Lily bergoyang seksimes alias seksi-seksi mesra bersama dengan Heru yang juga bergoyang machones alias macho-macho mesum. Diiringi lagu Without You nya Avicii. Lily yang tadinya begitu agresif dan terus saja mepet-mepetin Heru sambil mendesah-desah manjah, mendadak mulai meper-meper dan mundur pelan-pelan menjauhinya.
Bagaimana dia tidak jiper, Heru walaupun sambil bergoyang tapi tangannya sangat multi tasking sekali. Menyentuh, membelai, meraba-raba, walaupun itu semua dilakukannya dengan nyaris tidak kentara, tetapi lama kelamaan Lily risih juga.
Set dah kalah prediksi dia sekali ini. Dipikirnya bakalan amanlah kalau menggoda pria-pria dingin modelan kulkas begini, eh taunya ini mah modelan kulkas rusak, soalnya sebentar panas sebentar dingin. Yang begini ini mah namanya nyeremin Cuy!!
Heru yang sudah mulai merasa kalau gadis seksih manjah yang sedari tadi sibuk mendesah-desah seperti orang yang kepedesan sehabis makan sambel itu,kini mulai mengambil langkah teratur untuk menjauhinya.
Huh!! takut juga dia rupanya. Heru tahu, Lily mulai resah saat merasakan tangannya yang terus saja bergerilya mencari-cari sasaran empuk untuk di raba-raba. Dalam hati Heru tertawa melihat Lily yang semakin lama tampak semakin gugup saja, saat dia menatap dalam-dalam mata indahnya .
Tadi aja semangat sekali memancing dan menggoda-godanya. Eh giliran dirinya benar-benar tergoda, dia malah ketakutan sendiri. Huh dia kira gampang apa bisa melepaskan diri darinya?
Heru mulai memunculkan senyum smirknya, dan secara tiba-tiba langsung memeluknya erat sambil terus bergoyang. Karena eratnya pelukan Heru,Lily sampai bisa merasakan liatnya otot-otot dada dan gerakan ekspresif sesuatu yang bergerak-gerak dibawah perut Heru. Lily langsung shock dan mencoba mendorong-dorong gelisah dada Heru sambil otaknya terus berfikir bagaimana caranya agar dia bisa lolos dari masalah yang dibuatnya sendiri ini.
Sebenarnya bisa saja dia mendorong kasar dan menghajarnya dengan jurus-jurus bela diri yang sudah menjadi makanan wajibnya sehari-hari sedari kecil. Te-ta-pi pantang bagi nya untuk terlihat takut terhadap apapun dan siapapun. Gengsi dong kalau dia disangka ketakutan terhadap Heru, secara dia itu playgirl gitu lho,mana ada sejarahnya seorang playgirl takut terhadap mangsanya sendiri kan?
Drttt..drttt..drtttt..
Alhamdullilahhh bunyi getaran ponsel menyelamatkannya dari si pria dingin tapi mesum itu barang sesaat.
Wajah Lily langsung panik saat melihat nama sipemanggil adalah Axel,
kakaknya!!!
Aih Mak Jang!
Onde Mande!
Ikan Lele!!
Saking asiknya ngedance dia sampai lupa waktu. Axel pasti tadi sudah mengabsen keberadaannya pada Bang Gultom dirumah. Dan pasti juga pengawal pribadi keluarganya yang sudah sepuh itu gelagapan saat harus berbohong demi dirinya.
Bang Gultom dulu adalah pengawal pribadi handal kepercayaan ayahnya. Lily ingat, bahwa lebih sering Bang Gultom lah yang mengasuhnya saat kecil, dibandingkan dengan orang tuanya sendiri, saking sibuknya mereka. Lily kecil pun akhirnya memilih untuk mengekori Bang Gultom saat Sang Pengawal itu sibuk melatih setiap anggota baru yang ingin mengabdi pada Pierre Delacroix Adam, Ayahnya, mafia yang paling ditakuti saat itu.
Makanya Lily kecil tumbuh besar dengan asuhan para laki-laki kasar pengawal ayahnya, yang kerap kali mengajarkannya tinju dan ilmu martial art lainnya, dibanding dengan bermain masak-masakan dan boneka.
Setelah kematian kedua orang tuanya karena kecelakaan lalu lintas saat dia masih berumur sepuluh tahun itu, masa kecil Lily lebih mengenaskan lagi. Dia akhirnya diasuh secara bergantian oleh para pengawal yang lainnya, karena Bang Gultom harus melatih dan mendidik Axel yang dipersiapkan untuk menggantikan kedudukan ayahnya.
Drttt...drttt...drtt...
Lily tahu, sebelum dia mengangkat teleponnya, maka Axel tidak akan pernah berhenti untuk terus menerus melakukan panggilan padanya.
"Ha—halo Kak Ax—"
Kamu sekarang ada dimana hah? Udah jam berapa ini? Apa kamu sudah tidak mau pulang lagi kerumah? Sudah yakin bisa hidup mandiri?!! kalau begitu mulai besok, tidak ada lagi transfer-an dana dari kakak ke rek—"
"Lily sekarang ada di kost-kost-an nya Senja Kak. Ini Lily udah mau jalan pulang."
Kost-an nya Senja? itu suara music jedag jedug begitu kamu masih berani bilang ada di kost-an Senja?
"Ahelah Kak, ini salah satu temen si Senja ulang tahun. Jadi kami pasang musik di mari.Ya udah Lily jalan pulang nih sekarang. Jangan bahas-bahas soal dana transferan dong kak?topik sensitif itu mah!bahkan lebih sensitif dari issue tetap atau ganti presiden. Lepas tu kan—-"
Anggap kakak percaya dengan kata-kamu. Kalau kamu memang sedang berada di kost—an Senja,!kakak tunggu kamu dirumah dalam waktu dua puluh menit dimulai dari sekarang!!
"Ahelah Kak, dipikir Lily lagi ikutan kuis apa? Kakak se—"
TUT...TUT...TUT...
Saolohh, pake langsung dimatiin segala lagi langsung teleponnya. Belum lagi selesai ngomong. Tapi yo wes lah, toh jarak dari kost-an Senja dan rumahnya deket pake banget. Ngesot bentaran juga langsung nyampe itu kerumah.
Eh tapi bentar-bentar, perasaan koq ada yang salah sama kata-kata batin nya sendiri tadi. Tapi apa ya?
Astaganaga buaya di rawa-rawa!!! Saat ini kan dia bukan beneran ada di kost-an Senja? tapi di Exodus?!!Bagaimana caranya dia bisa sampai rumah dalam waktu dua puluh menit coba, Amang oiii?!!
"Sudah selesai semua urusan kamu dengan kakakmu!" Heru yang sedari tadi menguping pembicaraan Lily, bisa mengerti sedikit-sedikit dari penggalan kata-kata yang dicuri dengarnya tadi. Dan kini dia ingin melihat aksi si gadis seksi dalam menyelesaikan semua kebohongan absurdnya pada kakaknya tadi.
Lily yang sebenarnya sedang kebingungan dalam menyelesaikan misi nya pada kakaknya, sama sekali tidak membalas pertanyaan Heru. Dia hanya sedang mengira-ngira jarak jatuh sembilan puluh derajat nya Heru, apabila dia melakukan tae tee kao (pukulan dengkul) dan itu artinya tubuh si babang tamvan akan jatuh tepat pada, oh tidakkkk!!! itu tepat jatuh didepan meja bartender yang dipenuhi segala minuman yang muahalnya selangit.
Bisa jadi gembel mendadak kalau dia memukul kearah sana. Ahaaa!! akhirnya bergerak juga dia!!
Heru yang melihat Lily diam saja pun segera menghampiri sang gadis cantik yang saat ini sedang berjalan santai ke sudut ruangan yang agak sepi. Begitu Heru sampai pada titik yang dia harapkan, Lily secepat kilat melakukan tendangan pada lututnya, sehingga Heru yang tidak menyangka akan diserang secara tiba-tiba, langsung rubuh karena tertekut lututnya. Lily pun tidak menyia-nyia kan kesempatan, langsung melakukan chok tee sok atau menyikut kedua rusuk Heru sekuat tenaganya, sampai sosok kekar itu mengaduh kesakitan!!
Melihat musuhnya sedang dalam keadaan tidak berdaya, Lily pun segera kabur secepat mungkin seperti saat Naruto mempraktekkan jurus seribu bayangannya dan berlari sekencangnya menuju tempat parkir.
Lily tiba dirumah dalam waktu lima puluh menit, walaupun dia sudah ngebut gila-gilaan saat mengendarai mobil. Dengan mengengendap-endap,dia mulai melompati pagar belakang dan langsung berlari kencang menuju kamarnya.
"SELAMETTT!!" Ucapnya sambil menarik nafas panjang, karena bisa masuk kamar dengan aman tanpa di pergoki oleh kakaknya.
"Selamet dari apa?" Tiba-tiba semua lampu dikamarnya menyala, dan dia melihat kakaknya berdiri didepan jendela kamarnya sambil bersedekap.
"Huaaaaa!!! kakak bikin kaget Lily aja?"
"Manget-manget makan nasi sama ayam goreng." Lily menepuk-nepuk dadanya sendiri karena kaget.
"Gak usah lebay!! karena kamu terlambat, sekarang push up tiga puluh kali dan squat jump dua puluh kali. Lakukan dimulai dari se-ka-rang!!!"
"Saolohhh Kak, ini udah tengah malem lo Kak. Kakak tau sendiri kan, kalau olah raga malem-malem itu tidak baik untuk kesehatan. Belum lagi ka—"
"Push up empat puluh kali dan squat jump tiga puluh kali!!"
"Ta-tapi Kak—"
"Push up lima puluh kali dan squat jump empat puluh kali!!!"
"IYA KAK, INI LILY KERJAIN SEKARANG!!!"
"HUAPAHHHHH?!!" Marilyn dan Raline langsung pucat dan kebingungan. Masak Lily melahirkan di cafe? Bisa viral se Indonesia Raya ini mah!"Ja-jadi bagaimana ini, Ly? Kita harus bagimana iniiii? Lo musti gue apain coba?" Marilyn yang kebingungan pun berjalan hilir mudik, mondar-mandir panik seperti setrikaan."Adudududuhhhh..!!! Ya bawa gue ke rumah sakit dong Incess. Masak ke bengkel Bang Abyaz! Emang gue mau bongkar mesin atau balancing? Cepetan Incess! Lo mau gue lahiran di mari?!" Lily yang merasakan perutnya mulai kontraksi pun tidak kuasa lagi menahan jerit kesakitannya.Tiba-tiba saja Raline melihat Aksa yang sedang berjalan santai memasuki cafe bersama beberapa rekan bisnisnya. Sepertinya mereka akan makan siang sambil ngobrol-ngobrol ganteng di sini. Dan Raline pun segera menghambur menuju rombongan Aksa untuk meminta pertolongan. Karena Lily sepertinya bahkan sudah tidak bisa berdiri lagi, apalagi be
Berkat sandiwara laknat yang penuh dengan adegan sinetron itulah akhirnya Heru tersadar. Raline memang benar. Singgung saja nama Aksa di depan Heru, pasti langsung berasap kepalanya."Mbak, gue berterima kasih banyak atas ide gila lo yang teope begete. Dua jempol deh buat lo, Mbak. Mbak emang ratu pelakor eh ratu antagonis sejati." Lily ber lo gue kembali dengan Raline. Lebih seru rasanya berloe gue daripada saya-sayaan. Pegel rahang, coeg.Raline hanya memutar bola mata melihat bini somplak Heru. Ini orang sudah dibantu, niatnya sih mungkin muji, eh jatuh-jatuhnya malahngenyek yang ada."Duh saking gembiranya gue jadi pengen goyang bebek mabuk di mari. Joget bentaran ah biar lega."Dan Lily pun mulai menundukkan tubuh seksoynya sambil menggoyangkan pantatnya ke kiri satu kali dan ke kanan dua kali. Begitu berulang-ulang sampai ia puas."Goyang bebek mabuk lo
Heru tengah menghitung berapa kubik yang akan di cor dengan menggunakan sistem readymix, saat salah seorang pekerjanya mengetuk pintu ruangannya dengan tergesa-gesa. Wajahnya tampak cemas dan bingung."Ada apa Denny? Kenapa kamu tidak ke lapangan saja membantu yang lain memelester?""Anu eh itu. Sebaiknya Bapak pulang dulu ke rumah eh warung." Denny menjawab takut-takut. Heru mengernyitkan alisnya. Ada sesuatu yang tidak beres ini."Ada masalah apa di warung Den? Apa ada orang usil yang mencoba mengganggu istri saya lagi?" Heru langsung berdiri."Bu-bukan mengganggu Neng Bu-eh Bu Heru. Tapi mereka menghancurkan rumah Bu Heru dengan dua excavator sampai rata dengan tanah."Apa?" Heru pun langsung berlari sekencang mungkin menuju rumahnya.Oh Tuhan semoga istri dan anak dalam kandungannya dalam keadaan baik-baik saja!Sementara itu Lily ber
"Apa maksud kamu membuka pintu rumah dengan keadaan setengah telanjang begitu hah? Apa kamu memang terbiasa untuk membuka pintu dengan begitu saja tanpa mengintip dulu, atau minimal bertanya siapa yang datang? Kamu ini ceroboh sekali, Perempuan?! Untung ada Mas di antara mereka tadi. Kalau Mas nggak ada, apa jadinya coba? Jangan-jangan kamu bakal di rame-ramein oleh mereka berdua!"Heru sangat emosi mengingat moment tadi. Pak Kades dam Pak RW seketika melotot dengan ekspresi mupeng. Mereka menatapi tubuh istrinya yang tambah bohay akibat proses kehamilannya. Dua orang tua bangka itu bahkan tidak mau bergerak saat Heru menyeret mereka untuk menjauhi pintu rumah. Kalau saja mereka berdua tidak seusia dengan ayahnya, pasti sudah bonyok mereka menerima bogem mentahnya.Heru sedang lelah lahir batin saat ini. Setelah menghajar Gilang habis-habisan dan mengancam Fahri sengan SP1, dia juga memecat dengan tidak hormat Seno Prasetyo dan semua anak bu
"ASTAGA LILY?!!"Lily kaget saat melihat Heru ada di depan matanya. Antara percaya nggak percaya dia-nya sih. Mau ngucek-ngucek mata juga kagak bisa. Secara tangannya 'kan megang nampan full minuman para pelanggan. Lily cepat-cepat meletakkan minuman-minuman itu di meja. Lebih baik begitu sih, biar aman. Lily tidak mau bereaksi seperti sinetron-sinetron di televisi yang kalau kaget suka menjatuhkan minuman. Terus tangan dipakai untuk menutup mulut, mata berkaca- kaca dan bibirnya bergetar. Menyebut nama orang yang mengagetkannya. Lantas wajah di zoom bolak balik dengan backsound musik jreng jreng! Lily mah sumpah kagak mau begitu. Norak coeg!Sudah rugi waktu, capek berkali-kali mengaduk- aduk minuman, eh rugi gelas yang pecah lagi. Itu kan namanya auto oon. Ye kan? Ye kan? Lily mah kalo disuruh drama-drama seperti itu sumpah kagak bisa dia! Mana ini Mas suami diem aja kayak patung sambil natap Lily kayak orang linglung lagi, kan syerem!
Dua bulan sudah berlalu. dan Heru sama sekali tidak mendapati jejak Lily dimanapun. Axel mengerahkan seluruh jaringannya untuk menjelajahi setiap sudut negeri ini, bahkan sampai keluar negeri. Tetapi hasilnya masih nol besar!Begitu juga Heru. Setiap hari dia sudah seperti orang gila. Mengukur jalan centi demi centi. Memeriksa rumah sakit setiap hari, mendatangi rumah-rumah kontrakan sampai kost-kostan di seluruh penjuru kota ini. Rutinitas itu sudah dia jalani selama hampir dua bulan terakhir ini. Tetapi hasilnya tetap saja nihil!Dimulai dengan pencarian manual sendiri sampai mulai menyewa detektif professional. Semua sudah dilakoninya. Tetapi tetap belum menampakkan hasil juga. Namun dia tetap tidak putus asa. Selama napasnya masih ada, dia akan terus berusaha mencari istri dan calon anaknya bahkan hingga keujung dunia.Heru juga sudah menegaskan pada Raline, bahwa dia sama sekali tidak ingin bercerai dari istrinya. D
Heru mengendarai mobilnya dengan kecepatan 160km/jam. Itu adalah rekor ngebut tergilanya di saat-saat jam-jam sibuk orang-orang yang akan pulang bekerja. Heru berdecak kesal saat jalan menuju kompleks perumahannya ditutup karena ada hajatan pernikahan.Sambil memukul geram setir mobil yang tidak bersalah, Heru pun segera melambaikan tangannya, ketika mengenali salah seorang SATPAM yang bertugas di kompleks perumahannya sedang lewat.Heru memanggil sang SATPAM untuk mengendarai mobilnya sementara dia sendiri berlari pulang ke rumah demi menghemat waktu. Setelah berlari sekencangnya tanpa henti selama kurang lebih dua puluh menit, Heru pun akhirnya tiba di depan rumahnya dengan nafas ngos-ngosan dan keringat bercucuran. Saat membuka jas hitamnya, kemeja putihnya pun seakan lengket bagaikan kulit kedua akibat keringat yang membanjir."Lily mana Pa, Ma?""Dia sudah pergi, Ru." Pak Trustan dan Bu Widya ta
Sudah seminggu Bang Gultom berpulang ke rahmatullah. Sudah seminggu ini juga Lily terus berfikir untuk mulai menata hidupnya kembali. Dia sudah tidak takut lagi dengan gertakan Heru tentang flash disk yang berisi tentang daftar kejahatan Bang Gultom. Karena Bang Gultom sekarang kan sudah tidak ada lagi di dunia ini. Heru mau melaporkan flash disk itu ke mana coba? Apa emang ada jalur khusus untuk membuat laporan dan menemui Yang Maha Kuasa di atas sana? Itu artinya si Herder itu juga harus mati dulu kan ya? Ya mana mau lah dia. Secara dosanya juga masih seabrek-abrek. Kan dia juga takut kalau mati nanti bakalan masuk neraka? Ye kan? Ye kan?Sambil melamun Lily pun mulai memasuki sebuah gerai es krim populer. Lily memang mempunyai kebiasaan makan es krim di saat galau. Sepertinya anak dalam perutnya juga kepengen makan es krim sejak dari tadi pagi. Tetapi baru kesampian sore ini karena pekerjaannya yang terus menumpuk seakan tiada habisnya. Banyaknya kasus percer
"Kita mau makan malam kemana sih ini, Mbak?" Lily bingung mengikuti mbak Clara yang katanya sih ingin makan malam untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi ini kok malah masuk ke dalam club malam coba?"Mbak minta maaf karena membohongi kamu ya, Ly? Tapi kepala Mbak lagi mumet banget ini setelah lihat photo beginian di salah satu IG mantan Bang Anton. Mbak takut mereka ngapa-ngapain di club itu dan Mbak nggak kuat melihatnya. Makanya Mbak ajak kamu. Mengenai hari ulang tahun Mbak, Mbak kan memang ulang tahun hari ini."Mbak Clara yang biasanya tegas, ceria dan tempat curhat semua umat di kantor, tampak begitu sedih dan galau hari ini. Lily mengerti. Istri mana yang tidak galau kalau suami ketemu mantan pacar di club coba? Mungkin kalau boleh masuk bawa golok ke club, udah bawa golok berikut teman-temannya kali itu si mbak Clara.Suasana semarak langsung memasuki telinga Lily, saat memasuki salah satu club papan atas itu. Dia