Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / 31. Pasangan Romantis

Share

31. Pasangan Romantis

Author: Ajeng padmi
last update Huling Na-update: 2025-02-17 10:53:48

"Mama sudah sehat, jadi kita boleh pulang sekarang."

Luna memandang ibu mertuanya yang terlihat sangat bersemangat, tidak ada lagi wanita pucat yang dia temukan tiga hari yang lalu.

Hari ini memang Laksa kembali membawa Luna untuk menjenguk mamanya di rumah sakit.

"Mama yakin, bukankah dokter bilang...."

"Mama sudah nggak punya harapan lagi, makanya papamu ingin mama berobat ke luar negeri yang lebih canggih peralatannya."

Laksa hanya menunduk, diagnosis itu tentu saja menghancurkannya, meski setelah dewasa dia tak terlalu dekat lagi dengan ibunya seperti dulu, karena sibuk bekerja, tapi bagaimanapun dia sangat menyayangi mamanya itu, baginya sang mama adalah ibu terbaik yang pernah dia temui.

Mamanya adalah orang yang sangat perhatian padanya, dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengurusi sang ayah dan dirinya, berperan menjadi istri, ibu dan Nyonya besar Sanjaya dengan baik.

Di mata Laksa sosok mamanya begitu berkilau. Tak heran kalau dia mau m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Wanita Yang Kau Pilih   271. Hubungan Aneh

    Seolah tak memberi waktu Laksa untuk kembali berpikir, ponsel yang tadinya sudah senyap kini kembali menjerit-jerit meminta perhatian. Mau tak mau Laksa mengambilnya apalagi saat Luna mengatakan kalau mungkin saja ada sesuatu yang penting yang ingin dibahas sang ibu. “Ya, Halo.” “Ibu senang senang akhirnya kamu mengangkat panggilan ibu.” Laksa hanya terdiam, di saat seperti ini dia sama sekali tak ingin basa basi dengan siapa pun, apalagi pada ibunya. “Nak kamu masih di situ?” “Iya, saya masih di sini.” Sama seperti sebelumnya cara bicara Laksa dengan sang ibu juga masih sama. Dingin dan formal. “Syukurlah, apa kabarmu hari ini, Nak, kalau kabar ibu baik... kemarin Mas Hardi bilang menemuimu, dia memang begitu-“ “Kabar saya baik, Maaf saya sedang sibuk, ada apa anda menghubungi saya?” “Oh, kamu pasti sedang sibuk bekerja ya, ibu hanya mau meny

  • Wanita Yang Kau Pilih   270. Hati yang Terkoyak2

    Kemunculan Dirga memutus segala hal yang ada dipikiran keduanya, serempak dua orang itu menoleh dan mendapati sang sepupu membawa banyak makanan di tangannya. Luna beranjak berdiri dan mengambil makanan yang dibawa Dirga, hanya untuk menatanya saja,napsu makannya seolah hilang melihat kondisi anaknya. “Kenapa? Tidak suka?” tanya Dirga yang melihat Luna hanya bengong setelah menyiapkan makanan yang tadi dia bawa. “Bukan hanya tidak napsu makan saja.” “Kalau lihat Laksa masih napsukan?” tanya Dirga dengan tampang serius yang membuatnya mendapat hadiah lemparan plastik pembungkus makanan dari Laksa.“Sialan kena rambutku itu ada minyaknya woi,” seru Dirga tak terima. “Mulut jangan asal jeplak saja.” “Lho di mana salahku? Aku cuma bertanya, lagian kalau itu sampai terjadi bisa gawat bukan...ckkk...ckkk.” “Sok tahu kamu, nikah saja belum, eh tapi kamu sudah sering kawin pasti.” Sekarang  ganti Dirga

  • Wanita Yang Kau Pilih   269. Hati yang Terkoyak

    Ini memang bukan kali pertama Dio sakit, kelahirannya yang lebih cepat dari waktu seharusnya membuat daya tahan tubuhnya tak terlalu baik, baik Luna dan laksa menyadari betul hal itu. Konsultasi ke dokter dan berbagai vitamin sudah bukan hal yang asing untuk mereka, bahkan Dio punya dokter khusus yang setiap minggu mengecek perkembangannya, tapi kali ini berbeda, panas yang disertai ruam di beberapa tempat itu membuat Dio sangat tidak nyaman dan terus menangis. “Maafkan, aku yang tidak perhatian pada anak kita sampai dia seperti ini,” kata Luna lirih mereka sudah duduk di ruang rawat anak. Dokter memutuskan Dio rahus dirawat inap untuk melakukan beberapa pengecekan. “Jangan menyalahkan diri sendiri, ini juga salahku yang tidak bisa menjaga anak kita dengan baik dan memintamu membantu di perusahaan,” jawab Laksa tak kalah lirih. Dua orang itu sama-sama menghela napas dan memandang putra mereka  yang terbaring lemah dengan tatapan send

  • Wanita Yang Kau Pilih   268. Roda Berputar2

    "Mungkin lusa, entahlah dia belum memberikan waktu yang pasti, entah kenapa aku merasa dia bahkan tak ingin memberitahu keluarganya." "Lalu?" "Tidak ada, aku akan mengikuti kemauannya," jawab Laksa enteng. "Apa aku perlu ikut?" Laksa mengedikkan bahunya tapi kemudian berkata. "Terserah saja, tapi aku harap kamu menyiapkan hati untuk semua kemungkinan yang terjadi. Sore harinya Dirga muncul di rumah keluarga Sanjaya dengan wajah kusut dan lelah, tapi terlihat senyum bahagia menghiasi wajah tampannya. "Selamat sore." "Sore, apa ada berita baru?" tanya Laksa langsung. "Akhirnya kita berhasil," kata Laki-laki itu dengan senyum lebar dibibirnya. "Benarkah?" "Kamu bisa lihat sendiri." Dirga lalu membuka laptopnya dan memperlihatkan sistem yang baru saja dia bangun dan memberikan demo di beberapa b

  • Wanita Yang Kau Pilih   267. Roda Berputar

    “Mau kemana?” tanya Laksa saat Luna berusaha melepaskan belitan tangannya di pinggang sang istri. Luna menghentikan gerakannya dan menoleh menatap sang suami yang masih terlihat sangat mengantuk. “Mau bangun, ini sudah pagi.” Laksa menoleh pada jam dinding yang masih menunjukkan angka empat pagi. “Ini masih terlalu pagi, nanti saja aku masih mengantuk.” “Kakak boleh tidur lagi, aku mau bantu bibi siapkan sarapan dulu.” “Mana enak tidur sendiri tanpa guling hidup.” dengan kata itu Laksa kembali menarik sang istri untuk tidur kembali tak peduli dengan Luna yang masih menggerutu tak terima tapi mana mau Laksa peduli, sampai tangisan keras Dio membuat Laksa mau tak mau melepaskan pelukan di pinggang istrinya. “Kakak tidur saja lagi biar aku lihat Dio dulu.” Laksa hanya menjawab dengan gumamam lalu kembali melanjutkan tidurnya, Luna hanya bisa

  • Wanita Yang Kau Pilih   266. Kedatangan Om Hardi2

    “Apa om seorang polisi atau semacamnya?” tanya Laksa kembali menelisik penampilan laki-laki di depannya ini. “Bukan, Om hanya pegawai negeri di kantor kecamatan.” Pantas terlihat rapi. Sebenarnya banyak hal yang ingin ditanyakan Laksa tapi dia bigung mulai dari mana, sang kakek juga hanya mengatakan waktu itu menyuruh ornag kepercayaannya mengawasi sang ibu, dia bahkan tidak tahu perkembangannya akan sejauh ini. “Apa ibu yang meminta om kemari?” Laki-laki itu menggeleng. “Ibumu tidak tahu kalau Om kemari, tapi om juga tidka masalah kalau dia tahu.” “Begitu,” Laki-laki itu berdehem dan memandang Laksa dengan penuh tekad, membuat laki-laki itu mengerutkan keningnya bingung. “Om hanya ingin minta ijin padamu untuk menikahi ibumu, karena bagaimanapun kamulah yang memiliki kekerabatan paling dekat dengannya salain saudara-saudaranya,.” “Om mungkin sudah tahu sej

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status