“Jangan...Jangan kotori tanganmu untuk menyakiti mereka Yang.” Di gandengnya tangan Gayatri untuk keluar dari tempat ituMereka menuju jalan pulang. Sepanjang jalan mereka lebih memilih banyak diam. Tiba di persimpangan jalan, Arman yang menyetir mobil Gayatri segera berbelok menuju rumahnya. “Yang, jangan lupa bilang ke Ibu kamu! Aku boleh pinjam sertifikat rumahnya akan kugadaikan ke Bank. Gayatri janji akan mengembalikan secepatnya ditambah utang Ibu ke Sinta dua kali lipat juga akan ku bayarkan," bujuk Gayatri“Iya sayang, aku janji akan meminjamnya ke Ibu.” Dirangkul nya tangan Gayatri“Eh satu lagi Yang, kapan kamu ceraikan istri kamu yang sombong itu?“ “ Aku janji sayang secepatnya akan kuceraikan dia. Tapi...kamu harus bayar utang Ibu dulu.” “ Menurutku, ceraikan saja dulu dia. Biar kita bebas ke mana saja yang kita mau.” Bujuk Gayatri yang semakin menjadi. “Betul juga katamu! Oke sampai di rumah akan kubicarakan pada Ibu.” Mobil yang mereka naiki telah sampai di depan ru
“Yang, aku... aku pulang dulu ya. Masih banyak pekerjaan yang akan aku selesaikan!" Gayatri berdiri dan buru-buru ingin meninggal tempat itu. “ Oh iya, besok kita ke temuan lagi yang.” Arman memegang pergelangan tangan Gayatri. “ boleh Yang, tapi....tapi ada satu syarat.” Di palingkan wajahnya ke arah Arman. “Apa syaratnya Yang?" tanya Arman penasaran. “ Kamu jangan pernah memegang bagian wajahku, karena kita belum muhrim.” jawab Gayatri. “Loh, biasanya kan. Kita sering berpelukan aku juga kadang mencium kamu. Kenapa sekarang sudah berubah?" tanya Arman semakin heran. “ I-Iya setelah kupikir- pikir kita kan mau nikah. Gayatri tidak mau punya keturunan yang tidak baik. Jadi Gayatri ingin kita secepatnya merencanakan pernikahan demi menghindari zina, Yang.” Dilepasnya rangkulan Arman. “ Oke, jadi kapan aku datang melamar mu," tanya Arman dengan tak sabar. “ Nanti... nanti Gayatri berkabar ya.““Jangan lama- lama berpikir Yang. Ingat aku sudah sangat serius denganmu. Aku rela me
Kenapa kamu pindah rumah tak bilang ke aku dulu? Kamu menganggap aku selama ini Apa?” Arman berusaha meredam rindunya pada Gayatri karena tak ada kabar. “Bukan... Bukan itu maksud aku Yang! A-Aku, tidak mau merepotkan kamu.” “Aku kan calon suami kamu Gay, sudah seharusnya kamu merepotkan aku, ada apa dengan kamu sebenarnya?”tanya Arman. “ Tidak apa Mas, hanya aku ingin pindah rumah agar jarak rumah dan tempat kerjaku dekat," jawabnya asal. “ Kapan aku bisa bertemu denganmu lagi, Yang? Mas kangen! “ “Maaf Mas, untuk seminggu ini jangan pernah hubungi Gayatri atau bertemu dengan Gayatri dulu. Karena, Gayatri lagi sibuk. Banyak yang harus Gayatri persiapkan untuk pernikahan kita nanti. ” “Masa tak punya waktu sedikit pun untukku Gay? Apa kamu tak mengerti dengan perasaanku?” Telepon terputus. Arman menghubungi nomor Gayatri kembali. Namun, nomornya sudah tidak aktif. Kemudian dihubungi nya lagi berkali-kali. Tapi, hasilnya masih sama nomornya tetap tidak aktif. “Gayatri....! Awa
“Sin, bagaimana kabarnya?” Sebuah pesan masuk dari Mas Heri di aplikasi hijau ponselku. “ Alhamdulillah, baik Mas," jawabku. “ Malam ini ada waktu? Kita, cari makan di luar yuk!“ ajak Mas Heri. “ Boleh! Tapi, aku ajak Mbak Novita Ya.”“Oke, jam berapa bisa kujemput?” tanya Heri kembali. “Jam Tujuh boleh,” Ketika malam tiba, Heri segera menjemput Sinta di rumah kontrakannya. Tak lupa Novita juga ikut. Sesampainya di tempat makan yang mereka datangi, segera memesan makanan. Beberapa saat kemudian Gayatri pacar Arman ada juga datang ke tempat itu. Kedatangannya ke situ bersama seorang lelaki sedang bergandengan tangan. Dari awal di pintu masuk secara tak sengaja Sinta lebih dahulu melihat kedatangannya.“ Mbak Nov, bukannya itu Si Wanita ondel- ondel?” tanyaku ke Mbak Novita. “ Iya Bu, itu dia si pengacau rumah tangga orang. Mengakunya, wanita tulen padahal berjakun," celoteh Mbak Novita. Setelah Gayatri duduk dengan pasangannya kami segera mendekatinya. Mas Heri yang ada di s
Di usia pernikahanku yang baru seumur jagung kini diriku terbuai dengan cinta sesaat Gayatri. Aku tega menghianati wanita yang kukejar- kejar cintanya dahulu yang kini dia sudah berstatus istriku. Rasa bosan melanda melihat penampilannya yang dekil tidak pandai berdandan dan tidak mudah bergaul membuatku menjadi semakin bosan terhadapnya. “Sinta! Sudi kah dirimu memaafkan kesalahanku yang tega menyakitimu?" Tak terasa air mata ini mengalir. Sebisa mungkin kumenahannya namun tetap mengalir dengan sendirinya. Seketika kumengepalkan tangan karena teringat video Gayatri adalah seorang lelaki. Ku coba membasuh muka agar teta ptenang. Namun, hati ini tetap tersiksa akibat ulahku. “Gayatri! Awas kamu. Akan kutemukan dirimu secepatnya yang sudah berani menipuku.” Bersamaan dengan itu, aku terus mengingat Sinta yang tega mempermalukan Gayatri demi membuktikannya padaku. Dirinya yang begitu lincah dengan ilmu bela diri membuatku semakin tak percaya dengan sosoknya yang selama ini ku kena
Akhirnya Kak Arman datang juga untuk membebaskan kami.” Aku yang masih bingung dengan pernyataan Kesya segera bertanya. “kalian ke sini mau apa?” tanyaku dengan penasaran.“Kami... Kami..., tadi di tangkap Kak! Karena terbukti sebagai pengedar dan pemakaian obat terlarang.” Aku yang mendengar pernyataan Kesya serentak kaget. “Apa? Ini tidak mungkin. Pasti kalian dijebak.” Kugelengkan kepala ini sebagai tanda tak Terima. Namun, keraguanku dibantah oleh Kesya dan Ibu yang berjalan mendekatiku. “ Maafkan Ibu Nak! Yang dikatakan Kesya itu memang benar.” Di peluknya diriku kemudian menangis. Syukurlah, Kak Arman datang kemari untuk membebaskan kami.” Kesya segera memelukku disusul tangisannya. “Ma-maksudnya, apa Key!” Kupeluk dirinya yang menangis di pelukanku. “ Selama ini kami terus- terusan meminta uang pada Kak Arman adalah untuk membeli obat terlarang itu. Begitu juga dengan uang Sinta yang diambil oleh Ibu.” “Apa!” Mataku hanya bisa terbelalak mendengar semuanya. Rasanya un
Kulajukan sepeda motor ini menyusulnya menuju rumah kontrakan. Masalah Ibu, biarlah dulu. Toh dia ditangkap atas kesalahannya yang mencoba membohongiku selama ini. Aku yang semakin kesal dengan ulah Gayatri, sekarang jadi makin kesal dengan ulah Ibu setelahku mengetahui sikapnya selama ini. Sinta, ternyata selama ini dia mengetahui semuanya. Tapi, kenapa aku tak pernah mengerti posisimu. Selama ini aku menjadi terpengaruh karena cinta Gayatri. Itu semua ku lakukan atas dasar kemauan Ibu juga yang berusaha memisahkan aku dengan Sinta. Akhirnya diriku sampai di kontrakan juga. Namun, mobil Sinta tak ada di sana. Kucoba masuk ke dalam, tampak suasana sangat berbeda dari waktu aku tinggal bersama Sinta di sini. “Cari siapa ya Pak?” Seorang lelaki yang bertubuh tegap keluar dari dalam. “Kamu siapanya Sinta ha?” Ku tarik kerak baju lelaki itu ketika melihat sosoknya keluar dari dalam kamar Sinta. Entah kenapa kali ini aku semakin emosi. Aku tak mau ada lelaki yang berani mendekati S
“Kamu sudah beristri, kenapa harus cari wanita di luar sana? Ini semua karena Ibumu terlalu memanjakanmu dari dulu sehingga setelah menikah kamu masih saja bikin ulah.” Kali ini Ayah benar-benar marah dibuat olehnya. “A-Arman minta Maaf Pak, awalnya aku tak mempunyai perasaan apa pada Gayatri. Namun, karena bujukan Ibu aku berusaha membuka hati untuknya.” Kali ini Arman mencoba untuk jujur.“Plak!” Satu tamparan lagi mendarat di pipi Arman. Ayahnya juga makin emosi. “Anak tak berguna! di saat kumencoba mengadopsimu menjadi anak angkat, kukira dirimu akan membalas budi. Inikah yang kau balas pada kami sebagai orang tua angkatmu?” lanjut Ayahnya Arman. “Ma-maafkan Arman Yah! Arman janji tidak mengulanginya lagi dan akan berusaha membujuk Sinta untuk kembali,” jelas Arman mencoba meyakinkan Ayahnya. “aku tidak butuh penjelasanmu, kali ini bagaimanapun caranya, kembalikan sertifikat rumah kami. Setelah itu menjauhlah dari hidupku. Kamu juga sudah dewasa jangan berlindung di bawah keti