Share

Bab 17. Mas Sigit Merebut Anak-anak

Bab 17. Mas Sigit Merebut Anak-anak

Tidak, Bapak tidak boleh tau yang sebenarnya.

“Nduk, coba kowe jujur karo Bapak. Sebetulnya Ibumu itu pingsan itu karena apa, apa kowe paham, Nduk?”

Aku terkesiap. Benar kata Bapak. Kenapa aku tidak menyelidiki, apa penyebab Ibu tiba-tiba drop saat di depan restorang tadi. Kucoba mengingat ulangan kejadian di sana tadi. Mas Sigit memaksaku pulang, Bapak tiba-tiba masuk ke dalam, Nada dan Rara langsung memeluknya, lalu Bapak bilang Ibu ada di depan.

Astaga! Jangan-jangan si bawel Rara sudah menceritakan perangai ayahnya kepada Ibu. Ibu kaget, lalu hendak menanyakan langsung padaku, dia turun dari mobil lalu jatuh dan pingsan. Itu artinya ….

“Bapak?” lirihku menoleh ke arah bapak. Pria sepuh itu menatapku dengan tatapan yang sulit kupahami. Yang jelas kulihat adalah banyak kristal bening di mata tuanya. Ayahku sedang berusaha menahan air mata.

“Kita pulang ke kampung kalau ibumu sudah selesai operasinya, ya, Nduk!” ungkapnya dengan suara serak.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status