"Apa kamu baik-baik saja Mega.""Ya aku baik-baik saja. Aku hanya lelah saja gitu." Kata Mega"Kalau ada apa-apa kamu bilang ya sama aku jangan sungkan. Kamu itu udah aku anggap calon masa depan ku eh maksudnya calon adik aku eh bukan maksudnya gini aku udah anggap kamu adik aku." Mega tertawaJarang loh Mega tertawa dan yeah Rama bisa membuat Mega tertawa. "Lucu loh kamu sekarang jadi sering melawak jika bersama aku.""Biar kamu ketawa dan beban dalam diri kamu hilang. Sudah lama tidak membuat kamu tertawa.""Aku kamu nih sekarang sama aku.""Heem ya begitulah gampang aku kamu gak sih kalau lagi ngobrol gini. Berasa dekat banget hubungan kita selain persahabatan." Mega mengangguk lalu merangkul tangannya di lengan Rama. Rama tersentak lalu menatap ke arah Mega. "Lihat laki-laki di sana. Dia suami aku dan aku minta tolong sama kamu buat dia cemburu." Mata Rama mengarah ke arah Elardo dan Liana. Ada orang yang cemburu nih, wah senang sekali meledek seorang Mega. "Cemburu ya melihat
Mia masuk ke dalam kamar adiknya lalu lihat adiknya sedang bermain handphone di tepi ranjang. "Dek ada suami kamu di ruang tamu." Mega mendongak"Kok bisa kamu suruh masuk kak. Harusnya kamu usir aja dia dari rumah ini. Aku lagi gak mood ketemu dia.""Ya masa aku tega mengusir adik ipar sendiri. Kalau ada apa-apa bicarakan baik-baik jangan gitu. Dia lagi sama Selvia kamu gak takut suami kamu di goda benalu seperti Selvia.""Gak mungkin tergoda sama Selvia dia kak. Aku gak mau ketemu dia maunya rebahan di sini aja.""Dek jangan gitu lah kasihan jauh-jauh ke sini mau ketemu sama kamu. Temui dia dulu aja nanti kamu ngomong ke dia biar dia pulang gitu." Pada akhirnya Mega menurut lalu keluar dari kamar bersama Mia.Mia hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya. Tidak berubah juga, jadi penasaran dengan hubungan mereka berdua ada kemajuan atau masih jalan di tempat. Mega berjalan duluan dari Mia yang di belakangnya. Mega menatap ke arah laki-laki di ruang tamu sedang bercengkra
"Oh ternyata begini perilaku kalian bertiga terhadap adik sendiri. Selvia memang bukan adik kandung kalian tapi hargai dia. Dia sudah menjadi adik kalian karena kedua orang tua kalian sudah menjadikan anak mereka. Apa mungkin karena kedatangan Selvia yang tiba-tiba membuat kalian takut. Takut jika kedua orang tua kalian lebih sayang dengan Selvia Daru pada kalian. Aku kecewa dengan kalian terutama kamu Mega. Kamu panutan buat banyak orang tapi apa yang aku ketahui sekarang. Bukan panutan lagi tapi iblis terkejut yang pernah aku temui. Maxime kamu paling tua di sini tapi kamu diam saja tidak melerai kekejaman kedua adik kamu. Kamu juga Mia, kalian benar-benar mengerikan." Bentak Elardo ke mereka bertiga. Maxime ingin menyahut tapi Elardo lebih dulu mengangkat tangan kanannya. Sorot ke arah Maxime begitu tajam agar tidak menyahut apa yang iya katakan atau yang iya jelaskan ke mereka. "Bela terus dia! dia hanya benalu di keluarga aku. Kamu tidak tahu fakta yang sebenarnya. Dia benalu da
Mega berjalan ke arah ruang makan lalu melihat kedatangan kedua sepupunya. Mereka cipika-cipiki terlebih dahulu lalu duduk di kursi. Kedatangan mereka begitu mengejutkan untuk Mega. Tidak ada kabar apapun dari Mega terus mereka berdua datang ke rumah orang tuanya. "Sudah lama tidak berjumpa ya cantik.""Gue sibuk dan lo tahu gue jarang berkomunikasi sama siapapun kecuali orang terdekat gue. Lo sombong sama gue semenjak kerja di Bandung." Ujar Mega"Bukan sombong tapi ya gue membatasi diri juga. Kesibukan gue membuat gue jarang mengabari lo atau pun kedua Kakak lo." Sahutnya"Terus kedatangan lo ke sini mau apa." "Hanya ingin bertemu kalian saja. Masih sama perilaku kalian ke Selvia." Mega menganggukSemua orang datang lalu duduk di kursi yang masih kosong. Kedua sepupunya terkejut melihat keberadaan putra pertama Gabriell berada di sini bersama mereka semua. "Suami lo datar amat ga.""Kalian terlalu asing untuknya dan kalian belum saling mengenal." Kata Mega"Hai brother perkenalka
"Sayang nanti aku pulang telat ke rumah." Ucap Elardo di telfon bersama sang istri. Lo gak pulang aja gue udah bahagia banget. "Terserah lo mau pulang atau gak bukan urusan gue. Lagian gue juga menginap di rumah ortu gue lagi." Sahut Mega ogah-ogahan"Lo?"Anjing keceplosan segala lagi. "Maksud aku ya terserah kamu mau gak pulang atau tidak. Lagian aku menginap lagi di rumah Papah sama Mamah selagi mereka di luar negeri." "Sayang jangan buat adik kamu tersakiti lagi ya. Aku kasihan sama Selvia loh dia tertekan karena ulah kamu sama yang lainnya juga. Aku yakin hidup dia tidak akan tenang di rumah itu jika perlakuan kalian bertiga keterlaluan. Kamu bayangkan kedua orang tua kamu kecewa dengan kamu dan kedua Kakak kamu. Mereka menitipkan Selvia ke kalian tapi kalian memperlakukan Selvia bruk bahkan sampai melukai fisiknya. Sungguh menyakitkan bukan jika kamu berada di sisi Selvia dengan baik pasti Selvia akan baik-baik saja. Jangan bilang Selvia benalu lagi. Selvia beruntung punya k
"Kamu harus coba makanan punya aku juga nih." Mega mengangguk lalu mencoba makanan milik Rama lalu tersenyum sambil mengarahkan kedua jempol tangannya. "Enak banget tahu kita harus datang ke sini lagi lain waktu. Hari ini kamu traktir aku dan next aku yang bakal traktir kamu." Mereka melanjutkan makan malam lagi sampai makanan yang mereka pesan sudah habis tidak tersisa sedikit pun. Maklumi saja mereka berdua sama-sama sedang di fase lapar pakai banget. Tidak lebay tapi memang fakta mereka sedang lapar. Lalu keduanya pulang ke rumah masing-masing sebelum pulang ke rumah Rama lebih dulu mengantarkan Mega pulang. Tanpa mereka sadari ada Elardo mengikuti mobilnya dari belakang. Mengawasi gerak-gerik mereka yang terlihat sangat dekat seperti pasangan suami istri. Dirinya yang menjadi suami Mega bukan si Rama sialan itu. 30 menit kemudian mobil Rama berhenti di depan rumah orang tua Mega. Mega mengucapkan terima kasih ke Rama lalu pamit. Mobil Rama melaju meninggalkan halaman rumah oran
Semua sudah hadir di acara pesta milik Gavin dan Elsa Hanya satu yang belum hadir yaitu Mega. Gavin mengundang semua rekan kerjanya sekaligus Elardo dan rekan kerjanya. Mereka datang ke sebuah restoran mewah di kawasan Jakarta dekat rumah sakit tempat mereka bekerja. Gavin menelepon Mega tapi belum di angkat. Apakah Mega lupa jika hari ini dirinya di undang ke pesta. Teleponnya tersambung juga lalu Gavin mendengar suara santai temannya yang belum datang."Maaf ya gue telat datang karena kerjaan banget. Malam ini aja seharusnya gue gak pulang karena mau lembur. Khusus datang ke acara lo gue kebut kerja." Ucap Mega dari sana "Lo itu ya selalu begitu. Padahal gue udah bilang kemarin kalau lo harus datang. Tinggal lo yang belum hadir sedangkan yang lain sudah ada di sini. Bahkan suami lo udah di sini." Mega terkekeh"Hahaha tenang saja gue bakal datang kok. Kalau gue gak datang nanti lo marah-marah dan nggak mau ngomong sama gue." Gavin mendengus"Apa harus gue jemput lo dulu baru lo ma
Liana mendatangi Mega di cafe tercekat. Mereka ingin bertemu lebih tepatnya Liana yang ingin bertemu dengan Mega. Mega datang karena tidak mau di anggap pengecut oleh Liana. Lihat sekarang mereka saling menatap sinis. Sudah ada kesopanan Liana ke Mega. Liana tidak suka dengan kehadiran Mega di hidup Elardo. "Apa yang membuat anda ingin bertemu saya.""Aku ingin kamu menceraikan Elardo. Elardo pantas buat aku bukan kamu. Harusnya aku yang menjadi istri Elardo bukan kamu. Kenapa kamu menjadi istri Elardo? pasti kamu melakukan pelet ke Elardo. Elardo tipikal laki-laki yang sulit tertarik dengan perempuan apa lagi modelan seperti kamu. Aku peringatkan kamu agar jangan terlalu dekat dengan Elardo. Aku akan mendekatkan diri aku untuknya. Dalam artian aku akan merebut Elardo dari kamu." Mega tersenyum kecut"Saya tidak pernah melakukan pelet ke El. Ep mencintai saya dan El melamar saya. Tidak ada yang salah bukan. Keinginan hubungan dekat El yang mengajukan bukan saya. Saya tidak akan pernah