"kau yang selalu ku perhatikan ,yang mengunci hatiku dalam diam..hingga tanpa sadar waktu mengabadikan kamu dalam hatiku..sebagai seseorang yang aku cintai.."
#reez..
Flashback..
10 tahun yang lalu
Hari ini keluarga atmazya berkunjung ke kediaman Wijaya, dua orang lelaki dewasa yang duduk diruang tamu terlihat sibuk dengan percakapan tentang bisnis yang mereka geluti, berbeda dengan dua orang wanita yang sibuk membicarakan anaknya di teras belakang rumah
"Reez ayo sapalah Alexa dan Alenzia bukankah mereka cantik...." Reez mulai mendekati dua gadis kecil tersebut, Alexa mudah akrab dengannya dan langsung bercerita tentang banyak hal kepada Reez sedangkan Alenzia bersembunyi di balik lengan mamanya sambil terus memainkan boneka Teddy bear kecilnya.
Reez yang beranggapan Zia tidak menyukainya memilih mengajak Alexa bermain.
Mereka tampak asyik bermain di hamparan rumput yang terletak di taman belakang kediaman Wijaya sedangkan Alenzia dengan boneka kecil yang tidak pernah dilepasnya sedang sibuk memetik bunga yang bermekaran dengan indahnya disana

"Anakmu lucu sekali Rei.." ucap Andini bundanya Reez
"Ya dia terlihat lucu bukan, tapi dia sangat pendiam dia tidak mudah akur dengan orang lain, aku khawatir dia tidak akan memiliki teman nantinya .." jawab Reina
Setelah melihat Alenzia yang sibuk dengan bunga dan boneka kecilnya Reina dan Andini melihat kearah taman dimana Reez dengan Alexa bermain. Terlihat jelas kalau mereka sangat akrab.
"Zia kenapa tidak ikut bermain sama kak Alexa sayang.." Alenzia hanya menggelengkan kepalanya .
"kalau Zia ikut nanti Tante kasih coklat sama es krim gimana.? Tante punya banyak coklat lho" Andini pun ikut membujuk Alenzia .
saat mendengar coklat dan es krim tentu saja Alenzia langsung tertarik karena itu adalah makanan kesukaannya, reaksi Alenzia yang imut langsung mengundang gelak tawa dari kedua wanita tersebut, Reina dan Andini .
"bener Tante..?" Ucap Alenzia memastikan
"Iya sayang, sana ikutan main samaa kak Alexa dan kak Reez " jawab Andini lembut.
dan dengan tampang polos Alenzia langsung berjalan kearah Alexa dan Reez untuk ikutan bermain..
"kak...Zia mau ikutan main"
"Ayok dek, sini ikutan " ucap Alexa
Zia duduk di samping Alexa, dan mereka mulai sibuk kembali memnyusun puzle kecil mereka hingga membentuk sebuah rumah kecil.
Zia yang tak banyak bicara hanya ikut memasang puzzle demi puzzle sedangkan sang kakak tampak asyik berbicara dengan teman barunya.
Zia yang melihat rumah kecil yang berhasil diselesaikan nya tersenyum lebar melihat hasil kerjanya yang memuaskan. Alexa menghabiskan banyak waktu untuk bebicara dengan teman barunya sedangkan Alenzia yang fokus berhasil menyelesaikan puzzle mereka dengan cepat.
Setelah kepulangan keluarga Atmazya, Reez jadi sering merengek kepada bundanya untuk datang kekediaman atmazya.
Tapi itu hanya terpenuhi sehari sebelum keberangkatan keluarga Wijaya ke Singapura untuk menetap disana untuk mengelola bisnisnya.
Saat dikediaman Atmazya, Reez terus mencoba mendekati Alenzia karena saat itu Alexa sedang berada dirumah pamannya.
"Zia main sama kakak ya.."
saat ini mereka sedang berada di taman belakang rumah Zia, Zia hanya menatap Reez sebentar lalu tersenyum yang dibaalas langsung oleh senyuman manis Reez.
"Ada coklat tidak.."Zia menampilkan wajah penuh harapnya.
Zia memang sangat menyukai coklat tapi Mama dan papanya membatasinya untuk tidak terlalu banyak memakan yang manis manis..
"ada " Reez mengeluarkan coklat yang disembunyikannya dari tadi, wajah Zia langsung berbinar melihatnya.
"Yeeee...!! Makasih kakak " Zia kecil mencium sekilas pipi Reez, dan menawarinya untuk bermain namun bukannya bermain Zia dan Reez hanya duduk di atas rumput dengan Zia yang sibuk memakan coklatnya.
"Zia pelan-pelan lah kalau makan, mulutmu belepotan semua karena coklatnya.." ucap Reez yang mulai kesal karena Zia hanya sibuk memakan coklat tanpa mempedulikannya.
"kakak marah.. ? " mata Zia mulai berkaca- kaca karena merasa Reez memarahinya. Dan yah air matanya langsung lolos begitu saja.
"aku tidak marah..tapi..tapi..." Reez berusaha mencari jalan keluar karena gadis kecilnya mulai menangis, sebenarnya Reez tidak marah hanya saja dirinya kesal karena diacuhkan begitu saja oleh Zia, sementara itu adalah pertemuan terakhir mereka.
"Nih... ambil lagi, kakak nggak iklas ngasih Zia coklatnya..hiks..hikks.." Zia langsung memberikan coklatnya yang masih tinggal sebagian kepada Reez dan Zia langsung memasuki rumahnya sambil menangis
.
"Kamu kenapa sayang.." Reina melihat Zia yang menangis dengan mulut belepotan coklat..
"hikss hikss kak Reez marah ma.." adunya.
"Zia kakak nggak marahin Zia...sekarang diam ya, jangan nangis lagi.." Reez mulai berjalan ke arah Zia yang sudah ada dipangkuan Reina.
Reez mengusap lembut kepala Zia sampai gadis kecil itu diam dan tertidur diperlukan Reina.
Reina dan Andini hanya bisa tersenyum dengan kelakuan kedua anaknya. Namun tak lama setelah itu Alexa pulang dan langsung mengajak Reez bermain dan membantunya menyusun puzzzle yang baru dibelikan mamanya.
"Reez senang berteman dengan Alexa yang pintar, namun bersama Alexa membuatnya merasa bersama dengan bayangan nya,, karena mereka sama. Berbeda dengan Alenzia yang kehadirannya selalu berhasil mengusik rasa penasaranannya"
Menjelang pulang Reez diberikan kesempatan untuk menghampiri Zia yang tertidur pulas dikamarnya yang didekorasi sedemikian rupa.
Melihat Zia yang tidur dengan lelap membuat Reez tersenyum sejenak, meskipun dia masih tergolong kecil tapi dia mengetahui perasaannya, entah kenapa dia merasa sangat yakin kalau suatu hari dia akan sangat merindukan Zia.
Reez mendekati Zia dan kencium dahinya lembut takut mengusik tidur gadis itu, lalu Reez mengeluarkan dua bungkus coklat kesukaan Zia dan meletakannya ditangan Zia dengan hati-hati.
Saaat hendak meninggalkan kamar Zia, Reez menoleh untuk melihat Zia kembali, seolah merekam wajahnya untuk nanti selalu diingatnya. Seolah tak puas Reez mendekat dan memeluk Zia sembari menanamkan ciuman ciuman kecil di dahinya. Sebelum mereka berpisah untuk waktu yang lama.
Sekembalinya Reez dari kamar Zia dia kembali berpamitan kepada Alexa yang tampak sedih akan kepergiannya yang hanya dia balas dengan senyuman menenangkan.
Dengan wajah murung Reez dan kedua orangtuanya meninggalkan kediaman Atmazya dan Indonesia di hari itu juga.
"aku hanya ingin memunggungi waktu agar jika suatu saat waktu menyakitiku aku tidak akan merasakan rasa sakit itu"Dengan langkah malas Zia memasuki kelasnya sambil berjalan menuju kursi kesayangannya dipojok ruangan.Didepannya sudah terlihat Fitra yang sibuk membaca novelnya, Fitra adalah satu satunya sahabat yang dekat dan paling tahan akan sifat tertutup zia, tapi setelah lama bersahabat Zia mulai terbuka pada Fitra .Sedangkan Alexa sedang sibuk dengan teman temannya didepan kelas bercerita tentang olimpiade olimpiade yang mereka ikuti, karena teman Alexa rata rata adalah kalangan kutu buku dan bintang kelas."Zia kok Lo kayak orang depresi gitu sih..?" Fitra memutar kursinya ke arah meja Zia saat melihat temann
"percayalah tidak ada awal yang tak berakhir,setidaknya aku akan membuat awal yang ku mulai memiliki akhir seperti yang ku inginkan"Zia melangkahkan kakinya tepat pukul 18:45. Dengan langkah pelan Zia memasuki rumahnya dari tangga terlihat keluarganya sedang makan malam."Zia kamu darimana, kenapa baru pulang sekarang sayang,??" Ucap mamanya"Zia dari rumah Fitra ma..Zia kekamar dulu mau mandi ma""Nanti malam keruangan papa,ada yang mau papa bicarakan sama kamu" suara tegas atmazya terdengar menggema di ruang makan.Zia menarik nafasnya dalam dan
Jangan lupa love and komen❤️Hari Minggu adalah hari dimana kebanyakan orang menghabiskan banyak waktunya bersama dengan keluarga nya. Namun tampak berbeda dengan keluarga Atmazya yang bahkan selalu sibuk di hari libur sekalipun.Perkembangan bisnis mereka mengikuti trend dikalangan masyarakat yang selalu menginginkan inovasi di berbagai bidang. Dan tentunya properti menjadi bagian yang paling diperhatikan.Banyaknya inovasi yang dilakukan perusahaan membuat Atmazya Corp menjadi sangat diminati oleh kalangan masyarakat.Salah satunya adalah pembangunan perumahan di kawasan real estate dengan falisitas fantastis, tentu saja dengan harga yang tidak murah menantang komunitas Borjuis untuk merogoh kocek yang tidak sedikit untuk sebuah hunian mewah yang disediakan Atmazya Corp.Berbeda dengan Papa, Mama,, dan kakaknya Alexa yang menghabiskan waktu liburnya
#khusus part nya Alexa ya, jangan lupa like dan komen❤️Alexa mengambil langkah panjang menuju ke ferary putih kesayangannya, dia baru saja mengikuti rapat dewan redaksi di atmazya corp(perusahaan keluarganya).setelah pamit kepada papanya dia memutuskan untuk pulang lebih dulu karena papanya (Atma) masih harus melakukan makan malam dengan kolega bisnisnya.Tanpa disadari sebuah mobil mewah dengan merk ternama Ferrari mengikutinya dari belakang.Dengan kecepatan tinggi mobil tersebut menyalib mobil nya, Untung saja Alexa mengerem dengan cepat kalau tidak bisa dipastikan body Ferrari kesayangannya tidak akan selamat.Dia tau pemilik mobil sport didepannya bukanlah orang sembarangan karena tidak mungkin pemilik mobil jenis itu orang dari kelas rendahan.Hingga dilihatnya seorang pemuda tinggi keluar
Jangan lupa like dan komen ya ❤️Zia melangkahkan kakinya menuju kursi putih bersih yang terletak beberapa langkah darinya sembari melirik jam tangan kecilnya yang menunjukan pukul 20:45. Zia mendudukan dirinya di bawah pohon besar didekat kursi tersebut, Ya sekarang dia tengah berada di taman belakang rumahnya tempat yang indah itu sering digunakan untuk melakukan berbagai pesta keluarganya.Zia memandang ke arah langit yang dikerumuni oleh kerlipan bintang yang begitu ramai, tentu dengan tatapan khasnya tatapan yang membuat siapapun tak bisa mengartikannya."Ini sudah malam ..harusnya kamu tidur..!" suara bariton itu kembali membangunkan Zia dari lamunan nya bahkan pemilik suara itu pun ikut duduk disampingnya.Siapa lagi jika itu bukan Re
Reez memperhatikan Zia yang tampak fokus mengerjakan soal latihan yang diberikan gurunya. Reez yang selesai terlebih dahulu memilih untuk mengajarkan gadis itu bagaimana cara mengerjakannya, hanya dengan bantuan rumus dari Reez Zia akhirnya berhasil menyelesaikan latihannya dan tersenyum senang.Meskipun tak banyak membantu tapi cara yang dijelaskan Reez lebih mudah dipahaminya dan tentunya juga lebih sederhana dari yang lain.Dengan senyum senang Zia menatap Reez yang juga tampak memperhatikannya."Baru kali ini pelajaran matematika tidak terlalu sulit menurutku" ucapnya"Seperti menyelesaikan sebuah masalah, kau hanya perlu memilih cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalahmu. Masalah mu hanyalah karena kamu tidak berusaha mencari jalan yang lebih mudah, itu saja" ucap Reez dan menyerahkan buku latihannya kepada Zia"Bantu aku mengumpulkannya.."Zia mengambil
Zia menatap Reez yang tertidur nyenyak disofa ruang tamunya, sedangkan Zia memilih untuk menyajikan beberapa makanan yang sudah dipesannya secara online di meja ruang tamu Reez.Selesai menyiapkan makanan Zia memutuskan untuk menunggu Reez bangun karena tidak tega membangunkannya yang begitu pulas.Menghabiskan hari seperti itu ternyata tidak buruk juga, dia bebas menatap Reez seharian dan menghabiskan waktunya bersama pria itu.Zia tidak mau naif, bersama Reez selama itu tentu saja mengusik zona nyamannya, dia mulai terbiasa dengan kehadiran pria itu di hidupnya.Meskipun tak jarang beberapa pikiran buruk sering mengahantuinya tentang seberapa berbedanya mereka.Dengan perlahan Zia memberika sebuah kecupan di dahinya, Reez yang tertidur tampak tak terusik dengan kehadirannya, Zia memilih menatapnya dalam diam, dan terkadang membelai wajah pria itu karena tak dapat menahan rasa pen
Hari ini adalah hari pertama ujian pra UN di IHS yang menandakan waktu Zia dan Alexa disana semakin sedikit, tinggal sebentar lagi mereka akan lulus dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.Bahasa dan agama itu adalah pelajaran yang tergolong sangat mudah untuk Zia, bahkan diujian sebelumnya dia mendapatkan nilai sempurna di pelajaran bahasa. Zia tidak bodoh dia tergolong cukup pintar di banyak mata pelajaran kecuali fisika, matematika dan kimia itu adalah kelemahannya.Reez yang dari tadi memperhatikannya hanya bisa tersenyum simpul melihat fokusnya Zia ke soal yang ada didepannya, sedangkan disisi lain Alexa sudah terlihat mengumpulkan lembar jawabannya ke depan...."Zia gimana, dapat nggak..?" Fitra menepuk pelan pundak Zia"Lumayan, kamu gimana fit. ?"Zia membereskan alat ujiannya."Dapat juga