Share

Y7

Author: nura0484
last update Last Updated: 2022-01-23 13:00:00

Suasana langsung sunyi setelah Fabian mengeluarkan kata-kata demikian, Azka sendiri masih fokus pada monitor dihadapannya. Tidak peduli dengan perkataan dari Fabian yang membuatnya kesal sendiri, Brian sendiri menatap Fabian yang tampak menahan kesal membuatnya hanya menggelengkan kepala.

“Lebih baik lo ambil sisanya biar niat lo itu nggak kebaca sama orang lain,” ucap Azka tanpa melepaskan tatapannya pada monitor “gue dengar mereka orang-orang berbakat jadi gue mau lihat sejauh mana mereka.”

Fabian menatap tidak percaya mendengar perkataan Azka “maksud lo apaan niat gue ke baca?”

Azka melirik sekilas “tertarik pada Bella bukan?” 

Fabian menatap tajam pada Brian yang langsung berpura-pura sibuk dengan monitor yang ada dihadapannya.

“Bagaimana?”

“Lo ikut proses negosiasi?”

Azka terdiam mendengar pertanyaan Fabian seakan berpikir mengenai apa untung dan ruginya dirinya ikut serta dalam proses negosiasi, melihat Azka yang berpikir membuat Fabian menatap Brian dan hanya mengangkat bahu.

“Gue ikut dengan syarat Rena pindah tugas menjadi asisten gue.”

“Lo gila dia lulusan ekonomi bagaimana bisa menjadi asisten lo?” Fabian menatap tajam pada Azka yang sekali lagi tampak tidak peduli.

“Lo suka sama dia?” tembak Brian langsung membuat Azka terdiam “akhirnya ada juga yang lo sukai.”

Azka menatap datar dan berusaha menulikan telinganya mendengar perkataan dari Brian, entah kenapa satu sudut hatinya merasa tidak sabar dengan kehadiran Rena dihidupnya hanya saja sebelum memutuskan akan menyembuhkan dirinya terlebih dahulu.

“Keputusan ada di lo gimana enaknya,” ucap Azka tanpa menatap Fabian “gue ikut kalau lo biarin Rena jadi asisten gue.”

“Lo lamar dia sekalian daripada hanya sebagai asisten.”

Azka mengalihkan pandangan ke Fabian dengan memberikan tatapan tajam “gue pengen kenal dia dulu baru memutuskan daripada lo nggak ada nyali buat dekatin Bella.”

“Gue kabarin nanti.”

Fabian keluar dari ruangan Azka dengan tatapan kesal, permintaan yang sangat tidak masuk akal. Azka sendiri menyadari jika permintaannya tersebut sangat tidak masuk akal sama sekali karena tidak mungkin Rena bisa mengikuti kerjanya, menyesali permintaannya dan ingin mengubah dengan menghubungi Fabian tapi seketika dihentikan karena ingin melihat bagaimana reaksi dari Rena nantinya.

“Lo suka sama dia?”

Azka menatap malas pada Brian “memang kenapa?”

“Bagus kalau lo suka sama cewek tapi lo tahu dia gimana?”

Azka mengangkat alisnya mendengar pertanyaan Brian “dia memang tegas jika masalah uang hanya saja beberapa kali melihat dia keluar dari mobil mewah.”

“Kendaraan online kali lo kalau buat gosip atau berita dipikir jangan asal nyeblak begitu.”

“Lo tertarik sama dia pas acara makan malam?” Azka hanya diam mendengar pertanyaan Brian “nggak asyik banget sih.”

Menatap hasil kerjanya yang tinggal sedikit membuat Azka memutuskan untuk istirahat dengan kembali ke apartemen, bisa saja langsung pulang ke rumah karena Azka sudah berjanji pada keluarga Rena akan membawa orang tuanya datang melamar hanya saja entah mengapa Azka tidak bisa mengatakan pada mereka setelah bertemu dengan kakek dan neneknya tadi.

Mengarahkan kendaraannya ke apartemen dan tidak tahu apakah Josh ada disana atau tidak, satu sudut hatinya berharap tidak datang karena ingin menghabiskan waktu seorang diri memikirkan semuanya. Langkah Azka terhenti saat melihat Endi dan juga Via berada di dalam apartemennya dengan Josh yang duduk diantara mereka berdua, menatap sekitar tidak menemukan Bima dimana artinya hanya ada mereka.

“Ayah kamu perjalanan paling bentar lagi sampai.”

Azka memilih masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, pintu terbuka menampilkan Josh yang menatap dirinya penuh gairah. Azka mendorong Josh keluar dari kamar mandi dengan sedikit keras tapi tidak berakibat apapun pada pria tersebut, membuat Azka mau tidak mau menatap tajam pada pria yang ada dihadapannya.

“Jangan berbuat macam-macam kalau nggak mau mendapatkan masalah dengan bunda dan ayah,” ucap Azka dengan nada rendahnya.

“Mereka ada apa datang kesini?”

Azka mengangkat bahu “lebih baik kamu keluar sebelum bunda curiga.”

Azka menatap Josh yang tampak kesal karena tidak bisa melakukan apa yang diinginkan, melihat itu semua membuat Azka hanya bisa menggelengkan kepalanya. Josh terkadang atau sering tidak bisa mengendalikan dirinya saat menginginkan sesuatu dan itu membuat Azka harus bisa menghentikan keinginannya tersebut dengan melakukan hal-hal yang berhubungan dengan hubungan intim.

Bima sudah berada di meja makan membuat Azka melangkah ke arah mereka semua dan saat menatap sekitar tidak menemukan keberadaan Josh, memilih tidak ambil pusing dengan keberadaan Josh dengan mencoba fokus akan kehadiran keluarganya di apartemen. Azka bisa menebak apa yang akan mereka bicarakan setelah ini dimana pastinya sudah mendapatkan kabar dari oma tercinta mengenai keinginan dirinya untuk melamar Rena.

“Siapa wanita itu?” Azka menatap Via bingung “wanita atau perempuan yang mau kamu lamar.”

Mengangguk paham “salah satu karyawan di perusahaan.”

“Buah nggak jatuh dari pohonnya,” ucap Bima yang mendapatkan cubitan ringan di lengan “sakit bunda,” rajuk Bima membuat Azka dan Endi memutar bola matanya malas.

“Kapan mau melamar?”

“Azka bilang besok ya sekalian bunda sama ayah masih ada disini.”

“Besok.”

Azka sampai menutup telinganya mendengar teriakan Bima dan Via bersamaan, mengangguk santai dengan teriakan itu. Beberapa detik kemudian suasana menjadi heboh dimana Via langsung mengambil ponsel menghubungi beberapa orang salah satunya adalah Tina dan juga Tania. Azka sendiri hanya menggelengkan kepala melihat apa yang ada dihadapannya kali ini, memilih kembali fokus pada makanan yang ada dihadapannya kali ini tanpa peduli akan apa yang mereka lakukan.

“Jam berapa kamu akan kesana?” Azka mengangkat bahu “maksud kamu apa mengangkat bahu?”

“Aku nggak tanya dan bilang jam berapa karena tadi hanya bilang kalau ajak orang tua untuk melamar,” jawaban santai Azka membuat Via membelalakkan matanya.

“Kamu tanya bisa jam berapa mereka,” ucap Bima meleraikan perdebatan tidak tentu ini.

Mengangguk dengan mengambil piring kotornya dan diletakkan ke tempat cuci piring, Azka tahu jika Via yang akan mencucinya makanya langsung dibersihkan sebelum masuk ke dalam kamar menghubungi Rena. Azka sendiri tidak tahu apa yang diperbuatnya ini memang baik atau tidak karena semua berjalan sebagaimana mestinya, perkataan Wijaya dan Tania akan Azka lakukan jika memang waktunya sesuai.

Mengirim pesan pada Rena mengenai rencana mereka nantinya dan tidak lupa mengirim pesan pada Josh menanyakan keberadaan pria tersebut yang secara tiba-tiba menghilang. Cukup lama Azka menunggu balasan Rena dengan menghabiskan waktunya bersama Endi membahas mengenai kedekatannya dengan adik sepupunya yang masih duduk di bangku sekolah.

“Memang nggak ada cewek lain apa?”

“Gue udah jatuh cinta sama dia.”

Azka memutar bola matanya malas mendengar jawaban Endi yang selalu sama “memang kalau kita cinta sama orang itu bakal berdetak kencang jantungnya?”

“Lebih tepatnya saat kita berada dekat dengan orang yang kita cintai dimana kita merasa bahwa dia bisa mengisi segala kekurangan kita, ini termasuk salah satu hal yang tidak bisa dilupakan bagi orang yang mencari cinta sejati bukan hanya berdasarkan debaran jantung.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Yours   Y101

    Azka benar-benar tidak membayangkan kehidupannya sekarang menjadi seperti sekarang, hidup bersama dengan kedua wanita dan juga anak-anak yang lucu. Rena mengikuti semua perkataan Azka, tidak bisa membohonginya dengan bertemu diam-diam. Azka bahkan sudah memberikan ancaman juga pada orang tua Rena agar tidak memudahkan pria itu dekat dengan putrinya.Azka tahu secara nasab putrinya ini tidak pada dirinya, dimana hanya pada Rena nasabnya jatuh. Awalnya terjadi perdebatan dan akhirnya dengan terpaksa menggunakan namamya untuk akta, bagaimanapun ini semua demi ke depan sang anak.“Kamu nggak ke Wulan?” tanya Rena sambil menggendong putrinya.“Nanti.” Azka menjawab singkat.“Wulan pasti butuh bantuan apalagi anak kalian baru beberapa bulan.” Rena mengingatkan Azka.“Kamu tenang saja Wulan bisa mengatasinya.” Azka menjawab singkat.Tidak ada suara diantara mereka kembali, Azka sendiri tidak ped

  • Yours   Y100

    Azka tahu dan sadar jika anak yang dilahirkan Rena bukan darah dagingnya, tapi tidak membuat perasaan cemas dan takutnya hilang. Azka takut terjadi sesuatu pada Rena saat melahirkan, ketakutan yang sama saat Wulan berada didalam walaupun pastinya berbeda.“Rena kuat, jadi tenang saja.” Bima menepuk bahu Azka pelan agar tidak terlalu cemas.“Kamu doakan saja, kalau Rena tahu kamu begini pasti kepikiran,” tambah Via membuat Azka akhirnya duduk disamping Via.Tidak ada yang tahu masalah rumah tangganya, kecuali Rifat dan orang tua bundanya. Azka meminta mereka untuk merahasiakan semuanya, tidak mau kedua orang tuanya tahu dan biarkan tetap menganggap anak Rena adalah cucunya. Orang tua Rena sendiri tidak banyak berubah dalam bersikap, tidak mau ambil pusing dengan apa yang dilakukan mereka karena bagi Azka adalah rumah tangganya. Tidak lama pintu terbuka membuat semua berdiri termasuk Azka, mendatangi dokter yang menatap mereka dengan senyum lebarnya.

  • Yours   Y99

    Proses Josh keluar tidak membutuhkan waktu lama, Azka tidak mau membuang waktu menjemput pria itu, cukup sudah dirinya memberikan kebaikan dengan menarik laporan bersama dengan Wulan. Rena terkejut dengan keputusan yang Azka buat dengan Wulan, tapi sekali lagi tidak bisa berbuat banyak. Kehamilan Wulan sudah diketahui banyak orang, tidak kecuali orang tua Rena. Sikap mereka pada Wulan tidak banyak berubah, tapi Azka tidak peduli dan setiap keluarga Rena datang ke rumah itu artinya pintu penghubung akan dikunci dan kunci ada di Azka. Orang tua Rena sendiri tidak meminta maaf atas apa yang telah mereka lakukan pada anaknya, sedangkan Azka berusaha untuk membuat Rena nyaman bersamanya dan juga perasaan Azka tidak bisa lepas dari Rena, meskipun wanita itu telah menyakitinya. Rena sendiri juga tidak merubah sikapnya, masih perhatian dengan Azka dalam hal apapun seperti biasa.“Wulan kerja?” tanya Rena yang hanya diangguki Azka. “Minta dia temani aku, takut tiba-tib

  • Yours   Y98

    “Aku menarik gugatan pada Josh.” Azka mengatakan dengan nada datar dan sikap dinginnya.Rifat mengangkat alisnya mendengar perkataan Azka, “sudah kamu pikirkan dengan benar dan dalam?”Azka mengangguk “Menarik gugatan bukan karena aku masih memiliki perasaan sama dia, tapi aku merasa salah memasukkan orang yang tidak bersalah.”Rifat menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan Azka, “alasan masuk akal, lalu bagaimana dengan rumah tanggamu? Orang tua kalian sudah tahu?”“Oma opa sudah tahu?” tanya Azka tanpa menjawab pertanyaan Rifat.Memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Azka, tanpa ada niat pria itu menjawab pertanyaannya. “Menurut kamu mereka sudah tahu? Nggak mungkin aku nggak melaporkan semua perkembangan kasusmu sama mereka.” Rifat menjawabnya malas. “Kamu nggak ada niatan berbicara sama kedua orang tuamu itu?”“Nanti kalau semua selesai.” Rifat memutar bola matanya malas “Lagian Endi pasti

  • Yours   Y97

    “Itu kata-kata Rena?” tanya Rifat yang diangguki Azka.Pagi-pagi setelah sarapan, langsung menuju rumah Rifat menceritakan semuanya. Kedatangannya membuat Rifat mengerutkan keningnya, tidak menunggu waktu lama langsung menceritakan semua yang Rena katakan.“Lantas bagaimana? Semua terserah sama kamu.” Rifat melanjutkan kata-katanya.“Pantas saja Brian diminta menjadi saksi kunci, pada saat itu memang berbicara dengan Josh.” Azka berkata sambil memikirkan semuanya.“Itu tidak penting, sekarang apa yang akan kamu lakukan? Josh nggak mungkin didalam sana dengan tuduhan yang tidak dilakukannya, tapi kalau Josh bebas kamu bisa kembali menjadi yang dulu.” Rifat memandang penuh selidik pada Azka yang hanya diam.“Aku nggak akan tergoda sama dia.” Azka mengatakan dengan penuh keyakinan.“Lalu kemarin?” Rifat memberikan tatapan penuh selidik membuat Azka terdiam “Terpaksa demi sebuah rahasia.”“Memang itu.” Azka men

  • Yours   Y96

    “Bukannya sekarang kamu seharusnya ada di Rena?” Wulan menatap Azka bingung.Azka menarik Wulan kedalam pelukannya, membuat dirinya terkejut atas apa yang Azka lakukan tiba-tiba. Membelai punggungnya perlahan membuat pelukannya semakin erat, perasaannya saat ini tidak bisa dinilai oleh apapun, lebih pada perasaan bersalah saat memeluk Wulan. Azka juga sebenarnya tahu kalau Wulan terlibat didalamnya hanya saja anaknya yang tidak berdosa harus hilang tiba-tiba karena apa yang mereka lakukan, terutama dirinya dan itu semakin membuat hatinya sesak..“Lebih baik selesaikan dengan Rena, tidak baik sebelum tidur masalah belum selesai.” Wulan berkata lembut membuat Azka terdiam “Kesanalah pasti Rena membutuhkanmu.”Wulan melepaskan pelukan Azka darinya, memegang kedua pipi Azka membuat mereka saling menatap satu sama lain. Membelai kedua pipi Azka tanpa melepaskan tatapan mereka, membuat Azka menyadari satu hal Wulan mencintai dirinya dengan tulus. Perasaan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status