—27—
Sheryl memasuki apartemennya… berharap Richard belum tiba di sana lebih dulu. Karena dia sangat ingin berendam demi menurunkan panas di kepalanya yang seakan ingin meleburkan lava panas yang siap keluar saat itu juga jika ia berdebat dengan Richard.
Pintu apartemennya terbuka dalam keadaan yang masih gelap. Membuat Sheryl menghela napasnya lega, ia memasuki ruang tamu dan menanggalkan sepatunya sembarangan. Lalu menutup pintu tanpa menyalakan lampu, karena penerangan dari pantry cukup membuatnya mampu melihat langkahnya agar tidak tersandung.
Namun dia tak menyadari sesosok makhluk yang berada di balik pintu depannya. Sudah berdiri menunggu kehadirannya dalam diam di kegelapan.
Langkah Sheryl terhenti saat dehaman suara berat yang begitu dirindukannya terdengar.
“Sudah selesai berkelana, Black Swan?” sapa suara berat itu, dan mulai memajukan langkahnya agar terlihat den
—28—Berbulan-bulan kemudian… kebersamaan Richard dan Sheryl sudah terjalin selama satu tahun enam bulan sejak mereka berkenalan dari London, dimana mereka menjadi tim untuk membantu Jonathan menyelamatkan ibu dan adiknya.Richard merasakan perbedaan antara Sheryl yang kembali setelah pergi bersama Marco. Black Swannya seakan begitu berhati-hati dengannya. Richard juga merasa diawasi oleh Sheryl yang tertangkap basah beberapa kali mengikutinya pergi bersama Leonard.Namun Richard mengerti apa yang dilakukan Sheryl adalah rasa penasarannya yang terlalu besar dengan apa yang sedang dilakukannya bersama Leonard. Dan Richard juga yakin… Sheryl melakukan itu untuk kakaknya juga.Shello yang keras kepala dan tak menerima alasan kepergian Leonard selama itu adalah untuk melindungi Rachel dan Anna. Bahkan Sheryl mengingat jelas bagaimana Richard menyeret Shello untuk mendatangi tempat Leonard tinggal bersama Rachel dan A
—29—Beberapa bulan sebelumnya…Setelah mendapat pencerahan dari ucapan Anna mengenai 'berpura-pura menjadi seseorang itu diperlukan untuk menyenangkan orang lain'.Richard yang mendapat kabar bahwa Sheryl akan kembali, memiliki rencana untuk membuat wanita itu sedikit jera dan berhenti bertindak seenaknya seperti saat ini. Lantas dia menghubungi Leonard untuk menanyakan beberapa hal tentang Xavier.“Halo… Leon?” Sapa Richard saat sambungan teleponnya tersambung.“Ya… ada apa?” jawab Leon dari ujung sambungan telepon.“Sheryl sudah menghubungiku, dia memintaku kembali ke Jerman. Aku akan kembali dan menuruti permintaannya,” ujar Richard memberitahukan rencananya.“Kau bodoh atau apa? Dia pasti diminta oleh Sergio untuk mencari tahu identitasmu yang sebenarnya!”tukas Leon.“Aku tahu&helli
—30—Setelah merutuki keberengsekan yang dilakukan Leonard dan Richard. Shello terpaksa untuk keluar dari mobil. Dengan sumpah serapahnya mengumpati mobil dan pemiliknya yang begitu menyebalkan baginya.Ia menendang mobil tersebut demi melampiaskan kekesalannya."Dasar mobil bodoh! Sama seperti pemiliknya!"Shello menatap tajam memicingkan matanya ke arah jendela rumah yang terbuka. Menampilkan keceriaan Leonard yang tertawa lepas melihat Anna bergurau bersama wanita asing yang mungkin bernama Rachel."Hah… Bagaimana bisa kau tertawa disaat aku berada di luar sendirian! Kenapa kau tak bisa sedikit lebih peka dan mengerti bahwa aku ingin dibujuk!" gerutu Shello.Membalik tubuhnya dan bersandar di kap mobil Richard. Disaat yang sama… Leonard menoleh keluar dan melihat Shello yang masih keras kepala dan enggan masuk ke dalam rumah.Shello kembali menengok ke dalam disaat Leonard mengalihkan tata
—31—Setelah makan malam yang cukup mengenyangkan dan menegangkan bagi Sheryl. Karena dia terus merasakan aura berbeda yang terasa dingin dari Richard.Yang hanya diam dan tersenyum sekedarnya karena tingkah Anna yang terus bercerita dengan gaya sombongnya mirip seperti Richard.Sheryl merindukan Richardnya yang dulu saat melihat Anna. Namun saat dia mengalihkan pandangannya kepada Richard… Seketika itu juga dia terdiam kaku.Sungguh begitu mendebarkan saat mata tajam nan dingin itu membalas tatapannya yang berharap bisa berubah menjadi hangat seperti yang selalu ditunjukkan Richard sebelumnya."Kau sudah selesai Sheryl?" pertanyaan Rachel membuatnya tersentak dari lamunan.Dia menoleh dan mengangguk, mengulas senyuman tipis kepada Rachel."Ya… biar kubantu mencucinya," tawar Sheryl."Tidak… kau tamuku, Sheryl. Jadi aku tak ingin merepotkanmu," ujar Rachel dengan senyum.
—32—Keesokan paginya…Baik Sheryl dan Shello bangun lebih awal untuk membantu Rachel menyiapkan sarapan. Mereka bertiga dengan mudahnya mengakrabkan diri dan berbincang membicarakan hal-hal sederhana.Dapur kecil yang membuat gaduh dengan kehebohan mereka, membangunkan bocah kecil yang berdiri di ambang pembatas ruangan.Sambil bersedekap dada, Anna menggelengkan kepalanya."Hah… adakah dari kalian yang bisa mengantarku sekolah? Karena kedua daddyku begitu sulit dibangunkan!" tanya Anna."Hm… aku bisa, tunggu sebentar," kata Sheryl."Aku saja, Sheryl," sela Shello.Shello mendekati Anna dan mengelap tangannya setelah dia selesai membasuh tangannya dengan air bersih."Sebelumnya kita belum berkenalan dengan benar, bukan?" tanya Shello.Anna menatap Shello yang berjalan menghampirinya.Shello mengulurkan tangannya, saat ia sudah berada di depan Anna."
—33—Beberapa bulan setelah penjelasan Richard dan Leonard mengenai Rachel dan Anna serta Richard yang ternyata memiliki kembaran.Richard pamit kepada sang ibu untuk kembali ke London dan berniat menjalani hidupnya dengan normal seperti permintaan Lincone. Ia dan Sheryl sudah sepakat memilih London sebagai tempat mereka menetap untuk menjalani hidup seperti orang lain pada umumnya.Namun mereka tak kembali secara bersamaan. Karena Sheryl meminta waktu untuk mengemasi barang-barangnya di apartemen dan rumah peninggalan orang tuanya dulu. Walau semua itu hanyalah sebuah alasan.Karena yang sebenarnya dilakukan Sheryl adalah mendatangi Shello untuk bernegosiasi agar menghentikan niatnya yang hendak kembali mendatangi Sergio untuk menuntaskan apa yang telah disepakati Sheryl sebelumnya.Namun kakaknya tak pernah mau merubah keputusannya. Dan dia sudah berjanji untuk meyakinkan Richard bahwa apa yang dilakukannya saat ini a
-34-Sebuah rumah yang cukup besar untuk ditinggali oleh seorang Richard, berdiri angkuh di kota London yang cukup banyak dihuni oleh kalangan elit pebisnis dan mungkin saja beberapa diantara tetangganya memiliki pekerjaan gelap dan keras seperti hidup yang dijalani oleh Richard selama ini.Berkedok memiliki perusahaan yang ditinggalkan ayahnya... Richard dikenal begitu ramah dengan para tetangganya. Dan kedatangan Sheryl ke daerah Mayfair yang terletak di London selatan bersebelahan dengan Hyde Park dan Buckingham Palace. Tempat dimana Richard membangun kerajaannya sendiri. Tak pernah disangka oleh seorang Sheryl, bahwa pria sekonyol Richard memiliki kekayaan layaknya seorang sultan. Memiliki salah satu tempat tinggal favorit warga kaya dari Qatar, Arab Saudi, Kuwait, Abu Dhabi dan banyak negara lain yang memiliki hunian termahal di sana hingga mencapai ratusan juta poundsterling.Sheryl dan Shell
—35—Richard menggeliat dalam tidurnya dan mendaratkan tangannya ke samping tempat tidurnya. Berniat memeluk Black Swannya ke dalam dekapannya.Namun… saat tangan kirinya mendarat ke samping tempat tidurnya… ia tak mendapati siapapun, membuat keningnya berkerut walau matanya tetap terpejam.Richard menaik turunkan tangannya mencoba meraba dan memastikan bahwa tak ada siapapun di sana. Hanya bantal berbulu angsa yang diusapnya berkali-kali. Karena angsa yang sesungguhnya tak ada di sana.Samar-samar ia mendengar suara wanita yang menghilang dari sampingnya itu. Sheryl terdengar merutuki seseorang walau suara tersebut terdengar sangat jauh. Lantas Richard membuka matanya, dia bangun dari baringnya. Dan melirik ke arah pintu balkon dimana suara Sheryl bersumber di sana."Siapa yang menghubunginya sepagi ini? Kenapa dia terlihat kesal?" Richard bergumam dan bertanya-tany