Share

Lutfhi Penasaran Pada Jimat

Kesembuhan yang Lutfhi dapat, tak lepas dari jimat yang di gunakan oleh mertuanya untuk menyembuhkan santet yang menyerang Lutfhi. Tak hanya bisa menyembuhkan santet saja. Jimat sakti itu bisa dengan mudah menyembuhkan berbagai macam penyakit. Juga gigitan ular yang berbisa. Jimat itu bisa di gunakan untuk mengobati serangan dari berbagai hal mistis.

Mengetahui keajaiban dari jimat yang di miliki oleh bapak mertuanya. Lutfhi tertarik untuk memiliki jimat tersebut. Terlebih jimat itu bisa di gunakan oleh Lutfhi untuk berbagai hal yang akan menguntungkan dirinya sendiri.

Lutfhi mulai menggali informasi seputar jimat tersebut pada seorang Tini. Sebelum berangkat bekerja sebagai tukang di salah seorang rumah tetangganya. Lutfhi bertanya banyak perihal keberadaan dari jimat tersebut. Dia begitu penasaran dengan jimat yang bisa membuat seorang Lutfhi menjadi kuat tersebut.

"Kamu tahu jimat yang di miliki oleh bapak?" tanya Lutfhi sambil membereskan peralatan tukangnya.

"Iya aku tahu jimat itu. Sebenarnya jimat itu berbentuk keris seukuran 20 senti saja. Bapak sering memandikan jimat itu di waktu-waktu tertentu." jawab Tini.

"Kira-kira bapak mau tidak mewariskan jimat itu padaku?" tanya Lutfhi kembali pada Tini.

"Tidak tahu. Bapak itu susah di tebak, dia terkadang bisa berubah pikiran begitu saja." jawab Tini mengangkat pundaknya.

"Apa aku minta langsung ke bapak saja. Aku jadi penasaran dengan jimat itu. Apalagi kekuatan yang ada di jimat itu semakin membuat aku penasaran untuk memiliki jimat kuat tersebut." ucap Lutfhi.

"Iya kamu minta saja sana ke bapak. Siapa tahu kamu di kasih jimat itu. Jimat itu kalau tidak salah, memang di wariskan secara turun-temurun oleh keluarga besar bapak." Terang Tini.

Mendengar pemaparan dari Tini, Lutfhi semakin berhasrat besar untuk memiliki jimat sakti tersebut. Mungkin ini kesempatan besar bagi Lutfhi untuk dapat memiliki jimat itu. Apalagi jimat itu di wariskan secara turun-temurun pada anak cucunya. Mungkin saja Lutfhi akan menjadi pewaris selanjutnya dari jimat sakti tersebut.

Lutfhi yang awalnya akan pergi menuju rumah tetangganya untuk bekerja. Malah pergi menuju rumah mertuanya. Deni ingin bertemu dengan bapak mertuanya untuk menanyakan keberadaan jimat sakti tersebut. Mungkin saja Lutfhi akan mendapatkan jimat sakti itu. Dia akan menjadi pewaris selanjutnya dari jimat sakti tersebut.

Dengan langkah penuh percaya diri, Lutfhi melangkahkan kakinya menuju rumah mertuanya. Dia yakin bisa mendapatkan jimat sakti itu. Mengingat Tini yang merupakan istri dari Lutfhi adalah anak kesayangan dari ibunya. Tak mungkin ayah dari Tini akan menolak memberikan jimat sakti itu pada Lutfhi. Mengingat jimat itu akan di gunakan Lutfhi untuk melindungi keluarga besarnya juga dari serangan hal mistis.

Lutfhi tak langsung menanyakan keberadaan jimat itu. Hingga kedatangan dari Lutfhi di sambut dengan baik oleh bapak mertuanya. Namun saat Lutfhi mulai menyampaikan maksud dari kedatangan dirinya. Lutfhi langsung di usir oleh bapak mertuanya tersebut. Dia menolak untuk memberikan jimat itu pada Lutfhi. Sebab Lutfhi belum di anggap mampu untuk merawat jimat tersebut.

Lutfhi kecewa pada bapak mertuanya tersebut. Hingga dia pun marah pada bapak mertuanya itu. Lutfhi pulang dari rumah mertuanya dengan perasaan yang begitu marah. Di tambah sambutan dari mertuanya yang kurang baik. Semakin membuat Lutfhi merasa cukup kecewa pada mertuanya tersebut.

Di rumahnya, Lutfhi baru meluapkan kekesalannya pada Tini dan kedua anaknya. Lutfhi memaki mertuanya tersebut dengan kata-kata kasar. Belum lagi Tini yang harus merasakan mulut pedas dari seorang Lutfhi. Hingga Tini harus membawa anak-anak untuk pergi dari hadapan seorang Lutfhi. Demi menghindari makian Lutfhi pada kedua anaknya yang sama seperti yang dia terima.

Lutfhi tak terima dengan ucapan dari mertuanya. Menurutnya apa yang diucapkan oleh mertuanya tidak mendasar. Sebab Lutfhi juga adalah orang yang bisa menjaga amanah dari peninggalan keluarganya. Sehingga Lutfhi tidak pantas di sebut tidak layak menerima jimat tersebut.

Lutfhi masih terlihat cukup kecewa. Sekalipun Tini berusaha membuat Lutfhi bisa sedikit lebih tenang lagi, namun Lutfhi dengan emosi tingkat tinggi. Tetap memaki mertuanya dengan kata-kata yang sangat kasar. Hingga Tini hanya bisa mengelus pundak Lutfhi sambil terus meminta suaminya tersebut untuk bisa lebih legowo lagi. Sebab amarah yang di tunjukkan oleh Lutfhi, jelas-jelas tidak mendasar. Seharusnya Lutfhi mengatakan tepat di depan mertuanya, tidak di hadapan seorang Tini. Apalagi anak-anaknya yang masih kecil.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status