Share

42. Piknik

"Piknik? Mas Abdu yang kasih ide?"

Gauri merasa terheran-heran. Abdu adalah pria masa lalunya. Dia pernah beberapa tahun bersamanya dan masih hapal watak dan kebiasaannya.

"Iya, tuh. Tumben." Freya membenarkan. "Tapi ... kayaknya kita emang butuh piknik. Aku, juga Taksa." Freya berdecak.

Setelah dipikir-pikir iya juga, sih. Taksa tidak ikut ke Bali saat ibu dan ayah sambungnya berbulan madu. Dia pun tidak pernah diajak ke mana-mana. Paling ke tempat permainan di mall atau hanya jalan-jalan dengan mobil saja, menikmati angin sore.

"Boleh juga. Nanti, deh, aku kasih tau mas Ali." Gauri manggut-manggut. Rautnya masih sedikit pucat. Sejak tadi tangannya sesekali mengelus perut.

"Ngomong-ngomong ... kalian nggak tinggal terpisah, kan?" Freya bertanya ragu-ragu. Dia agak takut menyinggung Gauri jika menanyakan hal ini, tetapi rasa penasarannya membujuk agar dia lebih baik bertanya langsung ketimbang mengetahuinya dari orang lain.

Gauri menggeleng.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status