Home / Fantasi / You're My Mirror / Chapter 7 - Bohay si Biang Keladi

Share

Chapter 7 - Bohay si Biang Keladi

Author: sirahshe_
last update Last Updated: 2021-09-15 22:26:35

Di dalam kamar Rose merasa kecewa, karena pangerannya tidak mengijinkan ia bertemu mama, Rose pikir mama yang disebut Bara ada mamanya sehingga ia begitu antusias ingin bertemu.

"Aku merindukan Mama, mengapa Pangeran tidak memperbolehkanku untuk bertemu? Jika aku memaksa, sama saja aku melanggar perintah dari Pangeran, aku tidak ingin melakukan itu," lirihnya, ada satu tetes air mata yang jatuh dari matanya. Rose masih saja menganggap Bara sebagai pangeran putra mahkota. 

"Baiklah, mungkin belum waktunya." Rose menghapus jejak air mata itu dan mencoba memahami serta menghibur diri. Ia melirik ke belakang melihat kunci yang tergelatak di sana.

Bibirnya kembali tersenyum, penuh semangat tangannya meraih kunci itu, menatapnya sebentar dengan binar, setidaknya ada sesuatu yang membuat kesepiannya hilang. 

"Mari kita bebaskan Paman Tikus!" 

***

Berjalan sambil terus berpikir mengenai kejadian hari ini dan Rose, ingatannya terus dibawa untuk mencari mantra--yang katanya ia ucapkan.

"Mantra apa, ya?" gumamnya bertanya pada diri sendiri.

Bella yang berdiri di depan pintu kamarnya terus memperhatikan anaknya yang berjalan dengan tatapan kosong. Benar saja, sampai-sampai anak kesayangannya yang tampan itu, melewatinya tanpa menoleh sedikitpun.

Bella menggeleng, lalu memanggil Bara. "Gantengnya Mama!" Tidak ada sahutan bahkan respon untuk berhenti pun tidak.

"Kesambet apa, tuh, anak," monolognya. "Bara Pangeran Adhinatha!" panggil Bella sekali lagi.

Barulah saat itu ia mendengar seseorang memanggil nama lengkapnya, Bara berhenti di ambang pintu. Mencari keberadaan orang yang memanggilnya ke samping kanan dan kiri, namun tidak ditemui, dirinya seperti orang linglung menggaruk-garuk kepalanya tanpa sadar.

"Mama di belakang kamu, Ganteng."

"Astaghfirullahalazim!" Bara terjingkat kaget mendapati Bella sudah berdiri tepat di belakangnya dengan kedua tangan yang bertengger di atas pinggang.

Ia meremas dadanya yang berdebar kencang. "Mama ngagetin aja," keluhnya.

"Ngagetin gimana? Mama, kan, udah manggil kamu dari tadi," sahut Bella tak terima.

Bara meringis, gadis itu benar-benar membuatnya tidak berkonsentrasi.

"Bar!" Kini sebuah tepukan berat mendarat di bahunya.

"Aaaa!" Lagi, Bara kembali terjingkat, terkejut melihat sosok makhluk besar yang menepuk pundaknya, tak tanggung ia bersembunyi di belakang sang mama yang sempat kaget mendengar teriakannya.

"Lebay banget, sih," sinis Bohay tidak terima karena Bara melihatnya seakan melihat hantu.

"Iya, nih, anak dari tadi aneh." Bella ikut mencibir Bara seraya meliriknya sekilas.

"Astaghfirullah." Entah sudah berapa kali ia beristighfar hari ini, tangannya kembali meremas dadanya yang berdetak di luar batas normal. 

Gara-gara gadis itu gue jadi parnoan! umpat Bara dalam hati menyalahkan Rose sebagai penyebab semua ini.

"Aaaaaakh!" 

Bisma yang tengah beristirahat sambil menikmati kopi bersama tiga orang yang membantu keluarganya pindahan rumah, tersentak sangat kaget. Sampai-sampai Bisma yang tengah menyeruput kopinya tersedak hingga terbatuk-batuk. Bukan hanya itu, burung-burung yang berada di pepohonan dalam hutan yang terletak di samping kiri rumah bara, serentak kelimpungan. 

Suara pekikan membahana itu ternyata milik Bara. Ia merutuki kebodohannya karena tidak fokus mengangkat meja sehingga jempol kakinya yang tidak dilindungi apapun baik sepatu maupun kaos kaki tertiban kaki meja, sedikit mengeluarkan darah sampai membengkak.

Buru-buru Bella dan Rico memapah Bara menuju pinggir kasur milik Bella, dan mendudukkan Bara di sana. Setelah itu Bella langsung berjalan mendekati nakas untuk mengambil kotak P3K.

"Allahuakbar, Ganteeeng! Apa, sih, yang kamu pikirin? Sampe nggak fokus gini." Bella meringis melihat luka di jempol Bara, ia tidak habis pikir dengan anaknya itu, hanya disuruh angkat sedikit beban sudah seceroboh ini.

"Iya, nih, si Bar Bar, pantesan aja cintanya ditolak terus sama cewek," timpal Rico ikut menyalahkan Bara.

"Cewek?" Bella membeo, tangannya yang tengah mengangkat kaki Bara untuk diobati dibiarkan melayang. "Cewek siapa?" tanya Bella penasaran.

Sempurna sudah penderitaannya hari ini. Pindah rumah dan menempati kamar menyeramkan, menemukan cermin lalu keluar gadis ajaib yang misterius, ditambah gadis itu menyebutnya sebagai penolong yang telah mengucapkan mantra sehingga ia bisa bebas dari cermin, memikirkan banyak hal yang belum ditanyakan mengenai gadis itu hingga ia paranoid, dan berakhir dengan kakinya yang tertiban meja. Tidak berhenti sampai di situ, si Bohay hampir menyebut nama Lily.

Hampir, tapi Bara tahu, mamanya yang notabene tidak menyukai Lily dan sudah tahu bahwa anaknya itu sangat menyukai Lily, pasti akan mudah menebak siapa 'cewek' yang dimaksud Rico.

"Maksudnya Lily?"

Terbukti! Baru saja Bara berpikir tentang hal itu. Dan dari nada bicara mamanya sudah jelas terselip ketidaksukaan di sana.

Mata Bella mendelik kesal, sudah dari jauh-jauh hari ia melarang Bara untuk tidak mendekati Lily lagi, tapi ternyata anaknya itu tidak bisa dilarang. Dengan sisa kekesalannya ia melempar kaki kanan Bara begitu saja, tanpa peduli bagaimana rasa sakitnya.

"Aaaaaakh!" Bara merasakan nyeri yang begitu hebat di jempolnya, ia sampai mengorbankan bahu Rico untuk digigitnya sebab saking sakitnya.

"Aduuuh! Gila, lo, Bar!" Rico ikut memekik protes akibat merasakan sakit di bahunya.

Dalam hati di tengah rasa sakitnya, Bara merasa senang, dengan begitu impas, bukan? Ia hampir terkena marah, dan sebagai gantinya Rico juga mendapatkan rasa sakit sebagai imbalan untuk lidahnya yang begitu lentur hingga tidak bisa menjaga ucapannya sendiri.

Tersadar, Bella terbelalak bersama rasa bersalah. Ia lupa jika kaki anaknya itu tengah terluka, gara-gara rasa kesalnya.

"Astaghfirullah, ampun Ya Allah, Mama lupa kalo kaki kamu abis ketiban meja. Kamu, sih, bikin Mama kesel." Dengan cekatan Bella kembali menarik kaki Bara dan mulai mengobatinya.

Mendapati Mamanya sudah kembali melunak, Bara merasa lega dan melepaskan Rico dengan umpatan-umpatan berbisiknya sebagai pertanda bahwa ia tidak terima bahunya digigit begitu saja.

"Tapi jangan harap Mama lupa tentang ucapan Rico tadi," lanjutnya sebagai ancaman ditengah aktivitas mengobati Bara.

Glek!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • You're My Mirror   Chapter 29 - Jendela

    Suara mesin mobil dihidupkan menghentikan Bara dari aktivitasnya menarik rambut. Rambut yang memang sudah acak-acakan, bertambah mengenaskan sekarang. Terlihat wajahnya memerah, lelaki itu benar-benar menangis, kesal dengan kusutnya jalan hidup seperti benang tak terurus.Tidak mungkin 'kan ia berdiam diri saja kala telah mengetahui dirinya terancam dirukiah?Menyebalkan! Sudah pasti ia harus bangkit untuk menghentikannya.Bara meninggalkan lantai dan beranjak menuju jendela yang tirainya baru sebelah di buka. Dengan sekali tarik ia menyibak tirai sebelahnya lalu membuka jendela cepat-cepat.Terlihat si Merah melaju meninggalkan bagasi dan keluar dari halaman rumahnya.Mulut Bara terbuka. "Ma!" panggilnya berharap terdengar."Mama!""Mama!""Ma!"Tidak ada tanda-tanda Bella menyadari panggilannya, mobil BMW itu terus melaju hingga wujudnya terputus dari jangkauan pandang.

  • You're My Mirror   Chapter 28 - Dirukiah?

    Bella keluar kamar tergesa-gesa, gamis cokelat susu melekat pas di tubuhnya, lengkap bersama kerudung yang berwarna serasi. Wajah ibu kandung Bara itu terlihat gelisah, nafasnya memburu seraya mengunci pintu kamarnya dengan tangan yang gemetar."Ma." Bara datang menghampiri Bella untuk melihat kondisi sang mama yang sebelumnya ia duga tidak sedang baik-baik saja, dan dugaannya itu dibenarkan saat tangan dingin Bella menarik Bara untuk mendekat padanya."Ganteng!" sambut Bella sedikit berteriak namun tertahan, kini tangan memucatnya itu menggenggam erat telapak tangan milik Bara."Ada apa, Ma? Mama tadi kenapa teriak? Terus ini Mama kenapa jadi dingin dan pucat? Mama sakit?" tanya Bara beruntut, berlagak tidak tahu dan tidak mengerti padahal hatinya tengah berdetak kencang mencemaskan posisi Rose yang terancam.Bella menggeleng. "Mama baru aja dapet musibah.""M

  • You're My Mirror   Chapter 27 - Sihir Menyebalkan

    Bara bersingut mundur dengan cepat, matanya membola saat Rose tiba-tiba melempar sihirnya dan sengaja dipantulkan ke lantai tak jauh dari posisinya. Mata gadis itu menajam, berubah gelap dan menampilkan wajah yang tidak menyenangkan melainkan menyeramkan. Matanya berkaca-kaca, memancarkan ketidaksukaan atas apa yang baru saja terjadi. Bara menelan salivanya kuat-kuat, untuk kedua kalinya ia merasakan seluruh persendiannya mati rasa setelah bertemu Rose. Begitupun ketakutannya akan kematian selayaknya tempo hari. "Ro-Rose ... ma-maafin gue," pintanya memohon masih dengan posisi terlentang ditahan siku sama seperti saat pertama kali dirinya melihat keajaiban dunia di mana Rose keluar dari cermin. "Ja-jangan Rose." Tangan kanan Rose kembali bergerak memutar, dari gerakan tersebut dengan mudahnya asap hitam yang bercahaya penuh glitter muncul di atas

  • You're My Mirror   Chapter 26 - Mandi!

    "Ngung! Ngung!" Bibir kecil dan tipis Rose maju mengikuti ucapannya. Tampak lucu seperti anak kecil yang senang melihat sesuatu yang baru dan langsung ia sukai, sehingga menarik imajinasinya ke tingkat yang lebih tinggi. Menggemaskan. Tapi tidak untuk Bara, ia memutar bola matanya kesal, menarik bahunya untuk bangkit dan terduduk. Ia mengharapkan ketenangan seperti sebelum gadis itu datang, serta harapannya yang utuh terhadap Lily untuk menjadi kekasihnya. Tatapan sendunya penuh menatap Rose, bibirnya tertekuk ke bawah, sedih. "Bisakah?" tanyanya mengalihkan pandangan pada langit-langit kelambu, mungkin saja Tuhan mau mengasihaninya. "Hiks!" Bara membanting tubuhnya ke belakang kembali berbaring, menutup telinganya dengan bantal tak memberi kesempatan suara untuk masuk sedikitpun. Paman Tikus di sampingnya, sudah lebih dulu tenggelam di alam bawah sadarnya. Sedangkan Rose, gadis itu masih asik menikmati imajinas

  • You're My Mirror   Chapter 25 - Terusik

    Wah apa lagi ini? Karakter tersembunyi yang baru saja Rose tunjukkan membuat Bara takjub dalam hitungan detik. Gadis unik itu bukan hanya berotak cerdas dan peka, tapi juga suka melucu rupanya.Bara menahan senyumnya agar tidak mengembang, meski terbilang gurauan Rose garing, melihat tingkah lucunya cukup menjadi pengganti dorongan untuk membuat orang yang menyaksikannya tersenyum.Terlepas dari itu, terserah sajalah Bara tidak ingin terbawa perasaan. Jika ia tersenyum, takutnya sama saja membuka peluang tabir harapan Rose.Esok harinya Minggu datang, hari di mana Bara bebas dari mata kuliah dan dapat bersantai dengan ketenangan pikiran.Ah, berbicara tentang ketenangan pikiran sepertinya Bara sudah kehilangan hal tersebut semenjak Rose hadir dalam hidupnya dan Lily yang tidak pernah mau menjadi kekasihnya hingga meninggalkan ia memilih lelaki lain.Bara keluar dari kamar mandi dalam keadaan menggosok rambutnya yang basah me

  • You're My Mirror   Chapter 24 - Gadis Polos Palsu?

    "Sini biar gue aja." Tanpa permisi lelaki yang tengah mengalami patah hati itu merebut tissue dari tangan Paman Tikus membuat sang empu menyipit tak terima. "Lambat!" ejek Bara kepada Paman tikus, dan tanpa meminta izin kepada Rose, Bara langsung mengelap pipi Rose dengan tissue tersebut menggantikan Paman Tikus. Rose mengerjapkan mata bulatnya, memperhatikan wajah Bara dari dekat ada sensasi tersendiri. Sedangkan Bara tak mempedulikan itu, ia lebih memilih fokus mengelap wajah Rose yang masih tersisa bercak cokelat separuh. "Ngapain liat-liat?" tegur Bara tiba-tiba. Rose yang tertangkap basah anehnya tidak gugup sama sekali, ia menggeleng calm dengan tatapan polos yang tidak hilang. "Nggak usah heran, gue emang udah ganteng dari lahir, makanya dapet julukan si Ganteng," cetus Bara percaya diri menarik sudut bibir membentuk senyum miring. Mendengar kalimat itu Rose tak bereaksi, masih betah menyapu tatapannya di s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status