Share

Kuatkan Imanku

Mentari pagi membelai hangat tubuhku yang hampir membeku. Aku sengaja berjemur di taman belakang sambil murajaah seorang diri. Jadwal setoran hapalan tinggal tiga puluh menit lagi. Namun, kaki seolah terpaku dan enggan beranjak dari sini. Sampai Putri datang dan mengusik rasa nyamanku. 

"Din, giliran kamu tuh. Yang lain udah setoran semua. "

Aku masih diam dan tidak bergerak sedikit pun. Malu bercampur takut belum juga hilang. Mana mungkin fokus untuk menyetor hapalan, sedangkan bertemu saja sudah membuat jantung ini serasa melompat keluar. 

"Cepetan, Umi yang nerima setoran hari ini, " ucap Putri geram. 

"Allhamdulillah, kenapa nggak bilang dari tadi, " ucapku dengan perasaan lega, kemudian berlari menuju bilik tempat setoran hapalan. 

Maha santri perempuan kembali di bimbing Umi untuk setoran hapalan setiap harinya. Ustaz Fikri kembali membimbing anak santri laki-laki. Kami hanya bertemu sesekali saja di jam istrirahat dan jad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status