-24-
Richard tak berhenti menekan pedal gas-nya menuju kemana arah gps di tubuh Sheryl menuntunnya melaju menjauh dari apartemen Lincone.
Amarah dalam dirinya terlalu besar hingga mungkin dia tak akan menahan diri untuk menghajar Leonard jika bertemu nanti. Rasanya dia akan melupakan status sepupu Dowson saat tahu Sheryl diculik secara licik oleh Leonard.
"Kau sungguh bajingan Leon! Beraninya membawa kabur wanitaku. Kita lihat apa yang bisa kau lakukan saat aku menemukanmu!"
"Hei... yang kau sebut bajingan adalah sepupumu!" tukas sebuah suara.
"Shello?"
"Ya... ini aku. Kau pikir, mobilmu bisa menanggapi keluhanmu?! Fokuslah Richard... jangan terbawa Emosi! Leon disebut-sebut sebagai hantu merah. Dia bisa menghilang tanpa kau sadari," peringat Shello.
"Aku tahu. Karena aku sudah belajar darimu. Kau yang sudah lama mengenalnya saja, bisa kehilangan jejaknya! Detective macam apa kau ini? Heh!
—25—Setelah Sheryl melangkah pergi dari rumah sederhana yang ditinggali Rachel dan Anna. Leon hendak mengejarnya, namun Rachel menahan pergerakannya."Leon! Apa yang terjadi? Kenapa Sheryl menatapku begitu tajam?""Hah! Dia pasti sudah berpikir aneh terhadap kita. Aku… lupa menjelaskan apapun kepadanya, tentang kita. Aku harus mengejarnya sebelum dia jauh. Tunggulah…," pinta Leon.Lalu mengambil jaket yang ada di sofa, namun saat dia memakainya, pintu kamar Anna terbuka. Menampilkan sosok bocah kecil yang keluar sambil mengucek matanya."Dad…, kau sudah pulang?" tanya suara kecil itu.Leon menghampiri Anna dan berjongkok di depan bocah tersebut."Ya… kenapa kau terbangun?" tanya Leon merapikan rambut yang berantakan di kening Anna."Karena aku mendengar suaramu, Dad…," jawab Anna."Maafkan aku jika suaraku begitu berisik hingga membangunkanmu, tidurlah kemb
—26—Sheryl menyempatkan diri menatap ke bawah setelah dia akhirnya memilih ikut bersama Sergio dan Marco. Mereka mengudara dan mulai menjauh dari kota Paris.Melihat beberapa penjaga di mansion Sergio yang dilumpuhkan oleh beberapa orang yang sepertinya ahli dalam menggunakan senjata api.Sergio memerhatikan Sheryl yang merenung seakan masih tak bisa menerima cerita yang diberitahukan oleh Sergio.Dia merasa semua itu hanyalah sebuah cerita yang dikarang oleh Sergio untuk membuatnya percaya bahwa semua itu kejahatan di dalam CIA.“Aku tahu kau tak mudah percaya dan tak akan percaya denganku, Sheryl. Namun aku tak peduli… aku tetap akan melanjutkan ceritaku sampai selesai, sebelum aku mendapat serangan lain. Aku hanya ingin kau dan kakakmu berhenti membuang waktu untuk melakukan hal yang sia-sia,” ujar Sergio.Sheryl menatap Sergio seolah sedang menelisik apa yang tengah dikatakan pria beralis
—27—Sheryl memasuki apartemennya… berharap Richard belum tiba di sana lebih dulu. Karena dia sangat ingin berendam demi menurunkan panas di kepalanya yang seakan ingin meleburkan lava panas yang siap keluar saat itu juga jika ia berdebat dengan Richard.Pintu apartemennya terbuka dalam keadaan yang masih gelap. Membuat Sheryl menghela napasnya lega, ia memasuki ruang tamu dan menanggalkan sepatunya sembarangan. Lalu menutup pintu tanpa menyalakan lampu, karena penerangan dari pantry cukup membuatnya mampu melihat langkahnya agar tidak tersandung.Namun dia tak menyadari sesosok makhluk yang berada di balik pintu depannya. Sudah berdiri menunggu kehadirannya dalam diam di kegelapan.Langkah Sheryl terhenti saat dehaman suara berat yang begitu dirindukannya terdengar. “Sudah selesai berkelana, Black Swan?” sapa suara berat itu, dan mulai memajukan langkahnya agar terlihat den
—28—Berbulan-bulan kemudian… kebersamaan Richard dan Sheryl sudah terjalin selama satu tahun enam bulan sejak mereka berkenalan dari London, dimana mereka menjadi tim untuk membantu Jonathan menyelamatkan ibu dan adiknya.Richard merasakan perbedaan antara Sheryl yang kembali setelah pergi bersama Marco. Black Swannya seakan begitu berhati-hati dengannya. Richard juga merasa diawasi oleh Sheryl yang tertangkap basah beberapa kali mengikutinya pergi bersama Leonard.Namun Richard mengerti apa yang dilakukan Sheryl adalah rasa penasarannya yang terlalu besar dengan apa yang sedang dilakukannya bersama Leonard. Dan Richard juga yakin… Sheryl melakukan itu untuk kakaknya juga.Shello yang keras kepala dan tak menerima alasan kepergian Leonard selama itu adalah untuk melindungi Rachel dan Anna. Bahkan Sheryl mengingat jelas bagaimana Richard menyeret Shello untuk mendatangi tempat Leonard tinggal bersama Rachel dan A
—29—Beberapa bulan sebelumnya…Setelah mendapat pencerahan dari ucapan Anna mengenai 'berpura-pura menjadi seseorang itu diperlukan untuk menyenangkan orang lain'.Richard yang mendapat kabar bahwa Sheryl akan kembali, memiliki rencana untuk membuat wanita itu sedikit jera dan berhenti bertindak seenaknya seperti saat ini. Lantas dia menghubungi Leonard untuk menanyakan beberapa hal tentang Xavier.“Halo… Leon?” Sapa Richard saat sambungan teleponnya tersambung.“Ya… ada apa?” jawab Leon dari ujung sambungan telepon.“Sheryl sudah menghubungiku, dia memintaku kembali ke Jerman. Aku akan kembali dan menuruti permintaannya,” ujar Richard memberitahukan rencananya.“Kau bodoh atau apa? Dia pasti diminta oleh Sergio untuk mencari tahu identitasmu yang sebenarnya!”tukas Leon.“Aku tahu&helli
—30—Setelah merutuki keberengsekan yang dilakukan Leonard dan Richard. Shello terpaksa untuk keluar dari mobil. Dengan sumpah serapahnya mengumpati mobil dan pemiliknya yang begitu menyebalkan baginya.Ia menendang mobil tersebut demi melampiaskan kekesalannya."Dasar mobil bodoh! Sama seperti pemiliknya!"Shello menatap tajam memicingkan matanya ke arah jendela rumah yang terbuka. Menampilkan keceriaan Leonard yang tertawa lepas melihat Anna bergurau bersama wanita asing yang mungkin bernama Rachel."Hah… Bagaimana bisa kau tertawa disaat aku berada di luar sendirian! Kenapa kau tak bisa sedikit lebih peka dan mengerti bahwa aku ingin dibujuk!" gerutu Shello.Membalik tubuhnya dan bersandar di kap mobil Richard. Disaat yang sama… Leonard menoleh keluar dan melihat Shello yang masih keras kepala dan enggan masuk ke dalam rumah.Shello kembali menengok ke dalam disaat Leonard mengalihkan tata
—31—Setelah makan malam yang cukup mengenyangkan dan menegangkan bagi Sheryl. Karena dia terus merasakan aura berbeda yang terasa dingin dari Richard.Yang hanya diam dan tersenyum sekedarnya karena tingkah Anna yang terus bercerita dengan gaya sombongnya mirip seperti Richard.Sheryl merindukan Richardnya yang dulu saat melihat Anna. Namun saat dia mengalihkan pandangannya kepada Richard… Seketika itu juga dia terdiam kaku.Sungguh begitu mendebarkan saat mata tajam nan dingin itu membalas tatapannya yang berharap bisa berubah menjadi hangat seperti yang selalu ditunjukkan Richard sebelumnya."Kau sudah selesai Sheryl?" pertanyaan Rachel membuatnya tersentak dari lamunan.Dia menoleh dan mengangguk, mengulas senyuman tipis kepada Rachel."Ya… biar kubantu mencucinya," tawar Sheryl."Tidak… kau tamuku, Sheryl. Jadi aku tak ingin merepotkanmu," ujar Rachel dengan senyum.
—32—Keesokan paginya…Baik Sheryl dan Shello bangun lebih awal untuk membantu Rachel menyiapkan sarapan. Mereka bertiga dengan mudahnya mengakrabkan diri dan berbincang membicarakan hal-hal sederhana.Dapur kecil yang membuat gaduh dengan kehebohan mereka, membangunkan bocah kecil yang berdiri di ambang pembatas ruangan.Sambil bersedekap dada, Anna menggelengkan kepalanya."Hah… adakah dari kalian yang bisa mengantarku sekolah? Karena kedua daddyku begitu sulit dibangunkan!" tanya Anna."Hm… aku bisa, tunggu sebentar," kata Sheryl."Aku saja, Sheryl," sela Shello.Shello mendekati Anna dan mengelap tangannya setelah dia selesai membasuh tangannya dengan air bersih."Sebelumnya kita belum berkenalan dengan benar, bukan?" tanya Shello.Anna menatap Shello yang berjalan menghampirinya.Shello mengulurkan tangannya, saat ia sudah berada di depan Anna."