-34-
Sebuah rumah yang cukup besar untuk ditinggali oleh seorang Richard, berdiri angkuh di kota London yang cukup banyak dihuni oleh kalangan elit pebisnis dan mungkin saja beberapa diantara tetangganya memiliki pekerjaan gelap dan keras seperti hidup yang dijalani oleh Richard selama ini.
Berkedok memiliki perusahaan yang ditinggalkan ayahnya... Richard dikenal begitu ramah dengan para tetangganya. Dan kedatangan Sheryl ke daerah Mayfair yang terletak di London selatan bersebelahan dengan Hyde Park dan Buckingham Palace.
Tempat dimana Richard membangun kerajaannya sendiri. Tak pernah disangka oleh seorang Sheryl, bahwa pria sekonyol Richard memiliki kekayaan layaknya seorang sultan. Memiliki salah satu tempat tinggal favorit warga kaya dari Qatar, Arab Saudi, Kuwait, Abu Dhabi dan banyak negara lain yang memiliki hunian termahal di sana hingga mencapai ratusan juta poundsterling.
Sheryl dan Shell
—35—Richard menggeliat dalam tidurnya dan mendaratkan tangannya ke samping tempat tidurnya. Berniat memeluk Black Swannya ke dalam dekapannya.Namun… saat tangan kirinya mendarat ke samping tempat tidurnya… ia tak mendapati siapapun, membuat keningnya berkerut walau matanya tetap terpejam.Richard menaik turunkan tangannya mencoba meraba dan memastikan bahwa tak ada siapapun di sana. Hanya bantal berbulu angsa yang diusapnya berkali-kali. Karena angsa yang sesungguhnya tak ada di sana.Samar-samar ia mendengar suara wanita yang menghilang dari sampingnya itu. Sheryl terdengar merutuki seseorang walau suara tersebut terdengar sangat jauh. Lantas Richard membuka matanya, dia bangun dari baringnya. Dan melirik ke arah pintu balkon dimana suara Sheryl bersumber di sana."Siapa yang menghubunginya sepagi ini? Kenapa dia terlihat kesal?" Richard bergumam dan bertanya-tany
—36—Seorang sniper tengah mengeker dari kejauhan setelah dia berhasil memberikan tembakan isyarat kepada Sheryl. Hingga memaksa wanita itu untuk melakukan tugasnya sebagai perjanjiannya dengan Sergio.Sergei... Pria keturunan Amerika Latin itu terkekeh setelah menyaksikan langsung penembakan yang dilakukan Sheryl kepada keturunan Dowson. Dia bahkan menunggu beberapa saat untuk memastikan bahwa Richard sungguh tak lagi bernyawa.Dirinya berhenti mengintai Sheryl dan Richard yang terlihat memuakan baginya. Karena Sheryl meraung di depan tubuh Richard yang tergeletak tak bernyawa."Mission complete, Sir!"seru Sergei kepada Sergio yang memantau dari kediamannya."Ya... Dengan begitu, secara otomatis kau telah naik menjadi di urutan kedua. Kembalilah ke tempatku. Berjagalah... karena aku yakin, Leon akan muncul, setelah mengetahui kematian sepupunya,"perintah Sergio yang terdengar dari
—37—"That's impossible, Shello!"_____Shello hanya menggeleng dan tersenyum mencurigakan, menanggapi respon Sheryl akan ucapannya barusan. Ia menyeringai dan kembali menjalankan mobilnya.Membiarkan adiknya kembali mengingat dan menyadari adanya sesuatu yang sudah direncanakannya sebelum ia meminta Sheryl mendatangi Sergio kembali.Sheryl menatap Shello dengan kening berkerut dan alis yang melengkung rapi melihat senyum mencurigakan Shello... Jelas dia tak akan percaya jika ia tak melihatnya sendiri.Bisa saja Shello mengatakan hal itu hanya untuk membuatnya tenang dan fokus untuk melakukan serangan.Lalu Sheryl kembali memutar otaknya mundur pada kejadian saat ia bernegosiasi dengan Shello.Sheryl sempat mendatangi rumah Shello di Jerman sebelum ia kembali ke London untuk hidup bahagia bersama Richard. Ia berniat membatalkan niatnya yang hen
-38-"Siapa lagi? Kau pikir hantu bisa melakukan tembakan dari jarak sejauh seperti itu?!"_______Beberapa jam sebelumnya....Leonard mempercepat laju mobilnya menuju kembali ke rumah Richard. Setelah mendatangi Richard dan Sheryl di restoran yang sudah berantakan. Dirinya dan Shello membagi tugas.Jika Shello langsung membawa Sheryl ke tempat Sergio demi menahan kepergian tua bangka yang hendak melarikan diri dan mengingkari janjinya.Sementara itu Leonard membawa Richard ke rumahnya untuk mengambil beberapa senjata milik sepupunya yang masih terlelap di kursi penumpang bagian belakang.Sesekali matanya melirik ke kaca spion untuk melihat apakah Richard sudah tersadar atau belum. Karena dia masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Shello. Tentang senjata buatannya.Shello menceritakannya tepat disaat Sheryl dan Richard pamit p
-39-"Why are you silent, Black Swan? Are you surprised to see me so real?"tanya Richard.______Richard berjalan mendekati Sheryl yang masih enggan menatap ke dalam matanya. Dia tahu wanita di hadapannya itu menjadi canggung dan segan setelah apa yang dilakukan kepadanya.Richard berdiri menjulang di hadapan Sheryl. "Look at me Black Swan...,"perintah Richard. Namun wanita itu tetap menunduk dan malah menggeleng sampai seketika air matanya menetes serta getaran dibahunya mulai terlihat karena tangisnya yang semakin kuat.Richard menaikkan dagu Sheryl, mendongakkan kepala wanitanya. Melihat air mata yang keluar dan mengalir dipipi mulusnya."Kau menyesalinya?" tanya Richard berbisik.Sambil mengusap air mata Sheryl. Menangkup pipinya, lalu menelusupkan jari tangannya ke rambut
—40—Richard, Sheryl dan Shello mengikuti langkah Rebecca yang tergesa walau tertatih-tatih mereka bergegas menuju ruang bawah tanah yang terdapat di perpustakaan dan memiliki lantai kayu yang menjadi pintu rahasia ruangan penyekapannya selama ini.Setibanya mereka di ruang penyekapan..., bau lembab mulai tercium... hawa udara yang sungguh tak layak terasa di kulit mereka. Penerangan seadanya dengan dinding bercat gelap dan lantai semen yang berdebu menunjukkan ketidak layakan tempat tersebut untuk ditinggali oleh manusia.Cahaya lampu dari luar terlihat menyinari di bagian sudut ruangan, yang terdapat Sergio sedang berdiri sambil memegang sebuah remote bertombol merah. Dinding yang telah dihancurkan menggunakan bom yang sudah di pasang oleh Sergio di dalam keadaan genting seperti ini. Adalah satu-satunya alternatif jalan untuknya melarikan diri.Saat turun dari ruang pribadinya... ia berkata kepada Leonard dan Marco akan meng
-41-Beberapa bulan sebelumnya....Marco mengetuk sebuah pintu apartemen sederhana milik dua orang wanita paruh baya yang begitu dihormatinya.Karena di dalam sana tinggallah seorang ibu dan bibi yang memilih hidup sederhana dan menyembunyikan identitas asli mereka yang sebenarnya. Jauh sebelum mereka menikah dan memiliki anak.Bel pintu ditekan sebanyak dua kali, lalu tak lama suara dari sambutan wanita yang dirindukannya terdengar meminta Marco untuk menunggu sebentar."Hah... siapa lagi yang datang. Yang satu pergi dan yang lain akan datang, kapan hidupku akan tenang jika seperti ini!"Terdengar gerutuan suara wanita paruh baya yang menggerutu, lalu membukakan pintu untuk Marco masuk."Mom...," panggil Marco. Lalu memeluk ibunya sambil mengusap punggung wanita paruh baya itu."Hah... ternyata kau, kenapa baru datang setelah semuanya pergi?!"
—42—Richard menatap punggung Sheryl yang berjalan kembali menghampiri keluarganya. Tatapannya begitu lekat hingga dia tak menyadari kehadiran keponakannya yang begitu pandai membaca situasi. Anna memiringkan kepalanya demi mendapat perhatian Richard agar menoleh ke sampingnya tepat di mana ia berdiri sambil bersedekap dada."Aku sungguh heran dengan masalah orang dewasa, jika memang tak bisa melepaskan orang yang dicintainya. Mengapa harus dipaksakan untuk berpisah?!" sindiran Anna kali ini sukses membuat Richard menoleh.Dengan tatapan sinis Richard memicingkan matanya kepada Anna yang menatap Sheryl."Hei... Anak kecil, tahu apa tentang urusan orang dewasa?!" tukas Richard."Aku tahu. Karena selama ini, daddy Leon dan ibuku... Tak pernah bersikap seperti kedua orang tua temanku yang lain. Mereka hanya saling menjaga untuk membuatku berpikir bahwa mereka adalah orang tuaku.""L