Insley tidak pernah menyangka bahwa ia akan kehilangan teman kecilnya tersebut.
Duduk tersimpuh sendirian ditengah hutan. Sembari memandangi tumpukan batu di atas kuburan Anyt. Insley memang menyesali hal ini.
"Aku tau ini berat. Tapi aku akan selalu di sisimu. Sampai kapanpun."
Mendapati Dyn yang mendekat. Insley lantas mengusap air mata dengan kasar. Kedatangan Dyn membuat Insley tidak bisa bersikap lemah. Memaksakan tersenyum. Karena segalanya belum berakhir.
Insley masih harus membenahi tatanan kerajaan ini bersama dengan Putri Alice. Sistem kerajaan yang terbentuk masih kurang kokoh dan makin condong pada kaum terkuat. Sayangnya rencana seperti ini tidak pernah dipercayai oleh Anyt hingga temannya itu memilih membenci dan mencari jalan lain. Untuk membalik sistem.
"Kita seharusnya tidak menyia-nyiakan waktu. Seseorang bergerak lebih cepat."
Insley dan Dyn menemui Alice di taman pinggir kolam. Dalam kondisi yang cukup mengenaskan, banyak luka yang tercipta di berbagai sudut."Apa yang terjadi?""Ada segerombolan serigala yang menghadang kita saat melakukan pemakaman pada temanku, Anyt. Aku menemukan sesuatu darinya." Ujar Insley.Alice yang semula membelakangi keduanya, lantas berbalik. Mencoba untuk mendengarkan lebih jelas."Itu adalah daun hemlock. Tanaman berbunga yang sangat beracun. Hemlock atau conium itu sebenarnya tumbuh di hutan LeRay." Lanjut Insley lagi."Kau sudah melakukan penyelidikan terkait tanaman itu?" Alice bertanya."Belum sempat. Tapi Pangeran Herly yang melakukan pemeriksaan terkait tabib dan penyakit Raja, pada akhirnya aku menyuruhnya untuk sekalian memeriksa tanaman itu.""Tunggu-tunggu," Alice mengangkat lengannya, "tadi kau bilang Herly?""Iya, maaf aku tidak menunggu keputusan Putri. Tapi kondisi terbalik secara mendadak. Satu-sat
Berita kematian Raja telah tersebar seluruh penjuru Mercia. Bahkan kerajaan Northumbria mendapatkan kabar sehari setelah Raja meninggal.Sedikit demi sedikit rumor beredar luas. Kekuatiran para penghuni istana juga merembet terkait dengan waktu pernikahan Alice dan Charlotte yang belum lama.Ada banyak perdebatan diantara menteri tentang peralihan kekuasaan yang belum dilangsungkan. Mereka menuntut untuk segera menunjuk Herly naik tahta atau perlombaan dilangsungkan jika terdapat pesaing. Sekalipun makam Raja baru saja ditutup kemarin.Jika tahta kosong dalam waktu yang lama. Dikawatirkan akan terjadi kudeta dan penyerangan dari kerajaan musuh."Raja Charlotte telah memberikan surat pengajuan kepada menteri Ritus kemarin. Totalnya ada dua, milik pangeran Charlotte sendiri dan salah satu rakyat. Namanya Araujo, dia dari keturunan mentri perpajakan." Ujar Dyn.Dengan t
Alice terkejut. Ia kembali duduk ke posisinya semula. Mendengar suara derap langkah yang mendekat hingga berhenti di depannya. Alice masih diam. Sedangkan Charlotte memandang kursi didepan Alice yang tidak rapi."Ada seseorang yang bertamu tadi? Siapa?""Kau tidak perlu memperhatikan hal 'sekecil' itu. Bukankah hasil penyelidikanmu lebih penting?"Charlotte tertawa samar. Kemudian duduk tepat didepan Alice. "Bukan sesuatu yang janggal memperhatikan istri sendiri bukan?" Hal itu lantas membuat Alice berdecak. Charlotte berujar lagi, "sepertinya kau masih kesal dengan tindakanku mengambil alih perintah secepat itu. Atau kau ingin tau, 'barang' berharga apa yang kutemukan?""Aku yakin bukan itu yang ingin kau ucapkan." Seakan benteng tercipta jelas. Alice sungguh tidak sudi bersinggungan dalam jangka panjang."Kau terlalu cepat menilaiku buruk. Kau yang tidak lagi memiliki mata itu, membuat reputasimu miring didepan semua penghuni kerajaan. Mereka sed
Sungguh. Alice tidak akan pernah berbaring satu ranjang dengan Charlotte walau sedetikpun! Bahkan dalam benaknya sendiri. Alice rela duduk sepanjang malam di kursi tanpa tidur hingga fajar tiba.Beruntungnya, kepekaan masih melekat dalam diri Charlotte. Tepat pukul satu dini hari Charlotte pergi dari kediaman Alice. Mengurus kegiatan yang lebih penting disaat semua orang terlelap nyenyak.Dan sekarang. Alice berdiri diambang pintu perpustakaan Raja. Bersama satu pelayanannya yang mendampingi. Menunggu dengan cermat penjaga perpustakaan angkat bicara."Maaf, tuan Putri. Meskipun tuan Putri sudah mendapatkan izin ke perpustakaan Raja, tetap saja. Tuan Putri tidak bisa membawa orang lain yang tidak layak masuk." Ujar penjaga tersebut, kemudian melipat kembali kertas yang ia baca beberapa saat yang lalu. Kemudian dimasukkan ke amplop panjang.Tekanan nada dari pria kurus berpakaian wol biru rapi tampak mengusik."Kalau Herly m
"Buku itu belum selesai dirangkum oleh Gilmer di kantor catatan, sebelum akhirnya dipasang di sini. Tidak boleh ada yang menyalin buku tersebut."Seluruh informasi yang disalin menjadi buku. Kantor catatan akan otomatis memilah dan merangkum buku tersebut bersama informan dan mencari kejelasan dari berbagai informasi yang tersedia. Sekaligus memberikan ketetapan atas pembaca buku tersebut yang bukanlah orang sembarangan.Penyalinan buku dalam jumlah ganda hanya akan memberikan pemikiran-pemikiran yang salah untuk pembaca yang tidak seharusnya. Itu sebabnya tidak ada yang boleh tau rahasia cahaya biru laut.Itu berarti Gilmer menjadi salah satu orang yang tau betul mengenai cahaya biru laut dan sejenisnya."Saya harap, putri Alice tidak berusaha mencari tau perkembangan cahaya biru laut.""Kenapa tidak? Tentu aku harus tau, karena aku masih punya hak atas apapun di istana ini.""Tidak untuk masalah ini. Informasi ini hanya akan diberikan pada
Ada pertengkaran dari kedua belah pihak terkait waktu yang berjalan detik itu juga. Tetapi seolah tidak ada yang peduli atau karena tidak berani, semua orang yang dilewati ke dua pemuda yang tengah berdebat tersebut tidak ada yang melerai."Ini konyol! Bagaimana bisa pangeran Herly memilih membentuk pemerintahan sendiri?" Tampak frustasi dengan mengusap rambut bergelombangnya secara berulang. Sam mendesis ke arah Ursula yang masih berjalan tergesa. Hampir tidak memperdulikan temannya tersebut berbicara."Pelankan suaramu!" Ursula memperingati."Tapi ini mustahil. Membentuk pemerintahan sendiri. Itu berarti kita memerlukan banyak pengikut! Oh,jangan lupakan dana yang kita butuhkan untuk membentuk kerajaan baru!"Ursula memutar bola mata jengah begitu melihat wajah kekanakan milik Sam. Seolah tengah merajuk dengan menautkan kedua lengan di dada."Mustahil atau mungkin? Kau jelas tau, dengan reputasi dan kehormatan seorang pangeran tidak bisa ma
Sam sedikit terkekeh. Melirik wajah lancip yang terbingkai rambut cokelat yang tampak kaku didepannya. Bola mata biru yang sama dengan miliknya tersebut tidak pernah ragu dengan ucapannya. Hingga mata Sam berhenti tepat pada ikat kepala berwarna hitam dengan gambar mawar separuh tanpa warna dibagian tengah. Ikat kepala yang sama dengan yang ia kenakan. Itu pemberian Herly. Mereka bertiga adalah sahabat. Meski terkadang Herly terlalu sering sombong."Rupanya kau ini yang sedang buta. Kau tau sendiri Ratu Alice tidak lagi memiliki matanya yang hebat. Kupikir, tanpa matanya itu sikapnya yang garang tidak akan menakutkan." Sam terlalu santai saat mengucapkan itu.Hingga bunyi ketukan keras dan rintihan terdengar lebih dramatis. Ursula kembali memukul kepala Sam geram."Kenapa kau melakukan itu lagi?" Ia tidak terima sembari menunjuk ke arah Ursula setengah tidak percaya."Untuk membungkam mulutmu yang berisik seperti macan kawin!""Hoho, ho. Kau menyam
Ada keraguan yang menjalar hebat ke seluruh nadi. Jika hemlock tersebut dilenyapkan maka satu-satunya barang bukti untuk menyingkirkan kekuasaan Raja Charlotte juga akan hilang. Alice rasa itu menjadi options paling tepat dari pada bukti tersebut malah mengarah pada orang yang salah."Aku akan melakukan apapun! Dengan kekuasaan penuh yang akan kau berikan." Dyn merunduk dengan harap. Ia tidak bisa membiarkan nyawa Insley melayang sia-sia.Sembari menegakkan bahu, "lakukan secepat mungkin. Keputusan sidang akan dikeluarkan besok pagi."Seolah wajah datarnya meninggalkan bekas. Dyn meminta undur diri dari kediaman Alice.Sedangkan dalam kesendirian, Alice memangil salah satu pelayan yang menjaga pintu untuk masuk."Panggilkan Sam dan Ursula untuk menemuiku sekarang!"Sedangkan di sisi lain. Dyn menapakkan kaki dengan tegas menyusuri lorong istana.