Share

Bab.35 Duda Meresahkan

Duda Meresahkan

“Mama lebih berat dari Zora waktu itu. Tapi Papa kuat gendong Mama.”

Nisa menendang kaki Ryan. Tidak tahu malu! Lihatlah, Raya sedang menahan tawa. Dan muka Zora...?

“Waktu kapan?” tanya Zora.

Nah, loh waktu kapan tanya Zora. Jawab Ryan, jawab!

“Di Puncak bukan?” sindir Raya. Kali ini dia tak dapat menahannya. “Nisa meriang sih, jadi enggak bisa main api unggun bareng teman-teman kita.”

“Mama meriang kenapa?”

Nisa tersenyum kecut. Dia melirik pada Raya dan Ryan bergantian. Di depan Zora lancang benar mereka membicarakan tentang hari itu. Nanti kalau Zora jadi ingin tahu lebih banyak, siapa yang menjawab coba?

“Ayo naik ke punggung Papa.”

Kesempatan langka. Sudah lama sekali dia tidak digendong Papa. Kalau tidak salah ingat mungkin terakhir kali digendong saat jatuh dari sepeda waktu kelas satu SMP.

“Zora sama Mama berat siapa, Pa?”

“Ya Papa enggak tahu kalau sekarang. Mama kan gendut sekarang.”

“Mama enggak gendut kok.” Zora membela Mamanya. Faktanya begitu. Mama canti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status