Share

Pengakuan

"Tapi kenapa Dea?" tanya Aiden kebingungan.

Devano menundukkan kepalanya.

"Gua gak tau Den. Sekali liat Dea gua langsung berdebar-debar, terutama sorot matanya."

"Ada apa dengan sorot matanya?" tanya Aiden penasaran.

"Ketulusan, kesedihan, ahhh...! Gua gak tau, tapi gua suka sama sorot mata Dea." Devano mengucapkan kalimat itu dengan bibir yang tersenyum.

Ini pertama kali Aiden melihat ekspresi Devano yang seperti itu.

"Sorry, seharunya gua gak ngomong kayak gini ke elu. Tapi karena lu dan Dea cuma nikah kontrak, gua masih punya kesempatan kan?" tanya Devano menatap mata Aiden.

hening, Aiden terpaku dengan pernyataan Devano.

"Ekhem..." deham Aiden memecah keheningan. "Yaa... ada kesempatan."

"YES!" girang Devano dengan mengepalkan tangannya semangat.

Aiden tidak bisa berkata apapun. Ada banyak hal yang sangat terduga akhir-akhir ini.

Pikirannya blank, tidak tau apa yang harus dilakukannya.

"Ekheemmm... Gua bakal nunggu urusan kalian sampai selesai Den. Jadi gua nggak bakal ganggu per
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status