Share

Kilatan Mata Vivi

Mentari mulai menyusutkan cahayanya ketika ia mulai tenggelam ke ufuk barat bersama arakan awan kelabu diterpa angin.

Dalam cuaca ini, hatiku mengambang di atas bahagia yang sesungguhnya. Bergandengan tangan dengan kekasih hati mengitari lapangan luas yang penuh pengunjung bak lautan manusia.

Lelah tak dirasa, keringat basah tak pernah membuat aku berhenti berlari ke sana ke mari. Kami lepas, tertawa renyah bersama, tersenyum malu-malu kala mata kami saling bertemu di momen manis tertentu, mencoba berbagai wahana yang ada, membuat banyak kenangan indah yang pasti tak akan bisa kulupa dengan mudah.

“Mulai hari ini panggil Vivi begitu terus, ya?” ucapnya membuka kembali percakapan setelah kami duduk sambil memakan es krim.

Dahiku mengerut.

“Susah, Vi. Itu cuma keluar di momen tertentu,” sahutku seraya menggigit cone es krim yang dipegang.

“Ih!” dengkusnya menyenggol keras. Membuat es krim yang belum tandas jatuh.

Aku menganga di tempat, tak bisa lepas pandangan pada makanan enak itu di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status