Home / Romansa / Wildflower / Chapter 3

Share

Chapter 3

Author: Suzy Wiryanty
last update Huling Na-update: 2021-12-02 12:52:52

Lily baru saja menglock mobilnya,

saat pandangannya secara tidak sengaja tertumbuk pada seorang ibu-ibu penjual buah, yang terlihat kebingungan saat ingin menyebrang jalan. Bagaimana si ibu tidak bingung coba? Kedua tangannya penuh dengan kardus dagangan, sementara ketiga anaknya yang masih kecil-kecil, tampak ketakutan saat melihat padatnya kendaraan yang terus saja berlalu lalang seakan tiada habisnya.

"Ibu mau menyebrang ya?" sapa Lily ramah pada sang ibu.

"Iya Non. Tapi ini mobilnya ndak berhenti- berhenti dari tadi e, Non. Saya dadi bingung. Mana ini anak-anak pada ndak berani nyebrang kalau ndak saya gandeng tangannya." Sahut si ibu dengan logat jawanya yang medok.

"Kalau Ibu nunggu mobil-mobilnya pada berhenti dulu baru nyebrang, ya bisa sampai minggu depan ntar ibu nungguinnya. Ayo, sini biar saya bantu Ibu menyebrangnya.

Adek kecil ini biar kakak gendong aja ya biar cepet?Adik yang ini sama yang ini bisa kakak gandeng tangannya. Jadi Ibunya bisa bawa kardusnya menyebrang juga deh. Oke adik-adik?"

Lily memamerkan senyum manisnya, yang bahkan anak laki-laki berusia delapan dan enam tahun saja pun terpesona dibuatnya.

Pemandangan langka tampak begitu menyejukkan mata. Seorang gadis cantik seksi membantu menyebrangkan seorang ibu dan tiga anaknya itu menjadi santapan rohani bagi para pengguna jalan di siang hari bolong.

Heru yang sedang berkendara bersama dengan Dexter Diwangkara dalam mobil sportnya, sejenak terkesima saat memandang seorang gadis cantik berbalut mini denim skirt dan kemeja polkadot, terlihat menggendong seorang anak kecil kumal. Lengannya yang lain menggandeng dua anak kecil. Ia membantu menyebrangi anak-anak itu jalan raya yang sedang padat-padatnya.

Gadis seksi itu bahkan membantu sang ibu mengangkat kardus dagangannya satu persatu, ke dalam angkot yang akan mereka tumpangi. Gadis itu bahkan tidak tampak jijik, saat tangan sang bocah  mengelus-elus pipinya. Mungkin si bocah terpesona melihat kecantikan bathin yang memancar di sana. Sang gadis juga terlihat melambai-lambaikan tangannya pada sang bocah,  saat angkot yang membawa mereka perlahan menjauh meninggalkan tempatnya berdiri.

Tidak disangka tidak dinyana, gadis gampangan dan liar seperti dia, bisa menunjukkan juga kebaikan hati terhadap sesama.

"Nggak nyangka gue, iblis kecil itu ternyata baik hati juga." Dexter tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Siapa?"

"Ya cewek seksi tadi itulah. Si Lily, adik kesayangannya Axel, ownernya Astronomix dan beberapa club papan atas lainnya." Dexter menjawab santai.

"Lo kenal sama itu cewek?!"

"Dia itu temen baiknya Marilyn, adik ipar gue. Makanya gue kenal. Selain itu gue dulu kan pelanggan VVIP club kakaknya."

Kali ini Dexter nyengir teringat kebejatan masa mudanya.

"Lo pernah make itu cewek juga waktu lo dulu sering main kesana?" Kali ini mata Heru mulai menyipit berbahaya.

"Gila lo, waktu itu dia masih SMP kali, Ru. Gue bukan pengidap penyakit pedophillia Mas Bro, tapi kalo cuma natap-natap mesum sih iya. Habisnya umur boleh masih belasan tahun, tapi boobs nya set dah 36B kali itu Ru. Remesable banget, sumpahhh!!! Kagak tahan banget gue ngeliatnya Bro, napsuin pengen di—"

"Udah diem lo!!! nyampah banget bacot lo, kayak emak-emak komplek."

Heru menjawab datar sambil menahan emosi. Entah kenapa dia tidak tahan saat Dexter mulai membahas-bahas bagian tubuh Lily.

"Bah! labil amat lo Ru. Tadi lo yang nanya-nanya. Giliran gue jawab elo kayak orang kebakaran seawak-awak. Nggak jelas juga ah lo,Ru—atau lo suka ya sama cewek tadi? mau lo gue kenalin?" Dexter mulai menaik-naik kan kedua alisnya menggoda Heru.

"Nggak perlu. Gue udah kenal sama cewek itu kemaren. Dia yang ngajakin gue kenalan semalam." Sahut Heru kalem.

"Wuihhhh gercep juga lo ya rupanya ya? hahaha..dasar penjahat kelamin sadis lo. Semua cewek pengen lo rasain. Lo nggak kesian apa sama mereka yang cuma lo celup-celup doang tanpa kejelasan?"

"Gue kan nggak pernah maksa mereka semua. Selama mereka suka gue suka kan tidak ada yang dirugikan disini. Gue nggak suka main hati. One night stand itu malah bisa diibaratkan seperti simbiosis mutualisme, yaitu sama-sama dapet enaknya, titik."

"Lo emang penjahat kelamin berdarah dingin Bro, serem gue liatnya. Tapi gue yakin, suatu hari saat lo ntar jatuh cinta beneran dengan seseorang, lo pasti akan berubah menjadi sosok yang bahkan lo sendiri gak akan mengenalinya. Siap-siap aja deh ntar lo jadi budak cinta. Hahaha..dan bila saat itu tiba, gue akan jadi orang pertama yang bakalan ngingetin lo akan kejumawaan lo yang sok nggak mau main hati."

"Lo tunggu aja sampai Donald Trump nyapres di Indonesia."

Lagi-lagi Heru menjawab santai. Mereka semua tidak tahu saja kalau sebenarnya dia pernah jatuh cinta setengah gila pada Camelia Wiraatmaja yang sekarang sudah berstatus sebagai nyonya Narasangsa Abiyaksa. Jatuh cinta itu sakit, jatuh cinta itu gila dan jatuh cinta itu merana. Oleh karena dia sudah tidak ingin merasakan lagi sakit gila merana, makanya dia sudah membuat komitmen untuk tidak akan pernah lagi jatuh cinta!!

===================

Lily sedang gogoysek alias goyang-goyang seksi di salah satu club papan atas yang bukan milik kakaknya tentu saja, saat sebuah tangan kekar mulai memeluk pinggang rampingnya dan menciumi penuh nafsu tengkuk harumnya. Lily menoleh sekilas dan mendapati Tristan sang mantan pacar sedang memeluknya dengan bernafsu.

"Tolong ya mantan pacar. Kalo lo emang masih sayang nyawa, tolong tangannya dikondisikan ya? Gimana ntar lo mau ena ena sama si Diana, kalo ntar tangan lo gue buat sengkleh dua-dua nya?"

"Gue nggak pacaran sama si Diana, Ly. Gue nggak cinta sama dia. Gue cintanya sama lo doang?!!"

Iya maka kucing pun bisa terbang!!

"Tapi gue itu nggak pernah cinta sama lo. Mending lo pacarin aja itu siDiana, toh udah lo pake juga. Masa udah lo pake lo lepehin gitu aja? Nggak takut kena azab lo?"

"Gue belum sempet ngapa-ngapain dia udah tercyduk sama lo.bGue nyesel Ly, Gue mau balikan sama lo. Kasih gue kesempatan sekali lagi Ly? Oke?"

Tristan merangkapkan kedua tangannya didada. Wajah tampannya tampak penuh dengan penyesalan. Tapi Lily adalah orang yang berprinsip, Buanglah mantan pada tempatnya. Sekali enceng ya enceng aja. Selesai. Fin. Tamat.

Tristan yang tahu bahwa Lily adalah type orang yang tidak bisa dipaksa, memilih untuk mundur dahulu. Dia tahu, wanita keras hati seperti Lily ini harus di dekati dengan cara pendekatan persuasif. Memaksanya dengan cara frontal tidak akan berhasil, mengingat dia juga memiliki sifat frontal kuadrat.

Sementara itu Lily yang merasa mulai capek juga bergoyang-goyang sendirian, mulai berjalan menuju meja bartender dan duduk santai disana.

"Eh cewek kegatelan nggak tau diri. Gue cuma mau ngingetin lo supaya lo jauh-jauh  dari Roy, pacar gue. Kalo lo masih aja keganjenan ngedeketin dia, gue buat lo nyesel seumur hidup karena udah berani macem-macem sama gue!!!"

Lily menatap heran cewek rambut jagung dengan body montok depan belakang yang sedang marah-marah padanya.Dia aja pacarnya ganti tiap minggu, mana inget dia siapa saja nama pria yang pernah dipacarinya.

"Eh lo bilang pacar lo siapa namanya tadi? Roy? Roy Suryo? Yang suka ngambil perabotan inventaris itu maksudnya? Maap ya sis, gue ini tiap seminggu sekali ganti pacar, ya kali gue inget nama mereka semua. Tapi biasanya semua pacar gue, gak pernah gue yang menembak duluan. Gue kan cewek. Cewek kan pemalu. Ya kan? Ya kan? Better lo perbaikin deh ntah sikap lo atau rapihin kek dikit poni rambut jagung lo. Duh gue asli  pengen banget tuh nyelipin poni lo kesamping. Apa nggak jereng itu mata lo ketutupan poni begitu?Mana tau begitu poni lo udah kesingkap, pandangan mata lo juga jadi lebih luas, dan nggak melulu nyariin cewek yang lo curigain ngedeketin cowok lo.

Sebagai sesama wanita gue kasih tau satu clue deh buat lo. Lo bakalan tinggal tulang sama kentut doang kalo lo musuhin semua cewek yang deket sama cowok lo. Cewek cakep di ibukota ini buanyiakkk sis. Cowok brengsek sih lebih banyak lagi!! Kalo lo nggak nyaman dan terus merasa insecure sama si Roy Roy ini, better lo cari baru deh.bMau lo gue kenalin sama mantan gue yang keren-keren?"

Dan perseteruan itu pun berakhir dengan kegembiraan cewek yang bernama Sesil tadi setelah dikenalkan dengan beberapa mantan pacarnya yang kebetulan main disitu.

Hidup itu singkat Cuy, kalo kita bisa saling membagi mantan pada orang yang membutuhkan kan itu bisa jadi ladang pahala juga.

Hidup emang se simple itu kan? Ahahahahaha cheerssss muachhh!!

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Abang Dexter jangan macam² sekarang soalnya istrinya mengerikan kalau cemburu... Heru doyan "jajan" juga nih ternyata.. emang Christian sih paling kalem... Lily mah orang berbagi rejeki iti nasi bungkus ini mah berbagi mantan ......
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Wildflower   Chapter 52 (extra part)

    "HUAPAHHHHH?!!" Marilyn dan Raline langsung pucat dan kebingungan. Masak Lily melahirkan di cafe? Bisa viral se Indonesia Raya ini mah!"Ja-jadi bagaimana ini, Ly? Kita harus bagimana iniiii? Lo musti gue apain coba?" Marilyn yang kebingungan pun berjalan hilir mudik, mondar-mandir panik seperti setrikaan."Adudududuhhhh..!!! Ya bawa gue ke rumah sakit dong Incess. Masak ke bengkel Bang Abyaz! Emang gue mau bongkar mesin atau balancing? Cepetan Incess! Lo mau gue lahiran di mari?!" Lily yang merasakan perutnya mulai kontraksi pun tidak kuasa lagi menahan jerit kesakitannya.Tiba-tiba saja Raline melihat Aksa yang sedang berjalan santai memasuki cafe bersama beberapa rekan bisnisnya. Sepertinya mereka akan makan siang sambil ngobrol-ngobrol ganteng di sini. Dan Raline pun segera menghambur menuju rombongan Aksa untuk meminta pertolongan. Karena Lily sepertinya bahkan sudah tidak bisa berdiri lagi, apalagi be

  • Wildflower   Chapter 51 (epilog)

    Berkat sandiwara laknat yang penuh dengan adegan sinetron itulah akhirnya Heru tersadar. Raline memang benar. Singgung saja nama Aksa di depan Heru, pasti langsung berasap kepalanya."Mbak, gue berterima kasih banyak atas ide gila lo yang teope begete. Dua jempol deh buat lo, Mbak. Mbak emang ratu pelakor eh ratu antagonis sejati." Lily ber lo gue kembali dengan Raline. Lebih seru rasanya berloe gue daripada saya-sayaan. Pegel rahang, coeg.Raline hanya memutar bola mata melihat bini somplak Heru. Ini orang sudah dibantu, niatnya sih mungkin muji, eh jatuh-jatuhnya malahngenyek yang ada."Duh saking gembiranya gue jadi pengen goyang bebek mabuk di mari. Joget bentaran ah biar lega."Dan Lily pun mulai menundukkan tubuh seksoynya sambil menggoyangkan pantatnya ke kiri satu kali dan ke kanan dua kali. Begitu berulang-ulang sampai ia puas."Goyang bebek mabuk lo

  • Wildflower   Chapter 50

    Heru tengah menghitung berapa kubik yang akan di cor dengan menggunakan sistem readymix, saat salah seorang pekerjanya mengetuk pintu ruangannya dengan tergesa-gesa. Wajahnya tampak cemas dan bingung."Ada apa Denny? Kenapa kamu tidak ke lapangan saja membantu yang lain memelester?""Anu eh itu. Sebaiknya Bapak pulang dulu ke rumah eh warung." Denny menjawab takut-takut. Heru mengernyitkan alisnya. Ada sesuatu yang tidak beres ini."Ada masalah apa di warung Den? Apa ada orang usil yang mencoba mengganggu istri saya lagi?" Heru langsung berdiri."Bu-bukan mengganggu Neng Bu-eh Bu Heru. Tapi mereka menghancurkan rumah Bu Heru dengan dua excavator sampai rata dengan tanah."Apa?" Heru pun langsung berlari sekencang mungkin menuju rumahnya.Oh Tuhan semoga istri dan anak dalam kandungannya dalam keadaan baik-baik saja!Sementara itu Lily ber

  • Wildflower   Chapter 49

    "Apa maksud kamu membuka pintu rumah dengan keadaan setengah telanjang begitu hah? Apa kamu memang terbiasa untuk membuka pintu dengan begitu saja tanpa mengintip dulu, atau minimal bertanya siapa yang datang? Kamu ini ceroboh sekali, Perempuan?! Untung ada Mas di antara mereka tadi. Kalau Mas nggak ada, apa jadinya coba? Jangan-jangan kamu bakal di rame-ramein oleh mereka berdua!"Heru sangat emosi mengingat moment tadi. Pak Kades dam Pak RW seketika melotot dengan ekspresi mupeng. Mereka menatapi tubuh istrinya yang tambah bohay akibat proses kehamilannya. Dua orang tua bangka itu bahkan tidak mau bergerak saat Heru menyeret mereka untuk menjauhi pintu rumah. Kalau saja mereka berdua tidak seusia dengan ayahnya, pasti sudah bonyok mereka menerima bogem mentahnya.Heru sedang lelah lahir batin saat ini. Setelah menghajar Gilang habis-habisan dan mengancam Fahri sengan SP1, dia juga memecat dengan tidak hormat Seno Prasetyo dan semua anak bu

  • Wildflower   Chapter 48

    "ASTAGA LILY?!!"Lily kaget saat melihat Heru ada di depan matanya. Antara percaya nggak percaya dia-nya sih. Mau ngucek-ngucek mata juga kagak bisa. Secara tangannya 'kan megang nampan full minuman para pelanggan. Lily cepat-cepat meletakkan minuman-minuman itu di meja. Lebih baik begitu sih, biar aman. Lily tidak mau bereaksi seperti sinetron-sinetron di televisi yang kalau kaget suka menjatuhkan minuman. Terus tangan dipakai untuk menutup mulut, mata berkaca- kaca dan bibirnya bergetar. Menyebut nama orang yang mengagetkannya. Lantas wajah di zoom bolak balik dengan backsound musik jreng jreng! Lily mah sumpah kagak mau begitu. Norak coeg!Sudah rugi waktu, capek berkali-kali mengaduk- aduk minuman, eh rugi gelas yang pecah lagi. Itu kan namanya auto oon. Ye kan? Ye kan? Lily mah kalo disuruh drama-drama seperti itu sumpah kagak bisa dia! Mana ini Mas suami diem aja kayak patung sambil natap Lily kayak orang linglung lagi, kan syerem!

  • Wildflower   Chapter 47

    Dua bulan sudah berlalu. dan Heru sama sekali tidak mendapati jejak Lily dimanapun. Axel mengerahkan seluruh jaringannya untuk menjelajahi setiap sudut negeri ini, bahkan sampai keluar negeri. Tetapi hasilnya masih nol besar!Begitu juga Heru. Setiap hari dia sudah seperti orang gila. Mengukur jalan centi demi centi. Memeriksa rumah sakit setiap hari, mendatangi rumah-rumah kontrakan sampai kost-kostan di seluruh penjuru kota ini. Rutinitas itu sudah dia jalani selama hampir dua bulan terakhir ini. Tetapi hasilnya tetap saja nihil!Dimulai dengan pencarian manual sendiri sampai mulai menyewa detektif professional. Semua sudah dilakoninya. Tetapi tetap belum menampakkan hasil juga. Namun dia tetap tidak putus asa. Selama napasnya masih ada, dia akan terus berusaha mencari istri dan calon anaknya bahkan hingga keujung dunia.Heru juga sudah menegaskan pada Raline, bahwa dia sama sekali tidak ingin bercerai dari istrinya. D

  • Wildflower   Chapter 46

    Heru mengendarai mobilnya dengan kecepatan 160km/jam. Itu adalah rekor ngebut tergilanya di saat-saat jam-jam sibuk orang-orang yang akan pulang bekerja. Heru berdecak kesal saat jalan menuju kompleks perumahannya ditutup karena ada hajatan pernikahan.Sambil memukul geram setir mobil yang tidak bersalah, Heru pun segera melambaikan tangannya, ketika mengenali salah seorang SATPAM yang bertugas di kompleks perumahannya sedang lewat.Heru memanggil sang SATPAM untuk mengendarai mobilnya sementara dia sendiri berlari pulang ke rumah demi menghemat waktu. Setelah berlari sekencangnya tanpa henti selama kurang lebih dua puluh menit, Heru pun akhirnya tiba di depan rumahnya dengan nafas ngos-ngosan dan keringat bercucuran. Saat membuka jas hitamnya, kemeja putihnya pun seakan lengket bagaikan kulit kedua akibat keringat yang membanjir."Lily mana Pa, Ma?""Dia sudah pergi, Ru." Pak Trustan dan Bu Widya ta

  • Wildflower   Chapter 45

    Sudah seminggu Bang Gultom berpulang ke rahmatullah. Sudah seminggu ini juga Lily terus berfikir untuk mulai menata hidupnya kembali. Dia sudah tidak takut lagi dengan gertakan Heru tentang flash disk yang berisi tentang daftar kejahatan Bang Gultom. Karena Bang Gultom sekarang kan sudah tidak ada lagi di dunia ini. Heru mau melaporkan flash disk itu ke mana coba? Apa emang ada jalur khusus untuk membuat laporan dan menemui Yang Maha Kuasa di atas sana? Itu artinya si Herder itu juga harus mati dulu kan ya? Ya mana mau lah dia. Secara dosanya juga masih seabrek-abrek. Kan dia juga takut kalau mati nanti bakalan masuk neraka? Ye kan? Ye kan?Sambil melamun Lily pun mulai memasuki sebuah gerai es krim populer. Lily memang mempunyai kebiasaan makan es krim di saat galau. Sepertinya anak dalam perutnya juga kepengen makan es krim sejak dari tadi pagi. Tetapi baru kesampian sore ini karena pekerjaannya yang terus menumpuk seakan tiada habisnya. Banyaknya kasus percer

  • Wildflower   Chapter 44

    "Kita mau makan malam kemana sih ini, Mbak?" Lily bingung mengikuti mbak Clara yang katanya sih ingin makan malam untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi ini kok malah masuk ke dalam club malam coba?"Mbak minta maaf karena membohongi kamu ya, Ly? Tapi kepala Mbak lagi mumet banget ini setelah lihat photo beginian di salah satu IG mantan Bang Anton. Mbak takut mereka ngapa-ngapain di club itu dan Mbak nggak kuat melihatnya. Makanya Mbak ajak kamu. Mengenai hari ulang tahun Mbak, Mbak kan memang ulang tahun hari ini."Mbak Clara yang biasanya tegas, ceria dan tempat curhat semua umat di kantor, tampak begitu sedih dan galau hari ini. Lily mengerti. Istri mana yang tidak galau kalau suami ketemu mantan pacar di club coba? Mungkin kalau boleh masuk bawa golok ke club, udah bawa golok berikut teman-temannya kali itu si mbak Clara.Suasana semarak langsung memasuki telinga Lily, saat memasuki salah satu club papan atas itu. Dia

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status