Home / Young Adult / Terjebak Gairah Liar Tante Sarah / Kebenaran x Keingingan Ajeng

Share

Kebenaran x Keingingan Ajeng

Author: NomNom69
last update Huling Na-update: 2025-12-02 17:35:19

Mbak Ajeng masih menatap Luki tanpa berkedip, seolah ingin memastikan bahwa Luki tidak punya ruang untuk berbohong. Tatapannya bukan marah, tapi jelas penuh ketegasan dan sedikit kekecewaan yang terselip. Luki merasakan tengkuknya dingin, seperti ada tangan yang menahannya dari belakang.

“Luk?” suara Mbak Ajeng kembali muncul, lembut tapi tegas. “Bener semalem Tante Sarah kesini?”

Luki membuka mulut tapi suaranya tidak keluar. Ia menelan ludah, menatap meja, lalu akhirnya… mengangguk pelan. Perlahan sekali. Hampir seperti orang yang takut dengan gerakannya sendiri.

Mbak Ajeng bersandar ke sandaran kursi, kedua tangannya terlipat di dada. Tatapannya tidak lagi tajam, tapi jelas sedang menimbang banyak hal.

“Ngapain dia kesini, Luk?”

Pertanyaan itu seperti pukulan kedua. Luki langsung menegang. Nafasnya terasa pendek. Ia ingin menjawab, tapi lidahnya kaku. Kata-kata yang seharusnya bisa keluar dengan alasan apa pun justru hilang entah ke mana.

Mbak Ajeng memperhatikan ekspre
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sumarna
kenapa jadi tersendat sendat babnya ,apa dah kehabisan idenya .ayo lanjut semangat.......
goodnovel comment avatar
Alfarizqi Azka
gak asik,cuma satu bab saja.terlalu pelit penulisnya.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Kedatangan Sarah x Maria

    Tiba di rumah, Luki langsung mencium aroma kue yang hangat dari arah dapur. Mbak Ajeng terlihat sibuk di depan meja, adonan di mangkuk besar masih diaduk perlahan. Saat mendengar suara pintu dibuka, ia menoleh dan tersenyum tipis. “Udah pulang, Luk?” tanyanya. “Gimana jadinya?” Luki melepas sepatunya, lalu berjalan masuk sambil menghela napas. “Iya, Mbak,” jawabnya pelan. “Bener kata Mbak. Tante nyuruh aku besuk Mamah.” Mbak Ajeng berhenti mengaduk. Alisnya sedikit berkerut, matanya menyipit penuh tanya. “Besuk Mamah?” ulangnya. “Tumben, Luk. Mamah kenapa? Ada apa?” “Enggak,” Luki menggeleng. Ia duduk di kursi meja makan, menyandarkan punggungnya. “Mamah baik-baik aja. Tapi… aku juga bingung ini kabar baik atau malah bikin pusing.” Mbak Ajeng kembali mengaduk adonan, namun jelas perhatiannya terbagi. “Maksudnya gimana?” Luki menatap permukaan meja sebentar, memilih kata. “Tante bilang, ada orang yang ngelunasin biaya denda sama uang pengganti Mamah. Katanya cukup b

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Kabar dari Tante Sarah

    Siang itu rumah terasa lebih tenang dari biasanya. Televisi menyala dengan volume sedang, menampilkan acara yang bahkan tak benar-benar ditonton oleh Ajeng. Ia duduk bersandar di sofa, satu kakinya dilipat, matanya sesekali melirik ke arah Luki yang mondar-mandir di kamar, sibuk bersiap. Tak lama kemudian, Luki keluar dengan kemeja rapi dan jam tangan yang baru saja ia kenakan. Gerakannya terlihat tergesa tapi masih terkontrol, seolah ia sendiri belum sepenuhnya yakin dengan kepergiannya. Ajeng menoleh, mematikan suara televisi lalu bertanya dengan nada datar, tapi penuh perhatian. “Kamu mau ke mana, Luk?” Luki berhenti sebentar, lalu berjalan mendekat sambil merapikan ujung bajunya. “Ke rumah Tante Sarah bentar, Mbak,” jawabnya ringan. “Katanya ada yang mau diomongin.” Ajeng mengernyit kecil. Ia menegakkan duduknya, menatap Luki lebih serius. “Ngomongin apa?” Luki mengangkat bahu pelan. “Gak tau. Katanya nanti aja ngomongnya di sana.” Ajeng terdiam sejenak, pikira

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Maria x Kekhawatiran Sarah

    Siang itu, di dalam sel, Pak Herman sedang duduk bersandar di dinding ketika seorang petugas lapas berhenti di depan jeruji. “Pak Herman,” panggil petugas itu dengan nada datar. Herman mengangkat kepala. “Iya, Pak?” “Ada yang mau besuk.” Herman sedikit mengernyit. “Siapa? Bukannya tadi sudah… Luki sama Ajeng.” Petugas itu melihat catatannya sebentar. “Namanya Bu Sarah.” Herman terdiam sesaat. Ada jeda yang cukup jelas sebelum akhirnya ia bangkit berdiri. Wajahnya tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, meski langkahnya tetap tenang mengikuti petugas menuju ruang besuk. Begitu sampai, Herman langsung melihat sosok Sarah sudah duduk di kursi seberang meja pembatas. Sarah menoleh, tersenyum tipis, tanpa langsung bicara apa pun. Herman duduk perlahan. “Kamu ke sini?” Sarah mengangguk kecil. “Udah ketemu Luki sama Ajeng, Man?” Herman semakin heran. “Kok kamu tahu mereka habis dari sini?” Sarah menyandarkan punggungnya, ekspresinya tenang. “Semalem Luki cerita. Katany

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Besuk Papah x Kedatangan Tante Sarah

    Sabtu siang itu cuaca terasa terik, tapi Luki tetap menyetir dengan tenang. Di kursi sebelahnya, Mbak Ajeng duduk sambil memangku plastik berisi bakmi yang baru saja mereka beli—bakmi kesukaan papah Luki, yang sejak tadi terus Ajeng jaga agar tidak tumpah. “Harusnya masih anget pas nyampe,” kata Ajeng pelan sambil melirik jam di dashboard. “Iya, Papah pasti seneng,” jawab Luki singkat, meski nadanya terdengar sedikit tertahan. Sepanjang perjalanan menuju lapas, suasana di dalam mobil lebih banyak diisi diam. Luki fokus ke jalan, sementara Ajeng beberapa kali menoleh ke arah Luki, seolah ingin memastikan kondisi batinnya baik-baik saja. Tapi Ajeng memilih tidak banyak bicara, memberi ruang pada Luki untuk tenggelam dalam pikirannya sendiri. Setibanya di depan lapas, Luki memarkir mobil dengan rapi. Ia menarik napas dalam sebelum mematikan mesin. “Siap, Mbak?” tanyanya sambil menoleh. Ajeng mengangguk. “Siap. Kamu juga udah siap kan, Luk.” Mereka turun dari mobil dan berja

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Menjenguk Papah x Bersama Ajeng

    Siang itu, ruangan Gladys terasa cukup tenang. AC menyala pelan, sementara berkas-berkas kontrak tersusun rapi di meja. Luki memperhatikan satu kontrak yang sedang Gladys jelaskan.“Jadi yang ini tinggal kamu cek ulang pasal pembayarannya aja, Luk,” kata Gladys sambil menunjuk halaman terakhir.Luki mengangguk. “Oke, gampang. Nanti malam aku rapihin terus kirim revisinya.”Rapat kecil itu berjalan sekitar 20 menit. Setelah semuanya dirasa cukup, Gladys menutup map berkas dan bersandar.“Udahan dulu. Kita makan siang yuk?” ajaknya.“Gas,” jawab Luki sambil merapikan meja.Mereka berjalan menuju kantin kantor. Suasananya lumayan ramai, tapi masih dapat meja kosong. Saat makanan baru sampai, Luki mengambil ponselnya sebentar. Ada satu pesan WhatsApp baru.Dari Om Iksan.Luk, Papah kamu minta dijenguk minggu ini. Kalau bisa ajak Ajeng sekalian ya.Luki menarik napas pelan, kemudian membalas singkat.Iya Om, insyaallah Sabtu ya.Gladys melihatnya dari seberang meja. “Chat dari siapa? Mbak

  • Terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Tawarin Kerja x Untuk Ajeng

    Setelah itu, suasana kamar masih hangat dan sunyi. Tante Sarah berbaring menyandar di dada Luki, tubuhnya masih dibalut selimut yang sama, napasnya perlahan mulai stabil. Luki mengusap pelan kepala Tante Sarah, gerakannya lembut, seperti mencoba menenangkan sekaligus menormalkan kembali suasana. Tante Sarah menarik sedikit selimut naik ke bahunya, lalu berkata dengan suara lirih, “Aku sebenarnya mau ajak kamu sama Ajeng kerja di butik aku nanti…” Luki menoleh kecil, masih mengusap rambutnya. “Aku kan udah kerja, Tan,” jawabnya pelan. “Kalau mau ngajak, coba tawarin Mbak Ajeng aja.” Tante Sarah mengangkat wajahnya sedikit, menatap Luki dengan alis terangkat. “Ajeng? Kan dia juga kerja, Luk.” Luki menggeleng. “Mbak Ajeng udah nggak kerja, Tan.” Tante Sarah diam sebentar, kagetnya terlihat jelas. Ia bangkit sedikit, bersandar di lengan Luki sambil memegang selimut agar tetap menutup tubuhnya. “Serius?” tanyanya. “Kenapa udah nggak kerja?” Luki menarik napas pelan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status