"terlalu banyak kekosongan disaat kamu dan aku seolah adalah orang asing"
Zia kembali menatap dirinya di cermin setelah merombak penampilannya kesekian kalinya Zia memilih menggunakan Jeans abu abu yang melekat pas di kaki jenjangnya dengan kemeja putih kebesaran yang dimasukannya kedalam celana serta membuka dua kancing teratasnya lalu memakai shal kecil yang membuat sisi feminimnya kian terlihat.
Zia meraih tas kecilnya lalu berjalan kearah tangga, Zia mendudukkan dirinya di anak tangga terakhir dan memasang hinghils dengan tinggi 10 cm untuk menyembunyikan tubuh mungilnya
Mata coklat itu tak hentinya menatap layar ponsel didepannya,.. lagi, lagi dan lagi tulisan itu masih sama,"yeaaayyy...berarti ini nyata.." Zia berlari ke kamar mandinya untuk berwuduk lalu kembali kekamar menggelar sajadah dan melakukan sujud syukur.Bagaimana tidak melalui tes online yang dilakukannya serta beberapa rujukan desaign yg dikirimnya zia berhasil diterima disalah satu sekolah fashion terbaik di Paris.misinya untuk sekolah disana hampir terwujud, dan lagi mungkin dengan kepergian itulah dia bisa menjaga jarak dengan Reez .Tok tok tok..!!"Bentar.." Zia meletakkan ponselnya di nakas dan berlalu membukakan pintu kamarnya.Zia hanya diam melihat siapa yang sekarang berdiri didepan kamarnya, sejenak hening menguasai mereka ya mereka Zia dan Reez .
Zia melangkahkan kaki nya menuju ruang kerja sang papa. Kemaren papanya menanyakan masalah permintaan yang dia ajukan dihari ultah papanya, katanya sang papa akan mengabulkan keinginan kuliah diluar negri dengan syarat asalkan Zia sudah jelas bisa masuk dan diterima di universitas ituTok..tok..tok..Zia mengetuk pintu ruangan papanya, setelah sampai disana dan langsung masuk satu poin penting yang dirasakan Zia dari sang papa, tampaknya papanya sedikit melembut padanya, tepatnya sejak hati ultah papa.Disinila Zia sekarang duduk didepan pria paruh baya yang telah menyaksikan bagaimana perjalanan dia hidup, orang yang selalu menjadi panutan nya meskipun terkadang ada rasa sakit saat dirinya merasa terabaikan."Jadi gimana? Kamu sudah punya rujukannya" ucap Atma yang seolah menyadarkan Zia dari lamunannya
"Maaf Om, saya benar-benar mencintainya saya tidak pernah bermaksud untuk menyakiti Alexa sedikitpun, saya memang lebih sering bersama Alexa sebelumnya tapi bukan karena saya mencintainya, jadi saya mohon agar Om mau mengizinkan saya pacaran sama Zia " ucap Reez serius dia tidak ingin Atma salah paham dengan hubungannya dengan Alexa meskipun mereka sering bersama tapi kebanyakan itu karena Alexa yang sering memintanya menjari Alexa dalam hal bisnis yang dia gelutiYa mereka sedang berada di ruang kerja Atma setelah kepergok berpelukan lebih tepatnya Reez memeluk Zia Atma langsung memanggil Reez keruang kerjanya untuk meminta penjelasan. Reez tentu saja tidak keberatan sama sekali karena dari awal dia memang berniat memberitahu kedua orang tua Zia tentang hubungan mereka
Pernahkah kalian merasa diasingkan ketika ramainya orang tak mampu kalian kira dengan satuan hitung yang kalian punya??Atau pernahkah kalian merasa hidup kalian penuh dengan kehampaan seolah seluruh dunia ikut mengasingkan kalian??Itulah yang sekarang Zia rasakan, adakah yang lebih menyedihkan dari itu? Zia sangsi jika itu ada rasanya lebih baik melupakan semuanya atau tidak pernah melalui semua ini akan terasa lebih baik.Mencintai itu memang menyedihkan ya, seolah kita hanya memiliki satu tangan untuk digenggam seolah kita hanya punya satu jalan untuk ditapaki yang akhirnya membuat kita tidak bisa memilih, bukankah pilihan itu memang tidak ada sejak awal?
Cahaya matahari menembus jendela kamar luas itu memaksa si empunya kamar membuka mata dan menyesuaikan matanya dengan intensitas cahaya yang masuk dan mengganggu tidur nyenyak ZiaNamun tidak berlangsung lama saat Zia merasakan perutnya yang seolah diaduk-aduk entah kenapa tanpa aba-aba Zia langsung melarikan diri kekamar mandi dengan kepala pusing efek alkohol masih ada pada dirinyaHuwekk... huwekklagi dan lagi Zia mengeluarkan seluruh isi perutnya setelah selesai Zia menatap wajahnya di cermin wastafel kepalanya masih berdenyut-denyut tapi untungnya mualanya sudah berkurang, Zia memperhatikan bayangan dirinya di cermin tersebut pakaiannya sudah berganti seingatnya kemaren dia memakai Jeans namun sekarang berganti dengan pakaian tidur yang nyamaDengan tatapan nanar rambut acak-a
sejauh apapun aku pergi aku pasti kembali karena disinilah rumah tempat dimana aku pulang"#AlenziaSejak mengetahui keberangkatan Zia ke Paris besok Reez berubah untungnya tidak menjauh tapi malah semakin dekat dan mengekorinya terus.Sebenarnya ada banyak hal yang mendukung Zia untuk pergi ke Paris, selain untuk menjauh dari kehidupannya yang sekarang yang penuh masalah juga mencapai cita-cita ku karena mendapatkan ijazah sebagai seorang designer di Paris tentu saja akan sangat memudahkan karirnya nantiSatu satunya hal yang membuat Zia ingin tinggal adalah Reez, berat rasanya meninggalkan orang yang dia cintai meskipun nanti mereka masih akan bertemu karena Reez yang bisa dengan mudah kesana dengan fasilitas keluarganya, apalagi dia memiliki jet pribadi yang bisa dibawa kapanpun kemanapunEntahlah rasanya keberadaannya tidak pernah diharapkan selama ini, rasanya kak Alexa nggak
Persis seperti apa yang dikatakannya perihal mengantarkan Zia kebandara hingga disinilah dia sekarang menunggu kepergian kekasihnya yang tinggal menghitung menit.Bandara disitulah Reez dan Zia sekarang menunggu pesawatnya siap untuk take off Atma, mamanya, serta Alexa ikut mengantar tapi hanya mengantar karena ketiga orang itu sibuk mengurus perusahaan sekaligus pelantikan Alexa untuk ikut andil di salah satu cabang Atmazya corp.Tak ada interaksi apapun antara dua insan yang duduk disalah satu kursi yang didepan mereka begitu banyak orang berlalu lalang, sejak kepergian keluarganya Reez tidak sedikitpun melonggarkan pelukannya pada orang yang dicintainya itu yang tidak akan dilihatnya dalam waktu yang cukup lama.Jadwal penerbangan Zia adalah pukul 12 tepat dan sekarang sudah jam setengah dua belas yang artinya dia hanya memiliki waktu 15 menit lagi dengan Reez karena 15 menit menjelang penerbangan Zia sudah haru
Setelah kepergian Zia ke Paris untuk melanjutkan pendidikannya Reez memilih keluar dari kediaman Atmazya. Selesai berpamitan dengan Atma dan Reina Reez menggiring kopernya kemobil dan pergi.Reez akan kembali ke rumah lamanya yang sebelumnya dia tempati dengan kedua orangtuanya. Reez tersenyum pedih saat mengetahui bahwa ternyata tujuan orangtuanya menitipkan dirinya dikeluarga Atmazya adalah agar dia bisa semakin dekat dengan Alexa. Agar perjodohan yang sudah orangtuanya rencanakan bertahun-tahun yang lalu bisa segera terealisasi kanBegitulah kata orangtuanya. Mobil yang dikendarai Reez membelah jalanan Jakarta yang selalu tampak ramai. Dalam hatinya merindukan Zia. Bagaimana bisa dia merindukannya padahal mereka belum sehari berpisah, apa yang akan terjadi padanya jika dirinya nyatanya tidak bisa menemui gadis itu seperti yang telah dia rencanakan?Sesampainya di mansion keluarganya Reez memilih membersihkan dirinya s