Share

15. Hot and Sexy

"Sudah mulai putus asa?"

Bianca langsung memalingkan wajah mendapat pertanyaan seperti itu. Kendati yang dikatakan Ravindra benar, tetapi dirinya masih enggan mengakuinya. Bianca merasa malu karena sudah menjilat ludah sendiri.

Namun, keadaan sungguh mendesaknya sekarang. Ia membutuhkan uang dengan cepat.

Ravindra menenggelamkan kedua tangannya pada saku celana dengan pandangan menyorot ke lantai bawah.

"Apa ada sesuatu yang mendesak?"

Ravindra melirik Bianca dengan sudut mata, mencoba meneliti ekspresi wajah wanita cantik di sebelahnya. Tanpa sadar kedua sudut bibirnya tertarik, membentuk satu senyum tipis. Ravindra selalu senang saat dirinya bisa sedekat ini dengan Bianca.

Wanita itu jauh lebih sexy dan cantik setelah tidak ia temui beberapa hari.

"Jangan sungkan untuk bilang. Tawaranku masih sama," ujar Ravindra. Seakan menegaskan kalau dirinya masih menginginkan Bianca.

Bianca memainkan lidah di dala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status