"aku hanya ingin memunggungi waktu agar jika suatu saat waktu menyakitiku aku tidak akan merasakan rasa sakit itu"
Dengan langkah malas Zia memasuki kelasnya sambil berjalan menuju kursi kesayangannya dipojok ruangan.
Didepannya sudah terlihat Fitra yang sibuk membaca novelnya, Fitra adalah satu satunya sahabat yang dekat dan paling tahan akan sifat tertutup zia, tapi setelah lama bersahabat Zia mulai terbuka pada Fitra .
Sedangkan Alexa sedang sibuk dengan teman temannya didepan kelas bercerita tentang olimpiade olimpiade yang mereka ikuti, karena teman Alexa rata rata adalah kalangan kutu buku dan bintang kelas.
"Zia kok Lo kayak orang depresi gitu sih..?" Fitra memutar kursinya ke arah meja Zia saat melihat temannya itu tampak mengacak-acak rambutnya beberapa kali
"Mulai besok gue disuruh les tiap hari Fit, kebayang kan gimana rasanya kita pulang sekolah aja jam 3 sore terus gue juga harus les sampai jam 5 , malamnya lagi harus belajar sama kak Alexa dan anak temen Mama. Gimana nggak depresi coba..?"
Zia merebahkan kepalanya di meja mencari posisi yang paling nyaman untuk menyambung tidur paginya yang tertunda."Ya..kalau itu sih gue nggak bisa bantu ... maklum lah ya papa Lo kan tegasnya minta ampun.."
"Emang gue lagi minta bantuan sama lo gitu..?"
"Susah ngomong sama Lo..dingertiin malah ngartiin..bego Lo.." ucap Fitra kesal
"Biarin"
"Jangan ngomong sama gue lagi"
"Lo yang ngomong duluan sama gue bego ''
"Gue lebih pintar dari elo yang bego itu Lo ya bukan gue.."
"Shut up"
Begitulah Zia dengan fitra akan selalu bertengkar dan berdebat tentang hal apapun.
Tapi bukan karena fitra melainkan karena sifat Zia yang tidak ingin dikasihani oleh orang lain tentang permasalahan hidupnya.
"Malas gue ngomong sama Lo"
Fitra mengembalikan kursinya ke posisi semula, bersamaan dengan itu Bu Ninit guru matematika sekaligus wali kelasnya masuk kedalam kelas .
"Gue apalagi...."jawab Zia jutek.
"Baiklah anak anak sebelum pelajaran kita mulai..kita kedatangan anak baru dia pindahan dari Jogja biarkan dia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu..." Ucap Bu ninit sebelum memulai pembelajaran
"Reez silahkan masuk " lanjut bu Ninit
Dari pintu terlihat Reez yang lengkap dengan seragamnya
Setelah sampai didepan kelas dia mulai memperkenalkan dirinya."Perkenalkan nama gue Amreez Rizqin Wijaya, bisa dipanggil Reez. Gue pindah dari SMAN taruna Jogja ,"
Ada banyak siswa perempuan yang terlihat antusias akan kedatangan reez dan bertanya tentang banyak hal yang bahkan nggak penting.
"Reez udah punya pacar belum.." Nina kembali menanyakan pertanyaan untuk kesekian kalinya.
Zia menopang dagunya dengan tangan sambil memperhatikan Reez yang sedang memperkenalkan dirinya.
"Tidak perlu dijawab Reez kalian bisa lanjut berkenalan setelah jam pelajaran berakhir, sekarang Reez kamu duduk di samping Alenzia dipojok sana karena didepan Tidak ada meja kosong " pungkas Bu Ninit.
Reez berjalan ke meja Zia untuk duduk disana. Disaat yang bersamaan semua siswa perempuan dilokal itu melihat ke meja Zia setelah Reez duduk ditempat yang disuruh pembelajaran mereka langsung dimulai.
Kebanyakan dari mereka merasa iri dengan Zia yang bisa duduk dengan anak baru setampan Amreez Rizqin Wijaya.
"Baiklah hari kita akan mempelajari tentang trigonometri, sebelumnya kalian harus tau dasar dasar dari trigonometri itu....."
Zia mulai memasuki sesi tidurnya disaat guru terus melanjutkan materi pelajarannya setelah berkali kali tangan yang digunakannya untuk menopang dagunya terjatuh karena ketiduran hingga membuat posisi kepala nya sangat nyaman di meja dan lanjut memasuki sesi mimpi indahnya .
Reez terus memperhatikan bagaimana Zia tertidur bahkan jam matematikanya sudah berlalu satu jam dan akan berakhir dalam setengah jam lagi, posisi mereka yang duduk dipojok paling belakang membuat kegiatan mereka sulit di perhatikan oleh guru yang mengajar.
Tanpa sadar Reez ikut merebahkan kepalanya di meja dan menghadap ke arah kirinya. Karena Zia duduk di sebelah kirinya dan sekarang Zia tertidur dengan menghadap kearah kanan jadilah mereka tidur di meja dalam keadaan berhadapan karena tak lama setelah merebahkan kepalanya di meja Reez benar-benar tertidur.
Zia dan Reez tidur dengan sangat nyaman. karena sudah menjadi aturan penting kalau saat mereka belajar matematika tidak ada yang boleh bersuara kecuali Bu Ninit, dan semua siswa mematuhinya karena Bu Ninit adalah guru yang sangat ditakuti bahkan dia tidak akan segan menyuruh siswanya lari keliling lapangan jika tidak mengikuti aturan mengajarinya.
"Prangg"
Zia dan Reez langsung mengangkat kepala mereka bersamaan karena terkejut saat Bu Ninit memukulkan rol panjang kesayangnnya ke meja Reez dan Zia.
"Siapa yang mengizinkan kalian tidur di jam pelajaran saya..kalian pikir saya mendongeng...sekarang lari 12 keliling lapangan sepak bola...".
Mata Bu Ninit memancarkan sinar kemarahan yang mampu membuat semua siswanya takut...tapi lain dengan Zia yang masih mengumpulkan nyawanya yang tertinggal di alam mimpi sambil menguap beberapa kali.
"Bu Ninit itu kiler juga ya"
Reez dan Zia sedang berlari beriringan dikalangan"Ya begitulah.."
"Makanya lain kali sekolah itu belajar jangan tidur..."
"Kayak kamu nggak aja"..
"Ngomong sama kamu susah banget ya, ngomong panjang dijawabnya pendek banget.." Reez menghela nafasnya.
."Ngomong sama kamu bikin orang kehabisan kata-kata tau nggak.."lanjutnya...
"....."
"Nih hapus dulu keringat kamu udah over banyak tuh, di lap dulu" Reez memberikan sebuah sapu tangan kecil kepada Zia tanpa menghentikan larinya dan memberikan senyum terbaiknya lalu berlari meninggalkan Zia yang menatapnya dalam diam
sepulangnya sekolah
"Zia gue nebeng Lo pulang ya, mobil gue bannya bocor tadi pagi sekarang lagi di bengkel, boleh ya..." Fitra menampilkan wajah puppy eyes nya kepada Zia
"Haha numpang Lo,?" Zia memperlihatkan tawa mengejeknya.
"Belagu Lo. .." Fitra membalikkan tubuhnya pura pura pergi, dia sangat tahu bagaimana cara menghadapi sikap sadis dari seorang Alenzia. .
"Fit...nih..." tepat saat Fitra berbalik kunci dari Lamborghini merah kesayangan Zia dilempar dan mendarat dengan mulus ditangan Fitra.
"Yang nebeng yang nyetir enak banget gue jadi supir lo.."
"It's Okay" dengan ucap Fitra santai dan masuk kearah kursi kemudi
Mobil yang kini dikendarai Fitra sudah berhenti tepat didepan mansion milik keluarga Fitra, ya Fitra adalah anak tunggal dari pemilik Cendana group yang menjadi induk dari hampir semua perusahaan kayu di Indonesia, Fitra keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk sahabat kesayangannya.
"Kalau mau masuk turun kalau nggak sana pulang.."canda Fitra .
"Yaaa cara berterimakasih yang sangat unik"
Zia turun dari mobilnya dan berjalan santai memasuki mansion keluarga Fitra hingga terlihat kedua orang tua Fitra yang sedang sibuk bercengkrama diruang tamu Zia pun menghampiri kedua orang tersebut untuk menyalami tangannya.
"Eh Zia tumben mampir kenapa kamu jadi jarang banget kesini sayang.." sapa Riani Mama Fitra
"Siang ma..siang pa.."
"Siang sayang sana ganti baju dulu sekalian Zia juga habis itu turun kita makan bersama " ucap Riani
"Iya udah lama lho kita nggak makan
bareng" imbuh Bagas"Baik pa"
"Baik Om"
Setelah itu mereka berjalan kekamar untuk mengganti seragamku sekolah .
"Pilih noh bajunya hati hati sobek, baju gue belinya mahal lho.."
"Prett..."
Tidak ada yang tau bagaimana Fitra dan Zia bisa bersahabat bersama Fitra Zia yang dingin bisa menjadi orang yang nyebelin, Zia yang banyak diam bisa menjadi sangat bawel. Bahkan Zia yang sangat cuekpun akan berubah jahil jika itu menyangkut fitra dan begitupun sebaliknya Bahkan tak jarang salah satu dari mereka saling menjatuhkan satu sama lain.
"Lho Zia kk pakai baju itu sih..itu bajunya udah lama banget tau nggak .." Riani memperhatikan pakaian yang Zia kenakan yang tak lain adalah baju tidur Fitra.
'mulai lagi deh' batin Fitra.
Zia melirik ke fitra sambil tersenyum jahil plus kejam.
"Fitra bilang bajunya mahal mahal Tante, trus Zia dilarang make baju yang lain gini deh jadinya..." Zia memasang wajah sedih
"No mah, Fitra bahkan nyuruh dia ganti baju itu tadi akal akalan dia aja tuh ma..."
"Iya Tante gimana mau ganti coba kalau sebelum make udah diingetin kayak gitu..."
'hahaha rasain..' Zia membatin"Nggak boleh gitu Fitra" Bagas ikut bicara.
"Ihh papa, kok belain dia sih tadi aja Fitra minta bonceng malah diledekin sama dia..." Fitra memasang wajah kesalnya .
"Hedeehh kalian uni nggak ada yang bisa dibenerin, kalian pikir kami akan percaya dasar bocah..." Ucap Riani.
Sedangkan Bagas hanya geleng kepala mengingat ini adalah kesekian kalinya Fitra dan Zia memperdebatkan hal yang tidak penting.
'aku selalu berharap bisa terlahir menjadi kak Alexa karena dia sangat sempurna,tapi aku lebih sering berdoa agar aku terlahir sebagai Fitra karena dia mendapatkan keluarga yang sempurna, dia kaya materi juga kasih sayang ...tidak sepertiku ' batin Zia.
"Yasudah selesai makan Zia ganti baju itu dan susul ke taman belakang kita bisa bercerita banyak nanti.."
"Iya Tante "
Jawab Zia"percayalah tidak ada awal yang tak berakhir,setidaknya aku akan membuat awal yang ku mulai memiliki akhir seperti yang ku inginkan"Zia melangkahkan kakinya tepat pukul 18:45. Dengan langkah pelan Zia memasuki rumahnya dari tangga terlihat keluarganya sedang makan malam."Zia kamu darimana, kenapa baru pulang sekarang sayang,??" Ucap mamanya"Zia dari rumah Fitra ma..Zia kekamar dulu mau mandi ma""Nanti malam keruangan papa,ada yang mau papa bicarakan sama kamu" suara tegas atmazya terdengar menggema di ruang makan.Zia menarik nafasnya dalam dan
Jangan lupa love and komen❤️Hari Minggu adalah hari dimana kebanyakan orang menghabiskan banyak waktunya bersama dengan keluarga nya. Namun tampak berbeda dengan keluarga Atmazya yang bahkan selalu sibuk di hari libur sekalipun.Perkembangan bisnis mereka mengikuti trend dikalangan masyarakat yang selalu menginginkan inovasi di berbagai bidang. Dan tentunya properti menjadi bagian yang paling diperhatikan.Banyaknya inovasi yang dilakukan perusahaan membuat Atmazya Corp menjadi sangat diminati oleh kalangan masyarakat.Salah satunya adalah pembangunan perumahan di kawasan real estate dengan falisitas fantastis, tentu saja dengan harga yang tidak murah menantang komunitas Borjuis untuk merogoh kocek yang tidak sedikit untuk sebuah hunian mewah yang disediakan Atmazya Corp.Berbeda dengan Papa, Mama,, dan kakaknya Alexa yang menghabiskan waktu liburnya
#khusus part nya Alexa ya, jangan lupa like dan komen❤️Alexa mengambil langkah panjang menuju ke ferary putih kesayangannya, dia baru saja mengikuti rapat dewan redaksi di atmazya corp(perusahaan keluarganya).setelah pamit kepada papanya dia memutuskan untuk pulang lebih dulu karena papanya (Atma) masih harus melakukan makan malam dengan kolega bisnisnya.Tanpa disadari sebuah mobil mewah dengan merk ternama Ferrari mengikutinya dari belakang.Dengan kecepatan tinggi mobil tersebut menyalib mobil nya, Untung saja Alexa mengerem dengan cepat kalau tidak bisa dipastikan body Ferrari kesayangannya tidak akan selamat.Dia tau pemilik mobil sport didepannya bukanlah orang sembarangan karena tidak mungkin pemilik mobil jenis itu orang dari kelas rendahan.Hingga dilihatnya seorang pemuda tinggi keluar
Jangan lupa like dan komen ya ❤️Zia melangkahkan kakinya menuju kursi putih bersih yang terletak beberapa langkah darinya sembari melirik jam tangan kecilnya yang menunjukan pukul 20:45. Zia mendudukan dirinya di bawah pohon besar didekat kursi tersebut, Ya sekarang dia tengah berada di taman belakang rumahnya tempat yang indah itu sering digunakan untuk melakukan berbagai pesta keluarganya.Zia memandang ke arah langit yang dikerumuni oleh kerlipan bintang yang begitu ramai, tentu dengan tatapan khasnya tatapan yang membuat siapapun tak bisa mengartikannya."Ini sudah malam ..harusnya kamu tidur..!" suara bariton itu kembali membangunkan Zia dari lamunan nya bahkan pemilik suara itu pun ikut duduk disampingnya.Siapa lagi jika itu bukan Re
Reez memperhatikan Zia yang tampak fokus mengerjakan soal latihan yang diberikan gurunya. Reez yang selesai terlebih dahulu memilih untuk mengajarkan gadis itu bagaimana cara mengerjakannya, hanya dengan bantuan rumus dari Reez Zia akhirnya berhasil menyelesaikan latihannya dan tersenyum senang.Meskipun tak banyak membantu tapi cara yang dijelaskan Reez lebih mudah dipahaminya dan tentunya juga lebih sederhana dari yang lain.Dengan senyum senang Zia menatap Reez yang juga tampak memperhatikannya."Baru kali ini pelajaran matematika tidak terlalu sulit menurutku" ucapnya"Seperti menyelesaikan sebuah masalah, kau hanya perlu memilih cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalahmu. Masalah mu hanyalah karena kamu tidak berusaha mencari jalan yang lebih mudah, itu saja" ucap Reez dan menyerahkan buku latihannya kepada Zia"Bantu aku mengumpulkannya.."Zia mengambil
Zia menatap Reez yang tertidur nyenyak disofa ruang tamunya, sedangkan Zia memilih untuk menyajikan beberapa makanan yang sudah dipesannya secara online di meja ruang tamu Reez.Selesai menyiapkan makanan Zia memutuskan untuk menunggu Reez bangun karena tidak tega membangunkannya yang begitu pulas.Menghabiskan hari seperti itu ternyata tidak buruk juga, dia bebas menatap Reez seharian dan menghabiskan waktunya bersama pria itu.Zia tidak mau naif, bersama Reez selama itu tentu saja mengusik zona nyamannya, dia mulai terbiasa dengan kehadiran pria itu di hidupnya.Meskipun tak jarang beberapa pikiran buruk sering mengahantuinya tentang seberapa berbedanya mereka.Dengan perlahan Zia memberika sebuah kecupan di dahinya, Reez yang tertidur tampak tak terusik dengan kehadirannya, Zia memilih menatapnya dalam diam, dan terkadang membelai wajah pria itu karena tak dapat menahan rasa pen
Hari ini adalah hari pertama ujian pra UN di IHS yang menandakan waktu Zia dan Alexa disana semakin sedikit, tinggal sebentar lagi mereka akan lulus dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.Bahasa dan agama itu adalah pelajaran yang tergolong sangat mudah untuk Zia, bahkan diujian sebelumnya dia mendapatkan nilai sempurna di pelajaran bahasa. Zia tidak bodoh dia tergolong cukup pintar di banyak mata pelajaran kecuali fisika, matematika dan kimia itu adalah kelemahannya.Reez yang dari tadi memperhatikannya hanya bisa tersenyum simpul melihat fokusnya Zia ke soal yang ada didepannya, sedangkan disisi lain Alexa sudah terlihat mengumpulkan lembar jawabannya ke depan...."Zia gimana, dapat nggak..?" Fitra menepuk pelan pundak Zia"Lumayan, kamu gimana fit. ?"Zia membereskan alat ujiannya."Dapat juga
Dengan langkah gontai Zia memasuki mansion keluarganya diikuti oleh Alvian , menghabiskan waktu dengan Alvian tidak buruk juga ternyata, buktinya dia berhasil melupakan sejenak hal-hal buruk yang selalu bersarang di fikirannya.Dengan sikapnya yang terkadang kekanakan, dan dewasa disaat yang bersamaan seolah mampu menjadi setiap sosok yang Zia butuhkan, pria itu bisa menjadi seorang kakak dan teman sekaligus untuknya.Langkah gontainya disambut dengan senyuman lembut sang mama yang tampak menikmati tontonan favoritnya diruang tamu, dan jangan lupakan sosok Reez dengan tatapan membunuhnya yang duduk di sisi kursi lainnya."Kamu dari mana aja sayang? " Ucap Reina mengusap kepala Zia yang sedang menyalaminya"Tadi pulang sekolah Zia nemenin kak Al jalan-jalan dulu sebentar ma, soalnya kan dia udah lama ngga kesini" jelasnyaReina yang melihat sosok Alvian tersenyum ramah saat Alv