You're My Mirror

You're My Mirror

By:  sirahshe_  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
3 ratings
30Chapters
1.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Terkutuk dan dikurung dalam cermin, memiliki kekuatan sihir jahat yang harus dihancurkan. Rose dipertemukan dengan Bara lelaki unik yang tak sengaja mengucapkan mantra hingga ia terbebas dari cermin, begitupun mengembalikan warna putih pada bunga mawarnya yang menghitam, dengan arti bahwa Bara mampu menghancurkan kutukan pada diri Rose, serta akan dapat membantunya untuk melenyapkan sosok penyihir yang telah mengutuknya dan masih terus mengejarnya sampai detik ini. Namun, hati Bara rupanya terlampau keras, bertemu dengan Rose baginya adalah petaka, terlebih hatinya telah tertaut pada gadis sombong benama Lily. Bara membiarkan Rose terkurung dalam gelapnya kutukan. Semua semakin diperburuk dengan rahasia yang mulai terungkap, mengenai sosok penyihir yang ternyata sudah lama berada di dekatnya. Mengintai tanpa diketahui, menunggu kedatangan waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya. Sampai tiba malam bulan purnama, Rose resmi diabadikan dalam kutukan. Tepat di depan mata Bara. Menyaksikan itu, apa yang akan Bara lakukan? Mungkinkah perasaannya masih mengharapkan Rose agar pergi? Atau untaian kenangan dapat mengubah perasaanya dalam sekejap? sirahshe ~ Copyright 2021

View More
You're My Mirror Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Tiara Ameera Tiara
lanjut lg thor, semangat!
2021-10-23 12:53:03
0
user avatar
Andi_At98
aku suka ceritanya kka
2021-10-23 11:31:09
0
user avatar
Gabriella Tan
KEREEEEENNN
2021-09-28 05:53:58
1
30 Chapters
P R O L O G
Kita, adalah dua orang yang berasal dari dunia yang berbeda. Dipertemukan untuk mengukir kisah indah, namun menyakitkan.  Rupanya perbedaan itu tidak membiarkan kita bersama dalam waktu yang lebih lama. Dipisahkan, lalu tersakiti.  Terlepas dari itu, aku tak pernah menyesal pernah berada dekat di sisimu, karena dengan itu perlahan sisi gelapku menghilang.  Sekarang, mungkin sudah saatnya kuucapkan terimakasih dan … selamat tinggal. Aku pergi, dan mungkin takkan kembali. "Rose!" Teriakan yang terdengar memilukan, menggelegar bersahutan dengan guruh disertai badai. Langit seakan runtuh! Angin kencang berhembus menggoyangkan pohon hingga seperti akan terlepas dari akarnya, membawa dedaunan kering yang berserakan di atas rerumputan menyerang lelaki yang tengah bersimpuh. Mata lelaki itu memerah, terus menatap sendu cermi
Read more
Chapter 1 - Kembali Ditolak
Satu tangkai mawar merah tersembunyi di balik tubuh kurus lelaki dengan setelan kaos yang dilapisi kemeja kotak-kotak. Tepat menghadap seorang gadis sambil terus mengembangkan senyum. Lain halnya dengan gadis di hadapannya, justru memasang raut ketidaknyamanan, sesekali membuang pandangan. Wajahnya yang tegas dengan tatapan tajam, membuatnya pantas disebut sebagai gadis jutek. "Lo mau apa lagi, sih?!" tanya gadis itu, tiba-tiba ketus. Lelaki yang masih menatapnya, terkesiap. Gugup rasanya untuk mengutarakan isi hati, padahal sudah berulang kali dilakukan dengan hasil yang sama, yakni gagal. "Buruan! gue nggak punya waktu cuma buat nungguin lo ngomong," tuntut gadis itu, membuatnya semakin gugup. Keringat dingin yang mengucur dari pelipis, membasahi wajah rupawannya. Masih terlihat kekanakan, meski usianya sudah menginjak 23 tahun.  Semakin cepat jantungnya berdebar, semakin jelas pula tangannya gemetar. Gadis itu berdecih.
Read more
Chapter 2 - Rumah Kakek
"Woy! Ponsel gue geter!" seru Bara dengan susah payah karena lehernya begitu kuat tercekik. "Pasti Bokap gue nelpon!" lanjutnya terputus. "Lepasin!" Setelah mendengar kata 'bokap' Rico langsung melepaskan kungkungannya. Siapa yang akan berani dengan seorang tentara bertubuh tegap dengan lengan, punggung, dada, dan perut yang hampir berisi otot semua. Lain dengannya yang seluruh badan hanya berisi lemak dan daging. Sambil mengambil ponsel di sakunya, Bara mengelus-elus lehernya. Tatapan tajam tak tinggal diam ia berikan pada Rico yang malah nyengir tak ingat dosa memberikan dua jarinya hingga terbentuk huruf 'V'. "Gue bilangin bokap gue, tau rasa lo!" ancam Bara sebelum melihat nama siapa yang tertera di ponselnya. "Dasar anak mami!" sarkas Rico dan lagi-lagi mendapat tatapan tajam. Benar saja, nama 'Bapak Tentara' tertera di sana, nama yang diberikan untuk kontak papanya. Bara memberikan isyarat pada Rico untuk diam, setelahnya ia berdehem seb
Read more
Chapter 3 - Girl in the Mirror
Bara bangun kembali. "Sakit parah ini, mah!" keluhnya kesal bersama ringisan, tangannya mengusap-usap kepala yang sepertinya akan timbul benjolan. Tak lama ia membalikkan badan sedikit menghentakkan, menyingkirkan semua bantal dengan brutal, dan menemukan benda yang menjadi penyebab kepalanya sakit. Rupanya sebuah cermin. "Cih! Cermin aja banyak tingkah, segala bikin gue hampir benjol, eh bakal benjol." Ia memungut cermin berbentuk oval dengan hiasan berwarna emas di pinggirnya. "Bentukannya jadul gini pasti cermin kakek, nih," gumamnya. "Yang bener aja, masa kakek ngaca dulu sebelum tidur." Ia tertawa terkikik, membayangkan apa yang diucapkannya benar terjadi, pasti akan sangat menggemaskan.  Puas tertawa, ia berdehem. "Maaf, ya, Kek." Ia mendongak takut kakeknya memperhatikan tingkah konyolnya.  "Coba gue liat." Ia kembali fokus pada cermin itu, membolak-balikannya secara perlahan, mengamati secara terperinci bentuk cermin itu.
Read more
Chapter 4 - Putra Mahkota?
Detik dalam jam terasa begitu lambat, pun langkah Rose yang menurut Bara seperti keong, menambah sensasi panas dingin dalam dirinya.  "Jangan mendekat!" Dengan sigap, saat Rose sudah berada tepat satu langkah dari tempatnya tersungkur, Bara menarik dirinya agar mundur dengan menggunakan satu siku, satu tangannya yang lain memberi gestur untuk Rose agar berhenti. Tapi, Rose tak mau menurut, ia tetap melangkah mengikis jarak di antara dirinya dan Bara, bahkan tak sungkan ia berjongkok tepat di samping Bara tanpa perduli perasaannya yang kini tengah berkecamuk. Bibir Bara gemetar, terlebih ia tak kuat menggerakkan badannya agar dapat bangkit dan kabur secepat mungkin dari hadapan gadis asing itu. Tak henti di dalam hatinya, Bara merapalkan do'a pada Tuhan untuk memberikannya kesempatan hidup, setidaknya sampai ia mendapatkan cinta dari Lily.  Ayolah, Bara tidak mau mati muda! Apalagi mati dalam keadaan konyol seperti ini, ketakutan karena sosok
Read more
Chapter 5 - Rose, Gadis Terkutuk
Memiringkan kepala terlebih dahulu, barulah Rose menjawab, "Kenapa tidak menanyakan sosok manusia padaku?" Ia malah balik bertanya, membuat Bara semakin bingung. "Mana ada manusia keluar dari cermin?" timpal Bara, sambil menyenderkan tubuh pada ranjang yang kebetulan tepat berada di belakangnya. "Ada," balas si gadis berbulu mata lentik itu yang tengah diinterogasi oleh Bara. "Siapa?" "Aku," jawabnya cepat penuh keyakinan. Mata Bara terbelalak sempurna diikuti tubuhnya yang kembali bangkit sampai duduk tegap, terkejut dengan jawaban yang sama sekali tidak ia pertanyakan bahkan tidak terlintas sedikitpun dalam benaknya.
Read more
Chapter 6 - Paman Tikus
Setelah berhasil dengan mudah membujuk Rose, Bara gegas menutup lemari dan berjalan cepat ke arah pintu yang terus digedor. "Bentar, Ma!" lontarnya seraya berjalan mendekati pintu. Tangannya sengaja mengacak surai hitam miliknya untuk bahan beralibi pada sang mama. Ia membuka kuncinya terlebih dahulu sambil berusaha menetralkan perasaannya agar tak gugup, barulah setelah itu tangannya memutar knop dan menariknya hingga muncullah sosok yang selalu memanjakannya. "Iya, Ma?" Bara berpura-pura menggaruk kepalanya dengan mulut yang menguap sehingga terlihat khas orang yang baru bangun tidur. "Astaghfirullah, si Ganteng!" Bella meringis melihat anaknya baru bangun tidur, yang pada kenyataannya tidak benar. "Tadi, kan, Mama minta dibantuin angkat meja, kenapa malah tidur." "Hehehe. Maaf, Ma. Abisnya udara dari luar sejuk banget, tadi niatnya cuma rebahan bentar, eh malah tergoda sama buaian angin. Jadi tidur, deh," ucapnya berbohong dengan cengiran y
Read more
Chapter 7 - Bohay si Biang Keladi
Di dalam kamar Rose merasa kecewa, karena pangerannya tidak mengijinkan ia bertemu mama, Rose pikir mama yang disebut Bara ada mamanya sehingga ia begitu antusias ingin bertemu. "Aku merindukan Mama, mengapa Pangeran tidak memperbolehkanku untuk bertemu? Jika aku memaksa, sama saja aku melanggar perintah dari Pangeran, aku tidak ingin melakukan itu," lirihnya, ada satu tetes air mata yang jatuh dari matanya. Rose masih saja menganggap Bara sebagai pangeran putra mahkota.  "Baiklah, mungkin belum waktunya." Rose menghapus jejak air mata itu dan mencoba memahami serta menghibur diri. Ia melirik ke belakang melihat kunci yang tergelatak di sana. Bibirnya kembali tersenyum, penuh semangat tangannya meraih kunci itu, menatapnya sebentar dengan binar, setidaknya ada sesuatu yang membuat kesepiannya hilang.  "Mari kita bebaskan Paman Tikus!"  *** Berjalan sambil terus berpikir mengenai kejadian hari ini dan Rose, ingatannya ter
Read more
Chapter 8 - Misi Interogasi
Belum lama ia merasa lega, namun rupanya sang mama kembali membuatnya tersiksa dengan ancamannya itu. "Si Bohay bohong, Ma," sergahnya seraya memelototi Rico agar diam. "Aku udah nggak ngedeketin Lily lagi, kok, sumpah," lanjutnya berbohong. Rico yang duduk di samping dengan leluasa menggigit kedua jari telunjuk dan tengah Bara yang membentuk V. Bara kembali memelototinya, sahabatnya ini memang tidak bisa diajak kompromi. "Jangan bohong kamu." Lily yang tengah melilit jempol Bara dengan kasa menginterupsi. "Beneran, Ma. Aku nggak bohong, si Bohay emang asal jeplak aja. Mana tau, sih, dia tentang hubungan aku sama Lily, yang dia tau, tuh, cuma ... makanan!" ucap Bara sengaja mengeraskan kata 'makanan' tepat di telinga Rico. Bella hanya menggelengkan kepalanya, melihat anak semata wayangnya itu masih bersikap kekanak-kanakan. Astaga, salahkan dia yang sering memanjakan Bara. "Sudah selesai." Bella kembali merapikan peralatan P3K ke dalam
Read more
Chapter 9 - Pangeran Penakut & Gadis Pemilik Sihir
Anehnya gadis itu tidak tampak di mana-mana, Bara terus mengabsen setiap sudut kamarnya, tapi tetap saja tidak terlihat sosoknya. Ah, benar ia harus berjalan lagi. Terpaksa Bara kembali memijakkan kakinya dan berjalan mendekati ranjang, barulah sosok yang dicarinya terlihat. Rupanya sosok itu tengah berjongkok di sebrang ranjang. Samar-samar Bara mendengar gumaman gadis aneh itu yang ucapannya tidak jelas. Tepaksa lagi Bara mendekatinya, kembali berjalan lagi untuk melihat apa yang tengah Rose lakukan. "Kasihan sekali kau Paman Tikus, aku turut berduka cita untuk itu," gumam Rose yang baru terdengar jelas saat Bara hampir sampai di dekatnya. Ternyata gadis ajaib itu tengah berinteraksi, sayangnya Bara tidak tahu dia berinteraksi dengan siapa. Karena rasa ingin tahu yang membuncah, perlahan Bara mengintip melihat sosok apa yang tengah diajaknya berinteraksi. "Rose?"  Kini Bara harus membulatkan matanya jauh lebih lebar. I
Read more
DMCA.com Protection Status