Home / Fantasi / You're My Mirror / Chapter 6 - Paman Tikus

Share

Chapter 6 - Paman Tikus

Author: sirahshe_
last update Last Updated: 2021-09-15 22:22:31

Setelah berhasil dengan mudah membujuk Rose, Bara gegas menutup lemari dan berjalan cepat ke arah pintu yang terus digedor.

"Bentar, Ma!" lontarnya seraya berjalan mendekati pintu. Tangannya sengaja mengacak surai hitam miliknya untuk bahan beralibi pada sang mama.

Ia membuka kuncinya terlebih dahulu sambil berusaha menetralkan perasaannya agar tak gugup, barulah setelah itu tangannya memutar knop dan menariknya hingga muncullah sosok yang selalu memanjakannya.

"Iya, Ma?" Bara berpura-pura menggaruk kepalanya dengan mulut yang menguap sehingga terlihat khas orang yang baru bangun tidur.

"Astaghfirullah, si Ganteng!" Bella meringis melihat anaknya baru bangun tidur, yang pada kenyataannya tidak benar. "Tadi, kan, Mama minta dibantuin angkat meja, kenapa malah tidur."

"Hehehe. Maaf, Ma. Abisnya udara dari luar sejuk banget, tadi niatnya cuma rebahan bentar, eh malah tergoda sama buaian angin. Jadi tidur, deh," ucapnya berbohong dengan cengiran yang dibuat-buat.

"Kamu, nih, kebiasaan baru aja angkat beberapa barang udah rebahan aja. Yaudah sanah cepetan cuci muka, abis itu keluar bantu Mama sama yang lain," perintah Bella sedikit kesal, tapi terlihat jelas bahwa ia tidak bisa marah dengan anak kesayangannya itu.

"Oke, siap, Ma!" 

Setelah itu, Bella berbalik meninggalkan Bara. Napas lega Bara hembuskan, untung saja Bella tidak curiga sedikitpun.

Memastikan mamanya sudah tak terlihat dari balik dinding, Bara buru-buru masuk kembali ke dalam kamar dan mengunci kembali pintunya, berjalan cepat kemudian membuka pintu lemari.

Tampak gadis imut masih setia berjongkok menatap Bara dengan tatapan polos sebagai ciri khasnya, bagaikan anak yang terbuang. Bara bernapas lega, tersenyum merasa geli dengan tingkahnya.

Sebenarnya Bella harus mengetahui masalah ini, tapi bagaimana cara ia menjelaskannya? Tidak mungkin, kan, ia langsung mengatakan bahwa Rose adalah seorang gadis yang keluar dari cermin. Sudah pasti langsung disangkal dan dikomentari telah mengada-ngada. 

Apalagi jika ia memberi tahu Bisma, papanya itu pasti akan langsung mengatakan ia tidak waras. Hanya ada satu orang yang mempercayainya, sudah tentu Rico.

Ya, meski terkadang menyebalkan hingga rasanya Bara ingin mengempiskan perutnya, tetap saja si Bohay adalah sahabat terbaiknya yang selalu ada untuk dirinya, baik senang maupun susah, sudah dijamin kesetiaannya. So sweet.

Tapi, sebelum memberitahu Bohay mengenai Rose, Bara harus menyelidiki tentang latar belakang Rose lebih lanjut. 

Rasa takutnya kini tergantikan dengan rasa penasaran yang begitu melekat di hatinya, terlebih saat ia mengetahui bahwa Rose adalah gadis baik-baik. Tidak ada rasa curiga sedikitpun, karena bisa jadi semua yang disaksikannya itu benar tanpa rekayasa.

Sebab tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, setiap hal yang kadang sering dianggap mustahil, tapi nyatanya bisa saja terjadi. Itulah salah satu alasan kenapa Bara mempercayai Rose.

"Ayo." Beberapa detik hanya saling menatap dan di selimuti kesunyian, Bara tersadar dan langsung mengulurkan tangannya untuk membantu Rose berdiri.

Tanpa ragu, Rose menggapainya perlahan lalu Bara menariknya dengan hati-hati. Rose berdiri kemudian melangkah keluar dari lemari, sekilas bersamaan Rose keluar ada suatu bayangan kecil juga ikut bergerak ke pojok dalam lemari.

Bara menyipit, memperjelas apa yang barusan ia lihat. Rose yang semula hanya menatap Bara kini juga ikut mengalihkan pandangan ke titik fokus Bara.

"Ada apa?" tanya Rose ikut memperjelas pandangannya.

"Ada sesuatu tadi," jawab Bara enggan mengalihkan pandangan. 

"Oh, mungkin Paman Tikus," balas Rose enteng.

"Oh ... Paman Tikus, kirain ap--" Ucapan Bara terpotong, menoleh ke arah Rose yang sudah menatapnya terlebih dahulu dengan bola mata yang hampir keluar. "Apa?! Paman Tikus?"

Rose mengangguk bersamaan senyum manisnya. 

"Ma-maksud lo tikus beneran?"

Rose mengangguk lagi tetap menyunggingkan senyum.

"Astaghfirullah!" Dengan sigap Bara menutup kembali pintu lemari, tak sampai di situ ia pun menguncinya.

"Kenapa dikunci, Pangeran?" Tatapan Rose kini sendu, menatap sedih pintu lemari yang terkunci rapat. Ia memikirkan paman tikusnya yang baru ia temui dan berkenalan di dalam sana, paman tikus tidak memiliki teman dan tinggal di dalam lemari gelap nan pengap, sungguh menyedihkan.

"Karena tikuslah!" kesalnya, Bara berbalik melempar kunci lemari ke atas kasur dan mendaratkan tubuh di sana.

Rose menghampiri Bara, kemudian ikut duduk di sampingnya. Merasa terus-terusan ditatap, Bara sedikit risih. 

"Kok jahat," cetus Rose berhasil mengalihkan pandangan Bara sepenuhnya.

"Siapa yang lo maksud?" Bara merasa tersindir dengan ucapan Rose.

"Pangeran."

"Gue?" Bara menunjuk dirinya sendiri. "Kok gue?"

"Karena Pangeran telah mengunci Paman Tikus di dalam lemari. Itu jahat, Pangeran!" Rose berucap penuh penekanan di akhir kalimat, dengan tatapan yang menghunus tajam tepat di manik mata Bara.

"Cuma gara-gara tikus gue dibilang jahat?" gumamnya tak percaya.

"Memang seperti itu," balas Rose yang ternyata mendengarnya.

"Hah!" Bara menghembuskan napas beratnya bertambah pusing dengan sikap Rose. Sebentar ia merubah posisinya menghadap Rose. "Lo diam di sini, ya, jangan kemana-mana, jangan bersuara apalagi buat keributan. Gue mau keluar sebentar bantu-bantu Mama sama yang lain."

"Mama?" Rose memotong ucapan Bara setelah mendengar kata 'Mama'. Senyumannya kembali mengembang, rasa rindu hadir begitu saja tanpa ada yang mengundang.

"Iya, kenapa?"

"Boleh aku bertemu dengan Mama?"

Bara melotot terkejut, tadi susah payah ia menyembunyikan dirinya, dan sekarang gadis itu ingin bertemu dengan mamanya? Jelas tidak boleh, untuk apa coba? Dan belum waktunya.

"Nggak!" Spontan Bara menolak. Mendengar itu tatapan Rose menurun, kembali sendu dan terpancar kesedihan di sana. Bara mengatur napasnya sebentar, sulit juga menghadapi gadis polos ini, agaknya Bara harus menambah stok sabarnya.

"Nanti gue balik lagi buat lanjut nginterogasi lo. Oke?" Bukannya membujuk Rose, Bara malah mengatakan itu tanpa memperdulikan perasaan Rose, Bara beranjak dari duduknya lalu berdiri sambil menatap Rose yang masih menunduk.

"Inget pesan gue tadi, oke?"

Tidak ada respon, gadis itu membisu dan Bara menganggap itu sebagai persetujuan, lantas meninggalkan Rose keluar kamar. Sengaja Bara mengunci kamarnya dan membawa kunci tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • You're My Mirror   Chapter 29 - Jendela

    Suara mesin mobil dihidupkan menghentikan Bara dari aktivitasnya menarik rambut. Rambut yang memang sudah acak-acakan, bertambah mengenaskan sekarang. Terlihat wajahnya memerah, lelaki itu benar-benar menangis, kesal dengan kusutnya jalan hidup seperti benang tak terurus.Tidak mungkin 'kan ia berdiam diri saja kala telah mengetahui dirinya terancam dirukiah?Menyebalkan! Sudah pasti ia harus bangkit untuk menghentikannya.Bara meninggalkan lantai dan beranjak menuju jendela yang tirainya baru sebelah di buka. Dengan sekali tarik ia menyibak tirai sebelahnya lalu membuka jendela cepat-cepat.Terlihat si Merah melaju meninggalkan bagasi dan keluar dari halaman rumahnya.Mulut Bara terbuka. "Ma!" panggilnya berharap terdengar."Mama!""Mama!""Ma!"Tidak ada tanda-tanda Bella menyadari panggilannya, mobil BMW itu terus melaju hingga wujudnya terputus dari jangkauan pandang.

  • You're My Mirror   Chapter 28 - Dirukiah?

    Bella keluar kamar tergesa-gesa, gamis cokelat susu melekat pas di tubuhnya, lengkap bersama kerudung yang berwarna serasi. Wajah ibu kandung Bara itu terlihat gelisah, nafasnya memburu seraya mengunci pintu kamarnya dengan tangan yang gemetar."Ma." Bara datang menghampiri Bella untuk melihat kondisi sang mama yang sebelumnya ia duga tidak sedang baik-baik saja, dan dugaannya itu dibenarkan saat tangan dingin Bella menarik Bara untuk mendekat padanya."Ganteng!" sambut Bella sedikit berteriak namun tertahan, kini tangan memucatnya itu menggenggam erat telapak tangan milik Bara."Ada apa, Ma? Mama tadi kenapa teriak? Terus ini Mama kenapa jadi dingin dan pucat? Mama sakit?" tanya Bara beruntut, berlagak tidak tahu dan tidak mengerti padahal hatinya tengah berdetak kencang mencemaskan posisi Rose yang terancam.Bella menggeleng. "Mama baru aja dapet musibah.""M

  • You're My Mirror   Chapter 27 - Sihir Menyebalkan

    Bara bersingut mundur dengan cepat, matanya membola saat Rose tiba-tiba melempar sihirnya dan sengaja dipantulkan ke lantai tak jauh dari posisinya. Mata gadis itu menajam, berubah gelap dan menampilkan wajah yang tidak menyenangkan melainkan menyeramkan. Matanya berkaca-kaca, memancarkan ketidaksukaan atas apa yang baru saja terjadi. Bara menelan salivanya kuat-kuat, untuk kedua kalinya ia merasakan seluruh persendiannya mati rasa setelah bertemu Rose. Begitupun ketakutannya akan kematian selayaknya tempo hari. "Ro-Rose ... ma-maafin gue," pintanya memohon masih dengan posisi terlentang ditahan siku sama seperti saat pertama kali dirinya melihat keajaiban dunia di mana Rose keluar dari cermin. "Ja-jangan Rose." Tangan kanan Rose kembali bergerak memutar, dari gerakan tersebut dengan mudahnya asap hitam yang bercahaya penuh glitter muncul di atas

  • You're My Mirror   Chapter 26 - Mandi!

    "Ngung! Ngung!" Bibir kecil dan tipis Rose maju mengikuti ucapannya. Tampak lucu seperti anak kecil yang senang melihat sesuatu yang baru dan langsung ia sukai, sehingga menarik imajinasinya ke tingkat yang lebih tinggi. Menggemaskan. Tapi tidak untuk Bara, ia memutar bola matanya kesal, menarik bahunya untuk bangkit dan terduduk. Ia mengharapkan ketenangan seperti sebelum gadis itu datang, serta harapannya yang utuh terhadap Lily untuk menjadi kekasihnya. Tatapan sendunya penuh menatap Rose, bibirnya tertekuk ke bawah, sedih. "Bisakah?" tanyanya mengalihkan pandangan pada langit-langit kelambu, mungkin saja Tuhan mau mengasihaninya. "Hiks!" Bara membanting tubuhnya ke belakang kembali berbaring, menutup telinganya dengan bantal tak memberi kesempatan suara untuk masuk sedikitpun. Paman Tikus di sampingnya, sudah lebih dulu tenggelam di alam bawah sadarnya. Sedangkan Rose, gadis itu masih asik menikmati imajinas

  • You're My Mirror   Chapter 25 - Terusik

    Wah apa lagi ini? Karakter tersembunyi yang baru saja Rose tunjukkan membuat Bara takjub dalam hitungan detik. Gadis unik itu bukan hanya berotak cerdas dan peka, tapi juga suka melucu rupanya.Bara menahan senyumnya agar tidak mengembang, meski terbilang gurauan Rose garing, melihat tingkah lucunya cukup menjadi pengganti dorongan untuk membuat orang yang menyaksikannya tersenyum.Terlepas dari itu, terserah sajalah Bara tidak ingin terbawa perasaan. Jika ia tersenyum, takutnya sama saja membuka peluang tabir harapan Rose.Esok harinya Minggu datang, hari di mana Bara bebas dari mata kuliah dan dapat bersantai dengan ketenangan pikiran.Ah, berbicara tentang ketenangan pikiran sepertinya Bara sudah kehilangan hal tersebut semenjak Rose hadir dalam hidupnya dan Lily yang tidak pernah mau menjadi kekasihnya hingga meninggalkan ia memilih lelaki lain.Bara keluar dari kamar mandi dalam keadaan menggosok rambutnya yang basah me

  • You're My Mirror   Chapter 24 - Gadis Polos Palsu?

    "Sini biar gue aja." Tanpa permisi lelaki yang tengah mengalami patah hati itu merebut tissue dari tangan Paman Tikus membuat sang empu menyipit tak terima. "Lambat!" ejek Bara kepada Paman tikus, dan tanpa meminta izin kepada Rose, Bara langsung mengelap pipi Rose dengan tissue tersebut menggantikan Paman Tikus. Rose mengerjapkan mata bulatnya, memperhatikan wajah Bara dari dekat ada sensasi tersendiri. Sedangkan Bara tak mempedulikan itu, ia lebih memilih fokus mengelap wajah Rose yang masih tersisa bercak cokelat separuh. "Ngapain liat-liat?" tegur Bara tiba-tiba. Rose yang tertangkap basah anehnya tidak gugup sama sekali, ia menggeleng calm dengan tatapan polos yang tidak hilang. "Nggak usah heran, gue emang udah ganteng dari lahir, makanya dapet julukan si Ganteng," cetus Bara percaya diri menarik sudut bibir membentuk senyum miring. Mendengar kalimat itu Rose tak bereaksi, masih betah menyapu tatapannya di s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status