Beranda / Semua / When I Meet You Again / BAB 9. Pekerjaan vs Perasaan

Share

BAB 9. Pekerjaan vs Perasaan

Penulis: lirinkw
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-11 13:51:31

Val menutup pintu ruangan Arion dengan cepat lalu duduk di kursinya. Ia menghela napas lega seolah beban berat telah terangkat dari dadanya. Dengan satu tangan, ia mengusap keringat yang mengucur di dahi dan leher.

“Aku harus minum,” gumamnya sambil beranjak menuju pantri. Ia mengambil gelas di lemari dan mengisinya dengan air.

“Kamu ngapain tadi di ruang pak Rion lama sekali?” Tiba-tiba saja Rara sudah berdiri di sampingnya. Ia juga melakukan hal yang sama seperti Val.

Sedikit tersedak, Val menatap Rara. “Bu-bukan apa-apa. Hanya bertanya sedikit tentang pekerjaanku,” katanya berbohong. Ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya.

“Nggak kayak biasanya deh,” celetuk Rara. “Dua orang sebelum kamu, Pak Rion nggak pernah begitu tuh!”

“Oh, aku nggak tahu. E-entahlah, mungkin suka-suka dia aja.” Val gugup dan khawatir kebohongannya akan terungkap.

Rara mengangguk. Ia lalu kembali ke mejanya dengan membawa segelas air. Tak lama Val juga meninggalkan pantri. Saat ia akan duduk di tempatnya, Saga keluar dari ruangan Arion dan memberi tatapan menusuk.

“Kau sudah selesai?” tanyanya. Ia menarik tubuhnya duduk dan menghadap ke monitor. “Mulai besok kau nggak bisa santai seperti hari ini. Besok ada tugas yang menantimu.” Saga berbicara tanpa menoleh.

“Baik, Pak,” jawab Val pasrah. Semoga aku bisa dan harus bisa! tekadnya dalam hati. Aku nggak mau kalah dan ditekan orang ini terus-terusan!

“Datanglah tepat waktu.” Saga menambahkan.

“Iya.”

Saga melirik Val sekilas, lalu kembali pada pekerjaannya.

Val kembali menghadapi catatan yang harus ia baca. Masih tinggal sedikit lagi, tapi tampaknya tidak akan selesai tepat waktu. Sekarang sudah hampir pukul lima.

Keseriusan Val dalam mempelajari pekerjaannya membuat Arion yang baru keluar dari ruangannya tersenyum. Ia berhenti di tempat Saga dan menepuk bahunya. Laki-laki itu segera membereskan meja dan mematikan monitornya.

“Matikan semuanya saat kau sudah selesai,” kata Saga sambil berjalan melewati Val.

“Iya,” jawab Val pendek. Ia tak berani mengangkat wajah karena ada Arion di sebelah Saga. Ia tak ingin Saga berpikir macam-macam. Namun, sepertinya Saga sudah mengetahuinya, mengingat mereka bersahabat.

“Sampai besok, Val,” pamit Arion.

Val tidak mengatakan apa-apa yang membuat Saga menyipitkan mata.

Dua pria itu pun meninggalkan Val. Arion melambaikan tangan pada Rara, Dewi, dan Sandy yang juga bersiap-siap pulang.

Dalam perjalanannya menuju lift, Saga menoleh kembali pada Val, lalu berganti pada Arion dengan wajah semringahnya. Ia melihat bahwa atasan sekaligus sahabatnya itu benar-benar jatuh cinta pada Val. Sayangnya, ia benar-benar tak bisa menuruti permintaan Arion. Saga orang yang profesional dan tidak akan mencampur urusan pribadi dan pekerjaan.

“Kamu nggak pulang, Val?” Rara bertanya ketika melewatinya. Dewi dan Sandy juga turut mendekatinya.

“Iya, sebentar lagi,” jawabnya. “Mungkin aku harus lembur sedikit.” Bola mata Val melirik kertas-kertas yang masih berserakan di mejanya.

“Ya ampun, Val! Masa lembur di hari pertama kerja sih?” Dewi memberi pandangan iba.

“Ugh! Pak Saga memang keterlaluan deh!” Rara mengepalkan tangan dengan gemas.

“Padahal itu dasar-dasarnya saja sih. Apa kamu belum memahami ritme kerja Pak Saga?” tanya Sandy.

“Belum.”

“Kamu dan Pak Saga ada di bidang yang sama, sebagai editor untuk naskah-naskah yang masuk. Kalau kamu sudah paham tekniknya, harusnya gampang sih,” tutur Sandy.

“Iya, tapi ada beberapa yang aku masih bingung. Aku masih mempelajarinya,” sahut Val merasa malu. Padahal dia sendiri yang memutuskan terjun di bidang ini setelah menguburnya sekian lama. Seharusnya ia mempelajarinya kembali sebelum mulai bekerja.

“Ya, sudah. Kita pulang duluan, ya, Val?” pamit Rara kemudian, disusul dewi dan Sandy di belakangnya.

“Sampai besok!” balas Val sambil melambaikan tangan. Kini ia sendirian di ruangan ini menekuri lembaran catatan itu. Tiga puluh menit kemudian, ia menyerah.

“Kubawa pulang saja deh!” Tangan Val mulai membereskan meja dan mematikan komputer. Ia lalu turun ke lobi yang sudah mulai sepi. Hanya beberapa orang saja dari lantai lain yang sedang duduk-duduk di sofa. Mungkin sedang menunggu seseorang menjemputnya, atau ada janji temu di sana.

Gedung berlantai dua puluh ini bukan sepenuhnya milik Arion. Bosnya itu hanya menyewa tiga lantai berurutan di bawahnya. Sisanya ada perusahaan-perusahaan lain di berbagai bidang.

Val telah memesan taksi online yang kini berada di depannya. Ia pun masuk dan kembali membaca pekerjaannya yang belum selesai. Beberapa saat kemudian, ia teringat sesuatu lalu mencari di ponselnya.

Ketika menemukan apa yang dicari, otomatis Val menepuk dahinya. “Astaga! Kenapa aku bisa lupa? Padahal bisa diunduh di ponsel!” katanya kesal. “Tahu begitu, aku nggak perlu bawa kertas-kertas sialan ini!”

Val melempar bundelan kertas itu ke samping dan mengumpat kesal. Bodoh kamu, Val! Menyusahkan diri sendiri saja!

Desah napas panjang keluar dari bibir Val. Merasa lelah, ia menyandarkan kepala pada kaca jendela mobil yang gelap dan mengamati pemandangan di luar sana.

Entah mengapa, hari ini terasa memusingkan baginya. Perasaan senang sekaligus sebal dan gugup bercampur aduk dalam dadanya. Ia senang bisa bertemu Arion yang ternyata adalah atasannya. Mungkin masih ada kesempatan untuk mendapatkannya. Di sisi lain, ia merasa tidak etis menjalin hubungan dengan seseorang seperti Arion. Ditambah lagi, tidak akan mudah bekerja bersama Saga yang tegas dan galak. Bahkan di hari pertamanya ini, Val bisa langsung mengerti karakter seniornya yang keras.

“Semoga saja aku bisa bertahan,” gumamnya letih.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • When I Meet You Again   BAB 106. Love You, Hate You (END)

    “Ga …?” “Ah, apa …?” Saga baru tersadar ketika Val menggoyang-goyangkan lengan jasnya. Val menatap pria yang kini sudah menjadi suaminya. Ia lalu memandang arah yang tadi dilihat Saga, tetapi tidak menemukan ada yang aneh di sana. “Kenapa lihat ke sana terus? Sudah waktunya kita turun,” katanya. “Oh, ayo.” Saga menggandeng tangan Val dan membantunya turun dari panggung. Tak lama, Val dan Saga duduk bersama keluarga mereka. Menikmati jamuan makan malam yang disediakan. Obrolan ringan juga turut mewarnai kehangatan keluarga baru itu. Beberapa jam kemudian, acara selesai. Seluruh tamu undangan sudah meninggalkan gedung. Para keluarga sebagian meninggalkan gedung, sebagian lagi menginap di hotel yang sama dengan Val dan Saga. Mereka memang sengaja menyediakan kamar kosong untuk beberapa keluarga yang tinggal di luar kora, seperti Tante Icha dan Riska. Val dan Saga diantar Kaira dan Arion ke kamar hotel mereka. Kaira tampak bahagia dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya.

  • When I Meet You Again   BAB 105. The Day

    “Kamu sudah yakin, Val?” Rima bertanya pada putrinya karena sedikit khawatir. Val mengangguk dan tersenyum. “Iya. Masa sudah begini, masih ditanya lagi sih?” Rima tersenyum sedikit. “Kamu bisa bilang ke Mama, Val. Nanti Mama yang akan cari cara.” Kali ini Val menggeleng. “Nggak usah, Ma. Memangnya Mama berani bilang sama Tante Diana? Dia teman baik Mama, ‘kan?” Rima diam sejenak lalu menjawab, “Iya, tapi … Mama rasa dia akan mengerti, Val.” “Nggak usah, Ma. Val baik-baik saja kok. Mama juga sudah lihat sendiri, ‘kan?” Val memamerkan senyum terbaik dan tercantiknya. “Saga pasti juga begitu.” Rima menatap putrinya sekali lagi. Val pun mengangguk untuk meyakinkan sang ibu. “Baiklah kalau begitu. Mama keluar dulu. Tamu-tamu sudah banyak yang datang.” Rima berdiri lalu keluar dari ruangan itu. Val mengantarnya dengan senyum bahagia. Ketika pintu di depannya tertutup, senyumnya memudar. Sungguh merupakan keputusan yang sulit baginya, tapi ia harus melakukannya. Sementara itu, di rua

  • When I Meet You Again   BAB 104. Secangkir Kenangan

    “Aaah … capek juga ternyata bikin kue!” keluh Val sambil mengempaskan tubuh ke tempat tidur. Ia baru saja memasukkan dua loyang kue ke oven dan mengatur waktunya. Sambil menunggu, ia berniat beristirahat sebentar. Dari luar, Val bisa saja tertawa lepas seolah tidak ada yang mengusiknya. Namun, hatinya menjeritkan rindu yang sama pada seseorang. Berbagai kenangan bersama Saga mulai bermunculan, menggoda dirinya, dan membawanya kembali ke masa lalu yang jauh. Masa-masa di mana ia sama sekali tidak menyadari perhatian-perhatian kecil Saga padanya. “Aku mau ke kantin! Ada yang titip?” tanya Nita sambil berdiri. Saat itu, tim mading yang terdiri dari Saga, Val, Nita, Noah, dan Andi, sedang mengerjakan proyek minggu ini. Mereka berkumpul di ruang OSIS sepulang sekolah. Segera anak-anak menyebutkan pesanannya dan Nita pun berlalu. Val tidak pernah mengetahui bahwa saat itu Saga selalu memperhatikan gerak-geriknya. Apa pun yang ia lakukan, selalu mampu membuat senyum Saga mengembang. Namun

  • When I Meet You Again   BAB 103. Bencana Kecil

    Val terbangun di Minggu pagi yang cerah. Sinar matahari sudah masuk dari jendela yang terbuka lebar. Kehangatannya memenuhi kamar dan tubuh Val yang masih memeluk guling, sambil mengejap-ngejapkan mata untuk menyesuaikan perubahan yang mendadak. Beberapa detik kemudian tubuh Val tegak di tempat tidur dengan rambut kusut dan wajah kusam. Samar-samar telinganya menangkap percakapan di luar. Ada suara ibunya dan suara lain yang tidak ia kenal. “Maaf, Bu Rima, sudah ganggu pagi-pagi.” “Oh, nggak apa-apa, Bu. Saya yang terima kasih karena sudah diberi ini.” “Itu cuma hasil kebun dari kampung, Bu. Kebetulan kemarin baru pulang dari sana.” “Pantesan kelihatan segar ini. Terima kasih banyak, Bu Nuri.” “Sama-sama, Bu. Baiklah, saya permisi dulu.” “Silakan.” “Siapa itu? Tetangga?” gumam Val lalu beringsut turun dari tempat tidur dan keluar. Baru saja ia menutup pintu di belakangnya, sang ibu muncul sambil membawa dua sisir pisang ambon di tangan. “Sudah bangun, Val?” sapa Rima. Val men

  • When I Meet You Again   BAB 102. Cinta dan Benci

    Hari pun berganti. Biasanya di akhir pekan banyak pasangan menghabiskan waktu bersama, termasuk Val dan Saga. Namun, kali ini berbeda. Pasangan yang dalam satu minggu ke depan akan melangsungkan pernikahan itu sedang ditimpa masalah. Masing-masing menghabiskan waktu di tempat yang berbeda dengan sikap yang berbeda pula. Saga seperti orang gila yang kehilangan sesuatu yang teramat berharga baginya. Telepon dari calon mertuanya membuatnya tersiksa sepanjang malam hingga tidak bisa tidur. Hari yang seharusnya cerah ini terasa begitu buruk bagi Saga. Sedari pagi, pria itu mondar-mandir di apartemennya. Seluruh penampilannya tampak berantakan. Botol-botol minuman berserak di meja dan lantai membuat ruangan itu sudah seperti kapal pecah. Bel pintu berbunyi. Buru-buru Saga membukanya dan langsung membentak. “Kai! Arion! kenapa kalian lama sekali?! Kenapa baru datang?!” Arion dan Kaira saling berpandangan lalu mengembuskan napas kesal. “Gimana bisa cepat kalau baru setengah jam lalu kau

  • When I Meet You Again   BAB 101. Ingin Sendiri

    Di ruang kerjanya, Arion mengamati layar ponsel yang berisi panggilan dari Val. Beberapa waktu lalu, gadis itu meneleponnya. Meminta izin tidak masuk hari ini. Ia sudah menduga ada sesuatu yang terjadi dengan dua sahabatnya itu. Tanpa mendapat jawaban yang sebenarnya, ia malah mendengar sesuatu yang tidak disangkanya sama sekali. Bentakan Saga, jeritan Val, ia mendengar semuanya dari ponsel yang tidak dimatikan dengan benar. Tidak tahan membayangkan apa yang terjadi di sana, Arion menekan tombol merah. “Apa yang kamu lakukan, Ga? Kenapa kamu begitu? Kenapa kalian seperti ini?” Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepala Arion. Andai saja ia bisa merebut gadis itu kembali, ia akan melarang Saga berbuat sesukanya. Sekarang ini, ia tidak berdaya untuk membantu apa pun. Itu sudah di luar kendalinya, bukan haknya. Arion mengangkat kepala ketika Saga muncul di ambang pintu ruangannya. Wajahnya tampak kacau dan ia sangat gugup. “Rion …,” katanya lirih. Arion berdiri dan mendekati Saga.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status