Bel pulang sekolah sudah berbunyi,disinilah fely sekarang.Masih di kelas menikmati suasana tenang dengan novel di tangannya.
"Fel ayo pulang"ajak satria sambil berjalan ke arah fely.
"..."tak ada sautan dari fely.Sebenarnya fely ingin pulang tapi hatinya merasa ragu apakah papanya akan bersikap tak suka dengan dirinya? Semenjak dia tau bahwa dia bukan anak dari mama dan papanya bara hatinya merasa tak pantas berada di rumah mereka.
"Fel,lu kenapa?"tanya satria dengan heran.
"Gue gak papa"jawab fely dengan senyum menyakinkan.
"Ayo pulang"ajak satria lagi.
Fely yang mendengar ajakan satria menjawab dengan gelengan kepala.
"Gue ngerasa gak pantes di rumah itu"jawab fely jujur.
"..."satria menatap fely dengan lekat tanpa mengeluarkan kata-kata.
"Yakin lu gak mau pulang?"tanya satria dengan serius.
"Sebenernya gue mau pulang tapi gue takut kehadiran gue gak diinginkan di rumah"kata fely dengan tatapan sedih.
"Ya
Fely memasuki rumah dengan perasaan percampur aduk.Dengan sekali tarik nafas fely mulai membuka pintu dan melangkahkan kakinya memasuki rumah. Fely melihat ke seisi rumah,terlihat semua anggota keluarga sedang berkumpul di ruang keluarga sedang sibuk dengan pemikiran masing-masing. "Ma"panggil fely lirih. "Fely!"kata mamanya dan langsung bangkit dari duduknya. "..."fely membalas dengan senyum manisnya. "Akhirnya lu pulang dek"kata bara dengan nada bahagia. Sedangkan papa bara masih duduk di tempat dengan tatapan datar miliknya untuk fely. "Kamu gak papa kan?"tanya mamanya setelah sampai di depan fely dan memeluk tubuh fely dengan erat. "Fely gak papa"kata fely dengan senyum getir. "Mama minta maaf karena gak kasih tau kamu soal itu"kata mama dengan raut wajah menyesal. "Iya,gak papa"jawab fely dengan senyum tipis. "Mama-"kata mama bara terpotong oleh ucapan papanya. "Inget pulang? Uangnya
Pagi harinya fely bangun dari tidur dengan mata yang agak menghitam karena semalam dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.Fely melangkahkan kakinya menuju lantai dasar.Saat dia ingin berjalan ke arah pintu keluar ada seseorang yang memanggil namanya. "Fely!"panggil mamanya dari arah meja makan. "Iya?"jawab fely sambil menatap mamanya. "Sini sarapan dulu"kata mama fely dengan senyum mengembang. "Aku langsung berangkat aja ma"kata fely dengan senyum manisnya. "Mama buatin bekal dulu,tunggu sebentar"kata mama fely dan berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan bekal milik fely. "Menyusahkan saja"gumang papa fely dengan pelan dan masih menyantap makanannya. Bara yang mendengar ucapan papanya tadi hanya bisa menahan diri dan diam di tempat. Fely masih berdiri di tempat tanpa ada niatan untuk berjalan ke arah meja makan dengan raut wajah datar. Sebenarnya dia juga dengar tapi fely hanya bisa diam. Beberapa saat kemu
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Fely masih mengemasi barang-barangnya. "Lu bener mau pulang sendiri?"tanya rina dengan nada khawatir. "Hm"jawab fely yang masih sibuk memasukan buku-bukunya. "Tapi kaki lu? Emang udah baikan? Gue khawatir fel"kata syasa sambil menatap fely serius. "Gue gak apa-apa,luka kecil gak masalah"kata fely dengan tenang. "Si arka juga kenapa ada acara gak berangkat sih"kata rina dengan kesal. "Dia ada urusan hak dia dong rin mau berangkat atau enggak"kata fely sambil menatap rina tak suka. "Iya deh yang belain cowoknya"kata rina dengan nada mengoda. "Gue gak belain dia rina"kata fely dengan kesal. Saat rina ingin membalas ucapan fely tadi,dia udah keduluan sama ucapan dari riska. "Udah jangan di lanjutin,gak pulang-pulang kalau debat terus"kata riska dengan nada malas. "Ya udah yuk jalan!"kata syasa sambil mengandeng fely dan riska. "Gue mulu yang di tingg
Di markas arjun terlihat arka sedang berkutat dengan berkas-berkas laporan.Tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi dengan sangat nyaring. "Halo"kata arka tanpa melihat nama sang penelfon. 'Ar gawat! Cewek lu di culik orang!'kata orang di sebrang sana. Brak! Arka mengebrak meja dengan emosi. "Bagaimana bisa?!"kata arka dengan emosi mengebu. Teman-teman arka yang melihat itu hanya bisa menatap dengan raut wajah bingung tanpa ada niatan untuk bertanya. 'Sorry tadi gue lengah'kata orang di sebrang sana drngan nada bersalah. "Ikutin orang yang culik fely dan serlok ke gue"kata arka dengan emosi tertahan dan memutuskan panggilan secara sepihak. "Lu pada ikut gue"kata arka tanpa menunggu respon teman-temannya.Dengan tampang bingung mereka mengikuti langkah arka.Satu pemikiran di benak mereka jangan bertanya ke arka jika ingin selamat. Di lain tempat. Di salah satu ruangan club yang ada di ibu kota terlihat s
"Percuma lu berontak"kata lelaki tadi dengan tenang dan berjalan ke arah fely. "Buka mulutnya"perintah lelaki tadi yang sudah di depan fely. "Emm"dengan sekuat tenaga fely merapatkan mulutnya tapi apah daya dia seorang wanita dan tenagannya kalah besar. Dengan sekali tuang minuman beralkohol tadi memenuhi ronggang tenggorokan fely.Fely yang di perlakukan seperti itu hanya bisa menutup mata dengan rapat saat merasakan minuman beralkohol menelusuri tengorokannnya. Pria besar yang menuang minuman tari menatap fely dengan senyum puas. "Lepaskan dia"perintahnya kepada anak buahnya. "Kita-"kata pria tadi terpotong oleh gebrakan pintu yang di paksa untuk terbuka. Brak!! "Bedebah! Mati lu pada"kata arka dengan emosi memuncah. Bhug Bhug Bhug Bhug Dengan membabi buta arka memukul mereka. "Arka"panggil fely dengan lirih. "Fely"kata arka dan mulai sadar dengan tujuan awalnya.D
Pagi harinya fely mulai membuka mata dengan sayup-sayup. "Gue dimana?"kata fely setelah duduk di atas tempat tidur. Fely melihat kesekeliling ruangan dan dia merasa asing dengan ruangan yang di tempati sekarang. "Semalem gue gak kenapa-napa kan?"kata fely saat ingat kejadian kemarin. "Jangan-jangan..."kata fely sambil melihat pakaiannya.Dan nafas lega keluar dari fely saat melihat pakaiannya masih lengkap. "Syukur lah"kata dan kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "Lu udah bangun?"kata arka dari ambang pintu dengan makanan di tangannya. "Lu?"kata fely tak percaya melihat sosok arka di depannya. "Hm,kenapa?"kata arka sambil berjalan ke arah fely. "Gak"jawab fely sambil menatap arka lekat. 'Gimana caranya gue bisa sama dia?'batin fely dengan heran. "Gue yang selametin elu dari tiga pria sialan itu"kata arka menjawab pertanyaan fely. "Lah?"kata fely bingung saat arka mengetahui isi fi
Di tempat lain. "Lu kan yang sebarin ini?"kata raka dengan emosi tertahan. "Iya,hebatkan gue"kata natasya dengan santai. "Gila lu"kata raka dengan nada tak percaya. "Yah,gue emang gila"kata natasya dengan tenang. "Kenapa lu berubah nat,gue suka lu yang dulu"kata raka dengan lesu. "Gue gak berubah ini sikap gue yang asli.Lu pada yang buta aja sampai gak percaya sama fely"kata natasya dengan senyum sinisnya. Raka menatap natasya dengan tatapan yang tak bisa di artikan. "Jangan ganggu gue lagi setelah ini"kata raka dan berlalu pergi. "Kalau masih bisa gue manfaatin kenapa enggak"kata natasya dengan senyum sinisnya dan meninggalakan tempat tadi dengan senyum senang. Di markas arjun. Fely masih menunggu kedatangan sepupunya dengan perasaan bercampur aduk dan pikiran entah kemana. 'Siapa mereka?'batin fely dengan gusar. 'Semalem gue gak ngelakuin aneh-aneh kan?'batin fely lagi drngan wa
Fely di antar satria ke rumahnya.Dengan berat hati fely mengiyakan ajakan satria untuk mengantarkannya pulang ke rumah. "Masuk gih"kata satria sambil menatap fely dengan senyum senang. "Hm"jawab fely dan memasuki gerbang rumahnya dengan perasaan malas. Fely terus berjalan hingga sampai di depan pintu rumahnya. Baru membuka pintu tiba-tiba ada suara yang mengejutkannya. "Untuk apa kamu pulang?"kata orang tadi dengan datar dan aura membahayakan. "..."fely diam membisu dia bingung ingin menjawab dengan apa.Bahkan dia juga bingung apa alasan untuk pulang kerumah ini. "Jawab saya anak tak tau diri!"kata papanya dengan nada mulai meninggi. "Sudah habis kesabaran saya menghadapi kamu.Selain membuat malu apa tak ada kegiatan untuk mu hah?!"kata papa fely sambil menatap fely tajam dan menusuk. Dengan heran fely menatap papanya dengan dahi mengkerut. "Jangan tatap saya dengan wajah seperti itu!"kata papanya dengan