Beranda / Romansa / Wanita Yang Menginginkan Suamiku / Yang Penting Aku Mencintainya

Share

Yang Penting Aku Mencintainya

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 13:36:03

“Tatiana, bisa kita bicara sebentar?”  Suara Bian mengagetkan Tatiana yang sedang duduk melamun di pinggir kolam renang dengan kaki terulur ke dalam air.

Tatiana menoleh. Didapatinya Bian sedang berdiri di sisi pintu. Sebuah kacamata hitam membingkai wajahnya.Tatiana bangkit dari duduk, lalu mengikuti Bian yang kembali masuk ke kamar.

“Ada apa, Bi?”  

“Orang tuaku akan datang dari Madrid, nanti malam mereka sudah sampai. Kamu siap-siap ya!”

“Madrid?”

“Iya, Spanyol. Kamu tahu kan?”

Tatiana mengangguk pelan. Bagaimana mungkin dia tidak tahu. Setidaknya secara geografis Tatiana paham letak negara tersebut, walaupun dia belum pernah ke sana. Jujur saja, Tatiana mengagumi salah satu pemain bola dari klub Real Madrid. Bahkan, Tatiana pernah mempunyai impian untuk mengunjungi negara tersebut. Tapi, bagi Tatiana impian itu akan selamanya tetap menjadi mimpi. Darren juga pernah bercerita bahwa Bian adalah pria berdarah campuran Spanyol dan Indonesia.

Bian pergi meninggalkan Tatiana sebelum dia sempat bertanya banyak.

Kamu siap-siap ya! Kalimat Bian itu terngiang jelas di telinga Tatiana. Perempuan itu mengartikan kata siap-siap itu dengan berpakaian yang rapi serta berdandan secantik mungkin. Tapi sepertinya tidak hanya itu. Setidaknya Tatiana harus menyambut sang mertiua dengan sesuatu yang berbeda. Tapi apa?

Tatiana berpikir keras sampai akhirnya sebuah ide cemerlang melintas di kepalanya. Mengapa dia tidak menggunakan keahliannya saja? 

Tatiana kemudian keluar dari kamar menuju dapur. Banyak hal yang bisa dilakukannya di sana. Tangannya sudah gatal untuk mengotori dapur yang rapi dan bersih itu.

“Eh, Bu Tia!” sapa Lina saat melihat Tatiana muncul.

“Bi, apa Bibi punya tepung gandum dan keju?”

“Kebetulan sekali nggak ada, Bu.” Lina ingat betul, bahan yang dimaksud baru saja habis setelah dia menggunakannya kemarin sore.

“Kalau begitu bisa bantu saya membelinya, Bi?”

‘”Tentu saja bisa, Bu,” sahut Lina cepat.

Tatiana lalu menuliskan bahan-bahan yang diperlukan di secarik kertas, lantas meminta Lina untuk membelikannya. Tatiana bermaksud untuk membuat cheese cake serta puding karamel sebagai hidangan untuk mertuanya nanti. Tatiana tidak tahu seperti apa selera mertuanya. Yang jelas dia sudah berusaha melakukan yang dia bisa.

***

Tepat jam delapan malam, Camila serta Jamie Danner—orang tua Bian datang. Ada Reinhard juga bersama mereka. Reinhard yang sering dipanggil Rei itu adalah adik kandung Bian. Tatiana sudah mengenal Rei sebelumnya. Tapi hanya nama, bukan secara personal. Dan itu pun dari cerita sekilas Darren.

“Jadi ini istri kamu, Bi?” kata Camila pada Bian setelah dia mengenalkan Tatiana.

Tatiana berusaha bersikap rileks, tapi tatapan mengawasi Camila yang menilainya dari atas kepala hingga telapak kaki membuatnya merasa terintimidasi.

“Apa kabar, Bu?” Tatiana tersenyum ramah.

“Hah? Ibu? Kamu memanggil saya ibu?” ucap Camila penuh protes seraya memandang Bian meminta penjelasan.

Mengerti maksud Camila, Bian pun mencoba menerangkan pada Tatiana. “Tia, jangan panggil ibu, panggil mami, seperti aku.”

Tatiana mengangguk pelan dan mengulangi sapaannya tentu saja setelah meralat seperti yang disampaikan Bian tadi.

“Apa kabar, Mi? Saya Tatiana, istri Bian.”

“Baik!” Camila menyambut setengah hati uluran tangan Tatiana yang ingin berjabatan dengannya.

Dari caranya itu Tatiana jadi tahu bahawa Camila tidak menyukainya. Namun Tatiana mencoba untuk tetap positif  thinking.

Sikap Jamie Danner, lelaki bertubuh tinggi dengan iris mata coklat jauh lebih hangat meskipun tidak banyak berbicara. Tadi Lina sempat bercerita bahwa Camila, ibu Bian adalah orang Indonesia asli yang menikah dengan Jamie Danner, lelaki berkebangsaan Spanyol. Setelah bertemu langsung dengannya Tatiana jadi tahu bahwa Bian mewarisi hampir seratus persen kerupawanan fisik ayahnya itu. 

Reinhard, lelaki gagah tapi mukanya jauh berbeda dengan Bian juga sangat ramah padanya.

“Senang bisa kenal sama kamu, Tatiana.”

“Saya juga, senang menjadi bagian dari keluarga ini,” balas Tatiana. Dari sudut mata dia bisa merasakan tatapan tidak suka Camila padanya.

‘Apa aku salah bicara?’ batin Tatiana.

“Mi, Pi, ayo kita makan dulu!” ajak Bian sembari merangkul mesra pinggang Tatiana. 

Tatiana menegang saat tangan Bian menyentuh tubuhnya. Sentuhan pertama di badannya selain tangan. 

Bian bersikap hangat dan mesra sepanjang makan malam mereka. Lelaki itu seakan ingin menunjukkan bahwa dia begitu bahagia menikah dengan Tatiana.

“Nyonya Camila, silahkan dicicipi puding dan cake-nya. Ini yang bikin Ibu Tia,” ujar Lina saat menyajikan hasil baking Tatiana. Saat itu  mereka semua baru saja menyelesaikan sesi makan malam.

Jamie, Reinhard, serta Bian mencicipinya. Pun dengan Camila. Komentar yang keluar dari mulutnya setelah itu membuat lubang di hati Tatiana. 

“Rasanya biasa saja. Lain kali gunakan bahan-bahan premium, jangan yang kiloan.” Camila membuang ke piring potongan cheese cake yang sempat dicicipinya segigit.

“Enak kok, Mi, aku aja suka,” bela Reinhard sambil mengambil sepotong lagi irisan cheese cake. “Pudingnya juga enak,” pujinya lagi setelah meloloskan sesuap demi sesuap puding karamel buatan Tatiana ke dalam perutnya.

“Mungkin Mami hanya belum terbiasa dengan masakan Tia.” Bian ikut membela istrinya.

“Iya, Mi, masa masakan menantu kita selezat ini Mami bilang nggak enak.” Jamie ikut bersuara.

Camila tak bicara lagi karena merasa tersudut oleh anak serta suaminya.

Acara makan malam keluarga yang ditutup dengan menikmati dessert pun berakhir. Mereka berkumpul di ruang tamu. Sedang Tatiana memilih tetap berada di belakang. Perempuan itu membantu Lina membereskan meja makan, kemudian mencuci piring di wastafel.

“Bu Tia, nggak usah, ini semua pekerjaan saya, biar saya yang menyelesaikannya. Bu Tia ke depan saja,” ucap Lina merasa tidak enak hati melihat Tatiana yang turun tangan membantunya.

“Nggak apa-apa, Bi, saya sudah biasa kok.” Dulu, di rumahnya Tatiana memang sudah biasa melakukan pekerjaan rumah seperti ini sehingga saat tinggal di rumah Bian kebiasaan itu ikut terbawa.

“Bu Tia ke depan saja ya, nanti Pak Bian bisa marah sama saya,” ulang Lina.

Tatiana terseyum tipis, lantas mencuci tangan yang penuh busa cairan pencuci piring. Memangnya seperti apa Bian kalau marah? 

Langkah kaki Tatiana tertahan sesaat sebelum mencapai ruang tamu. Bukan bermaksud menguping. Tapi telinganya yang masih berfungsi dengan baik mendengar semuanya.

“Bian, bisa-bisanya kamu menikah dengan dia tanpa izin Mami dan Papi.” Terdengar suara Camila yang diucapkan dengan nada tinggi.

“Mi, aku sudah dewasa. Aku berhak menentukan pilihan sendiri,” kata Bian membela diri.

“Tapi setidaknya kamu tunggu Mami dan papi pulang dari Madrid dulu, bukan mendadak seperti ini. Ada apa sih sebenarnya?”

“Nggak ada apa-apa, Mi. Aku hanya ingin menikah.”

“Tanpa kehadiran Mami dan Papi? Apa kami tidak berarti buat kamu?”

“Mi, sudahlah, semua sudah terjadi.” Jamie membela Bian.

“Iya, Mi. Kalau Mami mau nanti aku akan membuat pesta lagi,” ucap Bian. Kepalanya mulai sakit mendengar ocehan Camila.

“Bukan itu masalahnya, Bian. Tapi siapa perempuan itu sebenarnya? Datang dari keluarga mana? Apa pekerjaannya? Mami tidak suka sama dia.”

“Nggak penting dia datang dari mana dan apa pekerjaannya, Mi. Yang penting aku mencintainya,” jawab Bian tegas.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Tamat

    Tokyo pagi itu lebih dingin dari biasanya. Gerimis yang turun sejak tadi menimbulkan rasa sejuk yang menembus hingga ke tulang. Membuat sebagian orang enggan keluar dari rumah. Jangankan dari rumah, bahkan Davin terlalu malas keluar dari selimut dan memilih meringkuk di dalamnya bersama wanita tercintanya.Sudah satu tahun belakangan Davin memboyong Angel dan anak-anak ke negara sakura itu. Sesuai dengan keinginan opinya—Delta Mahendra, yang mewariskan seluruh aset padanya. Maka Davin pun menggantikan Delta yang sudah sepuh menjalankan tugas sebagai pemimpin perusahaan dan pemilik berbagai usaha.Si kembar tiga saat ini sudah berusia sembilan tahun, disusul dengan El yang tahun ini menginjak delapan tahun. Sedangkan Romeo, ini adalah tahun ketiga hidupnya di dunia. Repot? Itu pasti. Pusing apalagi. Sering kali terdengar keributan di rumah itu. Semakin bertambah usia anak-anak rumah itu semakin ramai dan ricuh. Setiap hari ada saja yang diributkan. Yang besar suka mengganggu, sedangka

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Kebiri Saja Aku (Extra Part 17 - Davin & Angel)

    Lima tahun kemudian.Davin mondar-mandir sepanjang lorong rumah sakit. Sudah sejak tadi dia melakukan hal tersebut. Pikirannya kacau balau. Hatinya resah dan gelisah memikirkan seseorang yang berada di dalam ruangan sana. Seharusnya Davin mendampinginya, menemaninya dan tetap berada di sisinya sambil membisikkan kata-kata cinta dan semangat, serta sesekali mengecup lembut keningnya dengan tangan saling menggenggam. Namun semua itu hanya ada di dalam angan-angannya. Karena…Sembilan bulan yang lalu.Saat itu Angel dan Davin sedang bercengkerama di suatu sore di teras belakang rumah mereka. Sementara itu El dan si kembar yang sudah bersekolah di bangku taman kanak-kanak sedang bermain di taman belakang rumah yang sudah mereka modifikasi menjadi mini playground lengkap dengan kolam renang.Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas membuat keduanya bahagia. Pelan-pelan mereka mulai menunjukkan bakat, minat, serta hobi masing-masing. Si kecil El mewarisi nyaris seratus

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Istriku Kesurupan (Extra Part 16 - Davin & Angel)

    Angel dan Davin sama-sama menghempaskan badan ke kasur begitu mereka sampai di kamar hotel. Nyaris sembilan puluh menit tayangan film di bioskop, dan keduanya tidak tahu apa-apa. Mereka ikut keluar ketika para penonton lain juga keluar saat film sudah selesai.“Duh, capek banget…,” keluh Angel sambil mengembuskan nafas.“Nggak ngapa-ngapain kenapa capek?”Mereka mungkin hanya duduk saja, tapi tingkah Davin yang terus menggerayanginya membuat Angel lelah. “Capeknya kerena kamu.”“Memangnya aku ngapain?” tanya Davin pura-pura bodoh dengan ekspresi yang membuat Angel gemas. Angel mendekat, melingkari pundak Davin dengan tangannya lalu mengecup lembut bibirnya yang hangat.“Dave, kira-kira anak-anak sekarang lagi ngapain ya?” tanyanya kemudian. Seharian ini mereka sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan para buah hati mereka.“Mungkin udah tidur,” jawab Davin mengira-ngira sambil melirik arloji mahalnya yang limited edition itu.“Kita telfon yuk, aku kangen.”“Nggal usah, Dek, katanya

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Membuat Film Berdua (Extra Part 15 - Davin & Angel)

    Seperti rencana yang sudah tersusun di kepalanya, Davin membawa Angel ke hotel paling mewah di kota mereka. The Sun, namanya. Hotel itu teletak di pinggir kota dan jauh dari kawasan pemukiman penduduk. Namun sengaja dibangun dengan konsep all in one building. Semuanya ada di sana. Mulai dari pusat perbelanjaan, restoran, pusat kebugaran tubuh dan kecantikan hingga playground. Tempat itu memang dirancang bagi orang-orang yang ingin menghilangkan penat dan beristirahat sejenak, namun tetap bisa memanjakan diri dengan hal-hal apapun yang mereka butuhkan.Setelah check in dan meletakkan barang-barang di kamar hotel, Davin mengajak Angel ke pusat perawatan kecantikan. Davin memang paling mengerti perempuan dan memahami istrinya. Mereka akan melakukan perawatan tubuh di sana. Berpasang-pasang mata tertuju pada pasangan ideal tersebut ketika tangan Davin membuka pintu kaca dan mempersilakan Angel masuk terlebih dahulu. Untuk sesaat mata keduanya menyapu sekitar. Menyaksikan resepsionis dan

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Aku Suka Yang Sempit Kayak Kamu (Extra Part 14- Davin & Angel)

    “Kita mau ngobrolin apa, Dave?” tanya Angel di atas pangkuan Davin. Embusan nafas hangat Davin menggelitik lehernya. Membuat sekujur tubuhnya meremang. Memanggil-manggil jiwa terdalamnya untuk datang.“Aku rasa kita perlu honeymoon lagi, Sayang…,” bisik Davin dari belakang. Tangannya melingkari Angel dengan erat dan rapat.“Maksudnya mau nambah anak lagi?” sahut Angle seperti tersentak.“Lho, kok nambah anak? Memangnya orang yang pergi honeymoon itu mau nambah anak?”“Tapi biasanya kan gitu. Aku nggak mau lagi lho, Dave, udah cukup El yang terakhir,” ucap Angel sambil memberengut.Davin tersenyum kecil. Dikecupnya pundak Angel yang membuatnya gemas. “Anak itu kan rezeki. Rezeki nggak boleh ditolak kan? Aku ngajak kamu honeymoon tapi kapan-kapan, kalo El udah bisa ditinggal lama-lama. Sekarang honeymoon-nya di sini aja dulu.”Bisikan Davin di telinganya membuat Angel kian meremang. Pasti sebentar lagi Davin akan mengeksekusinya.Davin membalikkan tubuh Angel mengarah padanya sehingga s

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Fantasinya Dave (Extra Part 13 - Davin & Angel)

    Jujur saja selama ada Gendiz sedikit banyak meringankan Angel dan Davin. Hampir setiap hari Gendiz bermain ke rumahnya, atau memboyong anak-anak ke rumah orang tua mereka. Saking sayangnya pada para bocah, Gendiz juga menahan si kembar agar menginap bersamanya dan tidak mengantarnya pulang. Sesekali Davin dan Angel membiarkan si kembar tidur bersama Gendiz di rumah Kiano dan Adizty. Mereka yakin dan percaya sepenuhnya kalau adiknya itu bisa menjaga ketiganya dengan baik. Meskipun sepanjang malam keduanya tidak bisa memejamkan mata karena tidak terbiasa berpisah dengan anak-anak mereka.“Kalian kalo mau kencan, pergi aja, biar anak-anak aku yang urus,” ucap Gendiz pada suatu hari. Melihat keseharian Angel yang disibukkan dengan mengasuh, menjaga, merawat dan mengurus anak-anaknya membuat Gendiz merasa kasihan. Begitu pula dengan Davin yang terlalu sibuk bekerja dari pagi hingga sore. Kadang sampai senja atau malam. Pasti keduanya butuh waktu untuk hanya berdua saja tanpa direcoki anak-

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status