Share

29. Nelangsa

Jemari lentik Freya mengaduk isi dalam gelas. Sesekali terdengar helaan napasnya yang panjang. Nampak sekali pikirannya lagi digelayuti beban yang berat. Sama sekali tak ada senyuman menghiasi wajahnya yang putih mulus.

Aksinya tak luput dari perhatian Gauri. Perempuan itu bertopang sebelah tangan, sedang tangan yang lain, jemarinya mengetuk-ngetuk permukaan meja kafe di mana dia dan Freya janjian untuk bertemu.

Taksa juga ada bersama mereka. Bocah itu duduk di sebelah mamanya sembari bermain game pada ponsel.

"Maaf, ya, aku melarang kalian ke rumah. Suasananya lagi nggak enak." Freya memberi raut sedih.

"Masalah Ibu dengan mas Abdu, ya?" Gauri menerka. Oleh sebab pernah mendengar cerita masa lalu Abdu dan Freya, membuat Gauri dengan mudahnya bisa menebak perkara yang sedang terjadi.

Sekali lagi perempuan itu menghela napas berat. "Iya. Untungnya kak Abdu nggak ambil hati. Aku bingung harus gimana."

Jemari Gauri berpindah, mmenarik, lalu men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status