Share

Siapa Dia?

Author: NomNom69
last update Last Updated: 2025-09-09 02:51:25

Mobil berhenti di area parkir supermarket yang cukup ramai. Sarah mematikan mesin lalu melepas sabuk pengamannya dengan santai. Luki ikut turun, matanya sempat menyapu sekeliling.

Beberapa pria yang lewat terlihat melirik ke arah Sarah. Dengan penampilan sederhana tapi tetap menonjol, aura dewasanya jelas menarik perhatian. Luki menelan ludah, merasa risih sekaligus bangga.

“Tante kayaknya jadi pusat perhatian, deh,” gumam Luki sambil mendekat.

“Biarin aja, yang penting aku sama kamu sekarang,” jawab Sarah sambil tersenyum.

“Tante sengaja bikin aku deg-degan ya?” Luki membalas setengah bercanda.

Sarah pura-pura tak menggubris, lalu melangkah menuju pintu masuk supermarket. Namun sebelum jauh, ia sengaja meraih tangan Luki dan menggenggamnya erat. Gerakan sederhana itu membuat kepala Luki berputar.

“Tan…” Luki berbisik kaget.

“Kenapa? Kita keliatan lebih cocok ya kalau begini, kan?” Sarah menatapnya dengan tatapan genit.

“Tante gak takut orang mikir aneh?” Luki menelan ludah.

Sarah ter
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Anissa

    Luki terperanjat begitu melihat sosok yang memanggilnya. Seorang wanita dengan senyum ramah berdiri tidak jauh dari mereka. “Anissa…?” gumam Luki pelan, hampir tidak percaya bisa bertemu di sini.“Eh, iya Luk! Lama banget nggak ketemu,” sapa Anissa sambil melangkah mendekat.“Iya, aku juga kaget ketemu kamu di sini,” jawab Luki, suaranya agak gugup.Sarah yang berdiri di sampingnya ikut melirik penuh rasa ingin tahu.“Luk, kenalin dong, ini siapa?” tanya Sarah dengan nada santai namun jelas.“Oh, ini… Anissa, temen aku,” jawab Luki cepat, matanya tak berani menatap lama ke arah Sarah.Anissa tersenyum sopan, lalu menatap wanita di samping Luki.Sarah langsung merespons dengan percaya diri, senyumnya tidak goyah sedikit pun. “Halo, aku Sarah. Mbaknya Luki.”“Ohh, mbaknya ya,” Anissa mengangguk sopan. “Salam kenal, Mbak Sarah.”Luki hanya terdiam, merasa dadanya semakin sesak karena jawaban itu.Dalam hati, Anissa sempat bingung. Bukannya mbak Luki itu Ajeng ya? pikirnya singkat. Namun

  • terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Siapa Dia?

    Mobil berhenti di area parkir supermarket yang cukup ramai. Sarah mematikan mesin lalu melepas sabuk pengamannya dengan santai. Luki ikut turun, matanya sempat menyapu sekeliling.Beberapa pria yang lewat terlihat melirik ke arah Sarah. Dengan penampilan sederhana tapi tetap menonjol, aura dewasanya jelas menarik perhatian. Luki menelan ludah, merasa risih sekaligus bangga.“Tante kayaknya jadi pusat perhatian, deh,” gumam Luki sambil mendekat.“Biarin aja, yang penting aku sama kamu sekarang,” jawab Sarah sambil tersenyum.“Tante sengaja bikin aku deg-degan ya?” Luki membalas setengah bercanda.Sarah pura-pura tak menggubris, lalu melangkah menuju pintu masuk supermarket. Namun sebelum jauh, ia sengaja meraih tangan Luki dan menggenggamnya erat. Gerakan sederhana itu membuat kepala Luki berputar.“Tan…” Luki berbisik kaget.“Kenapa? Kita keliatan lebih cocok ya kalau begini, kan?” Sarah menatapnya dengan tatapan genit.“Tante gak takut orang mikir aneh?” Luki menelan ludah.Sarah ter

  • terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Titik Awal Candu

    Pagi itu cahaya matahari mulai menembus tirai kamar. Tante Sarah sudah terjaga lebih dulu, duduk di tepi ranjang sambil menatap wajah Luki yang masih terlelap. Ada senyum hangat di bibirnya, seolah baru menemukan sesuatu yang selama ini hilang. Pelan-pelan ia mengusap pipi Luki dengan ujung jari. Luki menggeliat kecil, matanya mulai terbuka setengah sadar. Begitu melihat Sarah, jantungnya langsung berdegup kencang. “Pagi, Luki sayang,” ucap Sarah lembut. “Pagi, Tan…” Luki menjawab dengan suara serak bangun tidur. “Tante kira kamu masih mimpi, ternyata udah melek juga,” Sarah tersenyum manis. Luki merasa canggung sekaligus hangat dengan sapaan itu. Bukan sapaan biasa, melainkan seperti seorang kekasih yang penuh kasih. Sarah lalu berdiri, meraih dasternya yang tergeletak di kursi. Ia mengenakan dasternya kembali, menyamarkan sisa-sisa malam yang baru saja mereka lewati. Namun sebelum melangkah pergi, ia kembali menoleh pada Luki. Pandangannya lembut, tak ada penyesalan di sana.

  • terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Malam Berkeringat

    Ranjang Luki bergoyang pelan saat mereka duduk semakin rapat. Cahaya senter ponsel yang diarahkan ke atas membuat kamar remang, cukup untuk memperlihatkan wajah satu sama lain. Tatapan Tante Sarah tak lagi ragu, penuh keberanian.Tangannya terulur, menyentuh pipi Luki dengan lembut. Luki terdiam, tubuhnya menegang, tapi tidak menghindar. Sentuhan itu membuatnya justru semakin berani menatap balik.“Tan… apa tante yakin?" tanya Luki pelan.“Yakin. Kamu mau kan bantu Tante, Sayang?" jawab Sarah mantap.“Mmm.. Iya Tan,” balas Luki lirih.Sarah tersenyum, lalu jemarinya menelusuri rahang Luki. Tubuhnya mendekat, napasnya terasa hangat di wajah Luki. Jarak mereka kini tinggal setipis udara.“Kamu deg-degan banget,” ucap Sarah menggoda.“Siapa yang gak deg-degan kalau sedekat ini sama tante,” jawab Luki sambil menahan napas.“Hm… Kamu beneran bantu Tante?” tanyanya memastikan.Luki menatap mata tante, kali ini tanpa menunduk. “Iya Tan,” ucapnya jujur.Sarah tertawa kecil, puas dengan jawaba

  • terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Hasrat yang semakin Berani

    Tiba-tiba listrik padam, seluruh rumah gelap gulita. Luki yang masih berdiri di depan pintu kamar Tante Sarah langsung terkejut. Tante Sarah juga kaget, lalu refleks memanggil.“Luki? Kamu di situ ya?” tanyanya pelan.“I-iya, Tan…,” jawab Luki gugup sambil menahan napas.“Jangan kemana-mana, tunggu di situ dulu,” ucap Tante Sarah sambil meraba meja mencari sesuatu.Ia menemukan ponselnya dan langsung menyalakan senter. Cahaya putih membuat wajahnya terlihat jelas dari celah pintu. Luki hanya berdiri kaku, tidak tahu harus bagaimana.“Hhh, syukurlah ketemu juga,” gumam Tante Sarah lega.“Gelap gini bikin jantung deg-degan,” tambahnya sambil menghela napas.“Luk, temenin tante ya… tante gak mau sendirian,” pintanya sambil tersenyum samar.Luki mengangguk cepat. Ia melangkah pelan ke arah pintu, seolah ingin masuk. Namun Tante Sarah buru-buru menghentikannya dengan nada menggoda.“Eh, jangan masuk kamar tante,” ucapnya tiba-tiba.“Kenapa, Tan? Aku nemenin aja kok,” Luki berusaha meyakink

  • terjebak Gairah Liar Tante Sarah   Malam Ketahuan

    Malam pun tiba, rumah terasa sepi setelah makan malam. Tante Sarah langsung menuju kamarnya, meninggalkan Luki yang masih duduk di meja makan. Sebelum masuk, ia sempat menoleh dan memberi peringatan singkat. “Jangan begadang main game lagi, Luk,” ucap Tante Sarah tegas. “Iya, Tan… cuma sebentar kok,” jawab Luki asal. “Hm, jangan lupa besok pagi bantu belanja ya,” tambahnya lalu menutup pintu kamar. Luki menghela napas panjang, lalu naik ke kamarnya sendiri. Ia menyalakan lampu kamar seadanya dan langsung merebahkan diri di kasur. Ponselnya segera ia buka, game favoritnya tampil di layar. “Ah, mending di kamar aja,” gumam Luki sambil menekan layar. “Kalau di bawah, pasti udah disuruh matiin lampu,” batinnya. “Kalau tau aku masih main, bisa marah lagi tuh,” ia nyengir sendiri. Suara klik dan musik game memenuhi kamar. Sesekali Luki mengumpat kecil saat kalah. Jempolnya bergerak cepat, mencoba menutupi rasa bosan yang menyeruak. “Aduh, kalah mulu lawan bocah beginian,”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status