Share

Peringatan Pertama (1)

Setelah

melakukan panggilan, aku merebahkan tubuh di samping Zaki, memeluknya erat

seperti takut kehilangan. Apa pun alasan perpisahan nanti, aku ingin Zaki

bersamaku.

Tekadku

sudah bulat, bahwa perpisahan adalah solusi satu-satunya.

*

Mataku

pedih karena hingga lewat tengah malam tak juga mau terpejam. Meskipun sudah

melakukan aktivitas ringan, tetapi aku tetap saja tidak tenang. Aku baru saja

selesai menempatkan alat penyadap di dua tempat. Dengan begitu, aku bisa

mengetahui rencana mereka.

Aku

merasa, mas Mirza akan bergerak lebih dulu. Tiga hari sebelumnya, dia kepergok

membuka lemari tempat penyimpanan surat-surat penting. Beruntung, surat rumah

sudah aku pindahkan.

Sebenarnya,

tidak sengaja aku bawa ke kantor saat ingin memberikan surat rumah sebagai

jaminan pengajuan utang ke bank. Entah kenapa, perasaanku seperti ada yang mengarahkan

agar memperlihatkan surat itu pada Lian, sepupuku yang bekerja satu kantor

denganku. Entah kenapa juga, aku memintanya menyimpan surat itu. Mungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status