Share

Bab 1

last update Last Updated: 2023-12-10 15:37:28

Wedding Drama Bab 1

Beberapa minggu sebelumnya.

Rambut panjangnya digelung kusut, langkahnya gontai super lambat ibarat siput. Althea menyeret kakinya malas memasuki gedung perkuliahan sembari memeluk setumpuk modul. Ia duduk dan menaruh barang bawaannya lalu membenamkan wajah di meja, mengetuk-ngetukkan dahinya sendiri secara konstan berulang-ulang.

Tak lama datanglah suara ribut serupa kericuhan yang lama-lama semakin mendekat dan mendekat. Namun, gadis berwajah kusut itu masih tetap melakukan kegiatannya dan tak memedulikan suara cempreng bak toa SATPOL PP yang tengah melaksanakan razia.

Rupanya yang datang adalah temannya si kembar Rena dan Reni. Althea baru pindah ke kampus barunya ini sekitar satu bulan dan duo cerewet inilah mahasiswi yang langsung akrab dengannya. Keduanya berhenti tepat di dekat meja Althea berada.

“Dari tadi udah kubilang kaos kaki warna pink yang kamu pakai itu milikku!” seru Rena sembari menunjuk kaki kembarannya.

“Enak aja, kaos kaki yang kupakai ini milikku! Aku udah kasih tanda di semua barang-barangku biar pakaian kita gak ketuker. Matamu aja yang rabun, kayak mata tua!” sambar Reni tak terima.

"Sembarangan ngatain aku tua! Kayaknya matamu tuh yang nggak beres. Jangan-jangan katarak?" sambar Rena sinis tak terima. Padahal jika ditelaah baik-baik, saat Reni mengatai Rena tua, berarti dia sedang mengatai dirinya sendiri karena mereka lahir ke dunia hanya berselisih waktu sepuluh menit saja.

“Buka kaus kakimu di sini, sekarang juga! Aku perlu bukti, aku yakin itu milikku!” Rena menuduh tanpa tedeng aling-aling sembari melipat kedua tangan di dada, matanya mendelik penuh antisipasi kepada kembarannya.

Di saat si kembar tengah berseteru serupa pertandingan sengit di arena ring tinju, Althea yang tak tahan akan kebisingan mereka mengangkat wajahnya. Rambutnya yang digulung sembarang makin tampak tak karuan bak orang gila, ditambah warna merah di dahinya yang tercetak jelas juga mata pandanya membuat kekusutannya semakin dramatis. Efek dari aktivitas begadang semalam juga imbas dari memadu kasih antara si dahi dengan meja yang beberapa saat lalu dilakukannya.

“Kaliaaan … jangan berisik! Aku lagi pusing tahu!” Althea berdecak kesal. Mendaratkan pipi kanannya di meja lalu mengembuskan napas penuh beban.

Rena memekik kaget juga melotot. "Al, rambutmu kayak Singa!"

“Dih, kenapa kamu kusut banget? Oh no … penampilanmu hari ini tak memenuhi standar SNI.” Reni bergidik ngeri lalu menjumput-jumput rambut Althea yang acak-acakan.

“Kamu abis putus cinta ya?” tanya Rena penasaran, walaupun seingatnya Althea sama sekali tak memiliki kekasih.

Althea menoyor jidat Rena dan menjawab bersungut-sungut, “Cih. Mau apanya yang putus! Ikatannya aja nggak ada!”

Duo cempreng yang hampir berduel menumpahkan sumpah serapah seragunan itu mendadak melupakan perseteruan mereka, saat ini Althea yang mirip pakaian belum disetrika lebih menggoda perhatian keduanya.

“Kamu jadi kusut gini gara-gara apa, huh?"

Rena kembali bertanya akibat rasa penasaran yang masih belum terpuaskan. Skill-nya mengorek informasi sudah layak disandingkan dengan para pencari berita infotainment gosip. Rasa keingintahuannya akan dunia perlambean berada di atas rata-rata.

"Nggak mungkin ekspresimu busuk kayak gini tanpa sebab, takkan ada asap kalau tidak ada api!"

"Ada, asap fogging!" celetuk Reni menyambar kalimat Rena.

"Kau ini diamlah!" Rena melempar tatapan kesal dan menaruh telunjuk di depan mulut kembarannya. Akan tetapi, Althea malah kembali mengetuk-ngetukkan jidatnya ke meja di hadapannya.

"Hey, jawab pertanyaanku, Nona! Bukan menjadikan dahimu juga meja sebagai pelampiasan! Kasihan mejanya tahu!" Rena memegangi kepala Althea supaya tegak dan berhenti menyiksa keningnya yang semakin memerah. Menghela napas resah, Althea akhirnya memberi penjelasan.

“Semalam aku ngerjain tugas dari jam delapan sampai tengah malem. Semuanya udah hampir selesai, terus nggak sengaja ketiduran dan aku enggak nyadar laptopku batrenya sekarat. Pas bangun pagi terus aku cek lagi, alhasil semua kerja kerasku raib karena belum sempat tersimpan. Mana harus dikumpulin hari ini lagi. Au ah gelap,” keluhnya frustrasi.

“Auww. Oh no, oh no, oh no no no no no." Si kembar serempak merespons dengan reaksi yang sama, bahkan kalimat mereka terdengar bernada seperti lagu yang sedang hits akhir-akhir ini.

Althea mendelik jengkel. "Orang lagi berduka kalian malah nyanyi!"

"Sorry, sorry. Kita keceplosan. Tapi ini bener-bener definisi the real sakit tak berdarah. Turut berduka kawan!” Rena menepuk-nepuk pundak Althea.

“Eh, tapi tugas yang mana dulu? Kalau tugas dari Bu Caroline bisa aman asal kita muji-muji dia cantik dan awet muda, dijamin damai. Nanti kubagi tutorial menaklukan Bu Caroline. Tapi, kalau tugas dari Pak Zayn, maka tamatlah riwayatmu Al!” Reni berkata sambil mengibaskan kedua tangan di lehernya disertai lidah menjulur.

Tak lama semua mahasiswa dan mahasiswi mendadak riuh. Segera mengambil tempat duduknya masing-masing saat suara serak maskulin menginterupsi memasuki ruangan.

“Selamat Pagi.”

Althea membulatkan mata ketika melihat sosok yang masuk, ekspresinya luar biasa horor seperti melihat hantu, wajahnya perlahan memucat terkena serangan panik.

“Pak Zayn? Matilah aku!” gumam Althea frustrasi seraya menjambak rambutnya yang semakin amburadul.

Satu persatu mahasiswa juga mahasiswi mengumpulkan tugas makalah ke meja sang dosen, hingga akhirnya giliran nama Althea dipanggil ke depan untuk mengumpulkan.

Meremas ujung t-shirtnya, Althea beranjak menyeret langkahnya ke depan hingga tepat berada di hadapan meja Zayn.

"Mana tugasmu?" Zayn membuka telapak tangannya meminta pada Althea dengan raut muka dingin dan datar

"Anu. Itu, Pak, anu ... be-begini. " Althea menelan ludah susah payah lantaran tatapan Zayn menusuk tajam, membuatnya gelagapan.

"Bicara yang jelas! Bukan cuma anu dan anu!" tegasnya. Tatapan Zayn metajam, membuat Althea mulas-mulas mendadak.

"Begini Pak, saya semalam sudah membuatnya, bahkan sampai begadang. Coba Anda perhatikan kantung mata ini, sudah seperti panda bukan?” Althea memamerkan lingkaran hitam di matanya untuk memperjelas. Menunjukkan jejak kerja kerasnya semalam sebagai bukti demi mendapat keringanan. Sementara sang dosen hanya merespons tanpa ekspresi.

“Mata saya sampai begini demi mengerjakan tugas dari Anda lho, Pak. Tapi sayang, saya tak sengaja ketiduran sedangkan filenya belum sempat tersimpan, dan saat pagi hari saya memeriksa laptop, ternyata baterainya habis. Jadi, bolehkah saya mengumpulkan tugasnya besok?" mohonnya dengan jurus wajah memelas dibarengi kedipan imut serupa kucing kecil, berharap Zayn iba dan memaafkannya.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Reni
Kocak jg si kembar, tos dulu ren, nama kita sama, wkwkwk..
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
kasian althea ... kira kira dihukum GK ya
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Reni Rena kocak juga hihihi Ayo Althea síap2 tuh dihukum pak dosen hihi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Wedding Drama    Ending

    Wedding Drama Season 2EndingSemilirnya udara segar Puncak menguarkan relaksasi alami. Jakarta dengan kadar tinggi polutannya, memang paling ideal dinetralisir di sini. Tempat favorit para penduduk ibukota mencharge ulang energi termasuk Zayn. Desain interior kamar villa didominasi warna monokrom juga material kayu-kayuan. Ranjang dan furniturnya pun terbuat dari kayu jati berukir khas Jepara. Kelambu putih yang menaungi tempat tidur menguarkan aura nyaman untuk merebahkan diri. Berpadu hawa sejuk pegunungan menambah syahdu tempat yang dibuat khusus untuk berlibur dari kesibukan mengais pundi-pundi. Berdandan cantik, mengenakan pakaian terbaik, sekali lagi Althea mengecek penampilannya di depan cermin. Dalam rangka menyambut sang suami yang beberapa saat lalu mengabarkan sudah sampai di daerah Ciawi, Althea ingin terlihat berbeda malam ini. Althea mulai berpikir untuk perlahan menata diri sebagai ibu juga istri, termasuk mengubah penampilan menjadi lebih anggun demi keutuhan rumah

  • Wedding Drama    Season 2 (BAB 29)

    Wedding Drama season 2 Bab 29Prang!!!“Awhhh!”Bunyi gaduh perabotan jatuh berpadu pekikan, mengejutkan Tante Esme yang sedang khidmat membaca Alkitab. Baru sepuluh menit dibuka, Alkitab ditutup dan kembali disimpan ke meja bertaplak rajutan tangan. Kacamata baca turut ditanggalkan, ditaruh berdampingan. Meninggalkan ruang baca, Tante Esme bergegas ingin memeriksa apa gerangan yang sedang terjadi di dapur pada pukul enam pagi ini. Tante Esme mendapati Chelsea sedang meringis-ringis di depan wastafel. Keran air mengalir deras menyiram punggung tangan kiri yang dari jauh pun tampak kemerahan, kontras terpantul di permukaan kulit Chelsea yang putih pucat. “Chel, tangan kamu kenapa?“Oh… i-ini barusan sauce pannya nggak sengaja kesenggol.” Tante Esme hendak memangkas jarak, tetapi terhenti saat slipper sandal rumahan yang mengalasi telapak kaki menemukan sensasi basah. “Hati-hati, Tan!” Chelsea berseru khawatir. Marmer dapur dipenuhi ceceran makanan begitu pula di atas kompor. Sauce

  • Wedding Drama    Season 2 (BAB 28)

    Wedding Drama Season 2 Bab 28“Mas, apa suaraku kekencengan ya?” cicit Althea yang masih terengah. “Tapi aku suka,” bisik Zayn, mengerling nakal. “Desahanmu lebih merdu irama dari piano dan biola.”Pipi Althea bersemu. Zayn beringsut mengecup mesra bibir Althea yang setengah terbuka. Melirik ke tengah ranjang, keduanya tertawa kecil.Si bayi cantik berpipi chubby itu merengek manja didera haus dan lapar lumrahnya para bayi. Tak mungkin egois karena memang beginilah dinamika menjadi orang tua, Zayn memberi ruang agar Althea bisa leluasa memberikan hak putri mereka. Zayn melebarkan selimut guna menutupi tubuh Althea yang nyaris polos kemudian ikut bergabung naik ke atas kasur. “Maaf ya, Mas. Karena Iza keburu bangun,” cicit Althea terdengar tak enak hati. Zayn paham maksud kalimat Althea. “It’s okay, sebagai orang tua, Iza tetap menjadi prioritasku. Dan aku senang karena sekarang Iza juga jadi prioritasmu. Thank you, Mommy.” Althea mengangguk malu. Apresiasi Zayn selalu sehebat in

  • Wedding Drama    Season 2 (BAB 27)

    Wedding Drama Season 2 Bab 27. Gempa Bumi “Nah, aku udah geser dikit. Mas tinggal terlentang aja, biar aku bisa naik.” Althea berkata dengan nada tanpa dosa sembari menyentuh dada bidang Zayn, sorot manis netra imutnya menyihir.Jantung bertabuh riuh menggemparkan raga juga jiwa yang sedang bertarung. Tetap mematuhi titah ego yang mengungkung atau menyerah pada gejolak purba yang meraung. Disuguhi percikan-percikan kerling nakal namun lugu, elusan merayu. Sungguh, benteng beku yang dibangun Zayn mulai retak tanpa disuruh. “Kenapa mukanya merah? Mas demam ya?” cicit Althea panik seraya menyentuh kening sang suami. Buru-buru Zayn menepis telapak tangan halus Althea. Bukan apa-apa, efeknya menyaingi daya kejut listrik. Menyengat dahsyat sekujur pori, meremangkan bulu roma, mendidihkan gelora kelelakiannya yang terlanjur memanas. Gaun minim tipis yang dikenakan Althea tersingkap hingga mencapai pinggul. Ditambah keharuman favoritnya yang menguar dari tubuh Althea merasuki celah hidun

  • Wedding Drama    Season 2 (BAB 26)

    Wedding Drama Season 2 Bab 26Sejak pulang dari gereja, gangguan overthinking menjangkiti Althea. Ketika mengikuti misa, perasaan Althea berkecamuk terganggu. Niatan untuk fokus berdo’a terbelah-belah dikarenakan kehadiran Chelsea yang seakrab itu dengan Zayn. Interaksi mereka ternyata sedekat yang digosipkan teman-teman sekampusnya. Sikap Zayn terhadap Chelsea juga ramah dan ceria. Berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat dengan respons Zayn ketika bertukar kata dengannya. Parahnya, kebanyakan hadirin misa mengira Chelsea adalah istri Zayn membuat pikiran Althea bertambah keruh, berbeda dengan para suster dan pendeta yang sudah mengetahui fakta bahwa Zayn hanyalah bosnya Chelsea. Cepat-cepat Chelsea bertindak meralat. Menjelaskan bahwa dirinya hanya sekretaris Zayn dan sebatas teman saja saat sedang tidak bekerja. Chelsea juga tak lupa memperkenalkan Althea sebagai istri Zayn, sedangkan si empunya lebih banyak diam. Hati Althea mencelos kecewa karena untuk pertama kalinya

  • Wedding Drama    Season 2 (BAB 25)

    Wedding Drama Season 2 Bab 25Menggeliat, Althea terjaga dari tidurnya. Selain cahaya matahari pagi yang menginterupsi menerobos ventilasi, ia juga dibangunkan oleh si kecil yang mirip dengan Zayn versi perempuan, sudah tengkurap di dekatnya.“Sayang,” sapa Althea sengau, lantas menilik kasur juga mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Hanya ada dirinya dan Aliza tanpa Zayn di dalam kamar. “Daddy ke mana ya? Apa sudah bangun duluan?” tanya Althea pada si kecil yang menyentuh-nyentuh pipinya, menarik perhatiannya. “Anaknya Mommy ini juga rajin kayak Daddy nih, pagi-pagi banget udah bangun aja.” Althea bercicit memuji. Menjawil gemas dagu Aliza yang dibalas senyuman lebar oleh putrinya itu, memamerkan gusi merah yang belum ditumbuhi gigi. Menyaksikan betapa pintarnya Aliza merespons interaksi yang Althea bangun setelah berbulan-bulan tak ingin peduli, serbuan rindu menyerang. Seolah sudah sekian lama tak berjumpa, Althea meraih Aliza dan membawanya ke atas tubuh, memeluknya denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status