena sadar jika cucu mantunya itu butuh istirahat, jika sampai acara penyambutan besar-besaran di lakukan, bisa di pastikan Vanya akan sibuk menyapa para tamu yang jumlahnya tidak sedikit, dan tentu itu akan berbahaya untuk kandungannya. Nabila, Bella, Olma dan Alexa langsung memi

  • Wanita Pilihan Sang Pewaris   Chapter 119 | Sad Boy

    Karena Vincent sudah setuju dengan permintaannya, Alyona langsung membuka ponselnya hendak menghubungi temannya yang bernama Ghiska Natasha. Setelah kembali ke Rusia besok, Alyona dan Vincent rencananya akan terbang ke Indonesia untuk menggantikan Vicky mengurus Dharma Prakarsa Grup milik Kakek mereka selama Vicky dan Vanya berada di Rusia. Alyona dengan bersemangat mencari nama Ghiska di kontak ponselnya, dia pun langsung menghubungi nomor Ghiska untuk mengatur jadwal bertemu di Indonesia nanti. Tut... Tut.... “Halo....” “Halo Ghiska, ini aku Alyona,” ucap Alyona. “Hmm... Alyona?” Tanya Ghiska. “Astaga kamu jahat sekali karena tidak mengingatku, Alyona di Singapura, kita bertemu setahun yang lalu.” “Ohh.. Iya! Aku ingat si cantik bermata biru! Apa kabar?!” Tanya Ghiska yang akhirnya bisa mengingat Alyona. “Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?” “Sama... aku juga baik-baik saja, hah... aku sudah beberapa kali mencoba menghubungi nomormu yang dulu, tapi tidak pernah tersambu

  • Wanita Pilihan Sang Pewaris   Chapter 118 | Kecebong Yang Gesit

    Vicky, Vanya bersama Arthur dan Laras baru saja tiba di bandara, pagi ini mereka akan kembali ke Rusia menggunakan pesawat pribadi keluarga Vladislav. Empat orang dokter terlihat ikut bersama mereka, para dokter ini adalah dokter yang di rekomendasikan Luke untuk mengawal Vanya kembali ke Rusia. Semalam Arthur yang sangat mencemaskan keadaan menantunya langsung meminta Luke memilih empat Dokter terbaik untuk terbang bersama mereka ke Rusia. “Hahaha! Aku akan jadi Kakek, kamu tidak bisa meledekku lagi seperti kemarin berengsek!” Terdengar suara Arthur yang sedang berbicara melalui telepon dengan sahabatnya, sejak mengetahui kabar menantunya hamil, dia terus-menerus mendapat panggilan telepon dari berbagai negara untuk memberi dia ucapan selamat. Saking senangnya, Arthur bahkan sampai lupa memberitahu Vladimir tentang kabar bahagia ini. Vicky, Vanya dan Laras terus tertawa melihat Arthur yang layaknya anak kecil sedang memamerkan mainan barunya. Sambil menunggu pesawat selesai peng

  • Wanita Pilihan Sang Pewaris   Chapter 117 | Berkali-kali dalam Sehari

    Arthur dan Laras langsung bergegas menuju hotel tempat Vicky dan Vanya berada setelah mendengar kabar dari Vicky jika Vanya tiba-tiba sakit. Sesampainya di hotel, mereka langsung menuju kamar Vicky, raut wajah mereka terlihat begitu cemas, khawatir jika keputusan mereka mempertemukan Vicky dan Kirana malah berakhir buruk untuk Vanya. Ceklek! Arthur dan Laras langsung membuka pintu kamar Vicky, mereka berdua sontak terkejut begitu melihat Vanya yang baik-baik saja sedang tertawa bersama Kirana di dalam kamar. “Vanya? Bukannya kamu sedang sakit?” Tanya Laras. Vanya dan Kirana kompak menoleh, mereka berdua beranjak dari duduknya dan segera menghampiri Laras. “Aku tadi hanya kelelahan ibu,” jawab Vanya mempersilakan Laras dan Arthur masuk ke dalam kamar. “Jadi kamu baik-baik saja?” Tanya Laras lagi memastikan. “Iya Ibu, aku baik-baik saja,” jawab Vanya sambil tersenyum. “Lalu mengapa tadi Vicky mengatakan....” Arthur terdiam tidak menyelesaikan ucapannya, dia lalu menghela nafasn

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status